Ajang Melestarikan Batik dengan Socio Act Hari Batik Nasional

Foto: Mahasiswa Sistem Informasi saat mengikuti Socio Act Hari Batik Nasional

Halo, Generasi Pionir! Tahukah kalian bahwa tanggal 2 Oktober setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Batik Nasional? Ditetapkannya 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional dikarenakan pada tanggal itu di tahun 2009 UNESCO meresmikan Batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity). Di lingkungan Departemen Sistem Informasi (DSI) ITS sendiri, seluruh sivitas akademika ikut meramaikan Hari Batik Nasional dengan adanya Socio Act yang diinisiasi oleh Departemen Social Development (SocDev) HMSI. Pembaca mungkin penasaran, sebenarnya apa, sih, Socio Act itu? Kami berkesempatan mewancarai Yogik, salah satu staf dari Departemen SocDev mengenai hal ini.

Secara garis besar, Socio Act merupakan gerakan sosial yang dilakukan dalam upaya meningkatkan kepekaan mahasiswa Sistem Informasi ITS di bidang Sosial Masyarakat. Kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan menyebarkan informasi dan seruan untuk melakukan sebuah gerakan atau aksi sosial bersamaan dengan diperingatinya hari sosial tertentu, misal saat Hari Batik Nasional kemarin.

Kemudian, mengapa SocDev memilih Hari Batik Nasional sebagai salah satu hari diadakannya Socio Act? SocDev sendiri berharap dengan mengangkat Hari Batik Nasional bisa menumbuhkan rasa kebanggaan dan kecintaan mahasiswa Sistem Informasi ITS terhadap kebudayaan Indonesia salah satunya Batik yang sudah diakui oleh UNESCO. Hari Batik yang sejatinya jatuh pada hari Minggu, 2 Oktober 2022 diputuskan untuk mengadakan Socio Act esok harinya pada hari Senin, 3 Oktober 2022. SocDev yang sudah menyiapkan photo booth kemudian menghimbau kepada seluruh sivitas akademika DSI untuk memakai batik pada hari Senin, 3 Oktober 2022 dan mengajak para mahasiswa untuk menyebarkan informasi dan seruan peringatan Hari Batik Nasional dengan berfoto di booth dan membagikannya melalui media sosial khususnya Instagram Story. 

Antusiasme mahasiswa Sistem Informasi untuk mengikuti Socio Act Hari Batik Nasional cukup tinggi. Hal ini terlihat dengan banyaknya mahasiswa yang meng-upload foto mereka di depan booth SocDev menggunakan busana batik serta menyerukan peringatan Hari Batik Nasional. SocDev cukup puas dan menganggap bahwa hal itu telah menggambarkan rasa kebanggaan dan kecintaan oleh mahasiswa Sistem Informasi terhadap kebudayaan indonesia khususnya pada pakaian batik.

Ayo, sebagai anak muda generasi penerus bangsa kita tetap lestarikan dan populerkan Batik sebagai kebanggaan Bangsa Indonesia di kehidupan sehari-hari! (YA)

Semarak ‘Carnival’ Wisuda Sistem Informasi ke-126

Bagi seorang mahasiswa, acara wisuda merupakan salah satu acara yang sangat penting dan dinantikan. Nah, pada hari Minggu tanggal 25 September lalu, Departemen Sistem Informasi ITS sukses menggelar acara wisuda ke-126 demi memberikan kenangan terindah bagi para wisudawan.

Acara wisuda ke-126 ini, akhirnya kembali dilaksanakan secara offline di Graha Sepuluh Nopember. Dari yang sebelumnya dilaksanakan secara online dan drive thru. Untuk wisuda kali ini, tema yang diterapkan oleh panitia adalah “Carnival”. Dengan tema tersebut panitia mendekorasi lapangan Departemen SI, sebagai venue dengan warna-warna dan properti yang meriah menyesuaikan dengan tema tersebut.

Rangkaian acara wisuda ini dimulai dengan mobilisasi para wisudawan Departemen Sistem Informasi dari Gedung Sistem Informasi ke Graha ITS dan kembali lagi ke Gedung Sistem Informasi. Mobilisasi yang dilakukan pada acara wisuda tersebut merupakan arak-arakan yang menggunakan kendaraan karnaval untuk para wisudawan. 

Acara pun diteruskan dengan penyambutan para wisudawan dengan Flashmob yang dipersembahkan oleh Mahasiswa SI 2022. Kemudian menyanyikan Mars SI serta mengumandangkan vivat SI. Acara disambungkan dengan sambutan dari kepala Departemen Sistem Informasi, Dr. Mudjahidin, S.T., M.T. dan ada persembahan dari wisudawan maupun dosen. Terakhir, acara diakhiri dengan sesi foto serta pembagian plakat.

“Kesannya sih yang pastinya seru banget dan juga bangga karena berhasil buat arak-arakan berjalan setelah sempat berhenti karena pandemi, terus amazed juga sama panitia nya bisa menyukseskan acara wisuda 126 kemarin” ucap Aziz Ardiansyah selaku Penanggung Jawab acara wisuda untuk Sistem Informasi ke-126. Ia melanjutkan “Untuk wisuda 127 nanti harapannya bisa lebih meriah lagi walaupun bukan wisuda genap yang ramai. Terus juga untuk panitianya dijaga komunikasinya biar acara lancar.”

Acara wisuda ke-126 ini berjalan dengan lancar dan berhasil untuk mencapai tujuan dari acara tersebut, yaitu untuk memberikan para wisudawan  Departemen Sistem Informasi dan keluarga nya sebuah kenangan yang terbaik. Untuk para wisudawan, kami ucapkan selamat semoga ilmu yang telah didapatkan serta prestasi yang telah diraih menjadi hal yang bermanfaat di kemudian hari. (RR)

Startup di Indonesia Dilanda Badai PHK, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Foto: Ilustrasi karyawan terkena PHK (Sumber: freepik.com)

Masih ingatkah kalian di akhir bulan September kemarin Indonesia dihebohkan dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh salah satu e-commerce terbesar di Indonesia yaitu Shopee? Tindakan PHK ini disusul beberapa startup lainnya yang melakukan hal serupa selama periode tujuh bulan sebelumnya. 

Bagi sebagian besar mahasiswa yang belajar di jurusan yang berhubungan dengan teknologi dan informasi, bekerja di sebuah startup merupakan suatu impian. Startup-startup di Indonesia banyak menawarkan kisaran gaji sebesar 13-45 juta. Angka yang cukup fantastis bukan? untuk membuat seseorang sangat ingin berada di posisi tersebut di startup. Namun, terjun  ke dunia bisnis startup tidaklah selalu indah bagaikan “utopia”. Salah satu masalah yang dapat timbul adalah PHK yang dilakukan oleh startup itu sendiri. Di Indonesia sendiri pada tahun 2022, dikabarkan total ada sepuluh startup yang melakukan PHK terhadap karyawan mereka.  

Startup terbaru yang mengumumkan bahwa mereka melakukan PHK adalah Shopee dan Tokocrypto. Shopee merupakan e-commerce asal Singapura yang juga beroperasi di Indonesia. Shopee melakukan PHK terhadap 3% dari total karyawan mereka di Indonesia atau kurang lebih 200 pekerja. Mereka beralasan bahwa PHK ini dengan tujuan sebagai langkah efisiensi. Sedangkan, Tokocrypto yang merupakan platform perdagangan aset crypto juga mengurangi jumlah pekerja mereka sekitar 20% dari total 225 karyawannya. 

Sebelum kedua startup tersebut, sederetan startup lain yang lebih dulu mengumumkan telah melakukan PHK terhadap karyawannya adalah JD.ID, Mamikos, Mobile Premier League, Lummo, TaniHub, LinkAja, Pahamify, dan Zenius. 

Penjelasan Pihak Startup Mengenai PHK

Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira, seperti yang dikutip dari Kompas.com mengatakan, keputusan melakukan PHK karyawan merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh perusahaan setelah menyesuaikan beberapa perubahan kebijakan bisnis. Sementara itu, Vice President Corporate Communications Tokocrypto, Rieka Handayani, yang dikutip dari cnbcindonesia.com, mengatakan bahwa keputusan PHK adalah hasil analisis dan prediksi yang dilakukan manajemen. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kondisi pada pasar crypto dan ekonomi global yang berkepanjangan.

Manajemen Zenius sendiri juga sudah mengeluarkan statement bahwa perusahaan terpaksa melakukan PHK karena kondisi makro ekonomi mereka sedang berada di fase terburuk dalam dekade terakhir. “Mengenai pengurangan karyawan, saat ini kita sedang mengalami kondisi makro ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir,” ujar manajemen dikutip dari keterangannya kepada Kompas.com.

“Untuk beradaptasi dengan dinamisnya kondisi makro ekonomi yang memengaruhi industri, Zenius perlu melakukan konsolidasi dan sinergi proses bisnis untuk memastikan keberlanjutan. Setelah melalui evaluasi dan review peninjauan ulang komprehensif, Zenius mengumumkan bahwa lebih dari 200 dari karyawan harus meninggalkan Zenius,” sambungnya.

Selain itu, PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) alias LinkAja mengatakan pengurangan tenaga kerja terjadi dengan alasan ingin reorganisasi SDM. “Sebagai sebuah perusahaan startup yang berkembang pesat, LinkAja diharapkan terus bisa agile dan adaptif dalam melakukan penyesuaian bisnis untuk memastikan pertumbuhan perusahaan yang sehat, positif, dan optimal. Menjawab tantangan ini memang akan ada beberapa perubahan signifikan yang akan dilakukan LinkAja, terutama berkaitan dengan fokus dan tujuan bisnis perusahaan, salah satunya adalah dengan reorganisasi SDM,” ujar Reka kepada Kompas.com, Rabu (25/5/2022).

Alasan Badai PHK Startup Terjadi

Co-Founder dan CEO eFishery, Gibran Huzaifah, memiliki pendapat lain mengenai fenomena badai PHK yang menimpa startup di Indonesia bahkan dunia. Melalui akun Twitternya, Gibran berpendapat bahwa terjadinya PHK massal karena beberapa faktor. 

Layoffs ini kan hasil dari bisnis yang enggak sustainable, soalnya jorjoran bakar duit. Yes, memang founder sama VC (Venture Capital) yang drive ini dengan agresif. Yes, di banyak case, model bisnisnya kacau,” tulis Gibran dalam Twitternya, dikutip Kamis (22/9/2022).

Bakar duit dengan memberikan promo memang sebuah cara instan untuk mendapatkan konsumen dan konsumen lebih memilih produk yang terdapat promo daripada melihat dari kualitasnya. Namun di satu sisi, bakar duit ini juga sangat membebani startup dan lama kelamaan harga yang harus dibayar untuk membuat startup tetap bersaing dan mempertahankan konsumen akan melonjak tinggi. Jika manajemen startup sudah beralih fokus ke profit dan secara otomatis mengurangi promo atau biaya pemasaran, mereka akan kalah bersaing dengan kompetitor yang lebih jorjoran berbekal modal besar dari investor.

Pada akhirnya, seribu satu cara diambil untuk tetap menjaga keberlangsungan perusahaan serta menjaga konsumen tetap ada dan salah satunya adalah jalur PHK. Sebagai pekerja di bidang IT kita harus mampu mengantisipasi perubahan drastis seperti terjadinya PHK ini dan terus berjalan maju ke depan beradaptasi kembali. (YA)

Sumber referensi:

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220927063905-37-375161/tsunami-phk-hantam-raksasa-ri-3-perusahaan-dalam-seminggu

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220922141241-37-374187/founder-ungkap-alasan-badai-phk-startup-fenomena-bakar-duit

https://money.kompas.com/read/2022/09/20/090500226/kala-gelombang-phk-startup-digital-masih-berlanjut-?page=all

https://news.detik.com/x/detail/spotlight/20220928/Badai-PHK-Startup-di-Indonesia/