GitHub Copilot: Solusi AI Bagi Programmer

Dalam peradaban yang mengendarai ombak teknologi, perkembangan dan pengaplikasian teknologi itu sendiri  tidak bisa lepas dari penggunaan bahasa pemrograman. Dalam dunia pemrograman, GitHub tidak akan asing sebagai salah satu layanan penyedia repositori yang cukup terkenal. GitHub adalah layanan hosting web bersama untuk proyek perangkat lunak menggunakan sistem kontrol berbasis Git. Sederhananya, GitHub adalah perangkat lunak berbasis cloud yang dapat membantu developer dari berbagai tempat untuk terhubung dan bekerja sama dalam membangun proyek tertentu.

Pada tanggal 29 Juni 2021 lalu, GitHub membuat terobosan baru, yaitu dengan meluncurkan GitHub Copilot. GitHub Copilot adalah hasil kolaborasi dari GitHub dan OpenAI GPT-4 yang digambarkan sebagai “Your AI pair programmer“. Artificial Intelligence Ini merupakan sebuah extension untuk Visual Studio Code, Neovim, dan JetBrains yang secara otomatis menghasilkan saran kode  berdasarkan function atau baris kode yang sedang dibuat. Selain itu, AI ini juga memiliki fitur autocomplete dan dapat menyesuaikan  bahasa pemrograman yang digunakan saat itu.

Program memiliki eror yang tidak dapat ditemukan? Kesulitan dalam mengimplementasikan suatu fungsi? GitHub Copilot dapat membantu menyelesaikannya. Dengan menggunakan GitHub Copilot, penulis kode akan mendapatkan saran untuk keseluruhan baris atau seluruh fungsi yang  ditampilkan di bagian code editor. Dengan ini, kita tidak perlu berlama-lama untuk memecahkan permasalahan yang ada. 

GitHub Copilot berdasarkan pada model Codex dari OpenAI yang telah dilatih dengan menggunakan miliaran baris kode publik. Dataset pelatihannya dikumpulkan pada bulan Mei 2020 dari 54 juta repositori publik yang di-hosting di GitHub. Setelah proses penyaringan, Codex mengamati pola dari setiap baris kode yang ditulis oleh para programmer, sehingga seperti Copilot, Robot AI ini dapat memahami dan membantu dalam menulis fungsi pada baris selanjutnya.

Fitur-Fitur GitHub Copilot

  1. Mengubah komentar menjadi baris kode

Sebagai pilot, tugas kita hanya menguraikan alur logika yang diinginkan melalui komentar, dan kemudian secara otomatis GitHub Copilot akan menyusun kode yang dapat digunakan.

  1. Otomasi untuk kode yang berulang

AI dapat berfungsi secara efektif dalam menghasilkan pola kode yang berulang dengan cepat. Hanya dengan memberikan contoh, AI dapat secara otomatis menghasilkan kode yang tersisa untuk digunakan.

  1. Alternatif Kode

Jika kita membuat suatu function untuk memecahkan sebuah permasalahan, maka AI akan menampilkan alternatif kode yang dapat digunakan. Namun, apabila kita tidak ingin menggunakan alternatif tersebut, kita dapat memilih untuk tidak menggunakannya. 

GitHub Copilot menggantikan Programmer?

Tentunya jawaban dari pertanyaan ini adalah Tidak. Dari namanya sendiri adalah “Copilot”, maka tidak mungkin AI ini akan menjadi “Pilot”nya. AI membutuhkan suatu perintah atau pemicu agar bisa memberikan saran. Maka dari itu, apabila perintah atau garis besar kode tidak disediakan,  AI tidak akan bisa melakukan generasi baris program. Selain itu, GitHub  menegaskan bahwa fungsi dari GitHub Copilot ini adalah untuk mempermudah programmer dalam menjalankan tugasnya, sehingga programmer tidak perlu menghabiskan waktu lama   menyelesaikan eror sepele

(MR)

Referensi: 

https://www.niagahoster.co.id/blog/github-adalah/#Pengertian_GitHub

https://store.sirclo.com/blog/fungsi-aplikasi-github/

https://github.com/features/preview/copilot-x

https://www.keyzex.com/2021/11/apa-itu-github-copilot-cara-kerja-github-copilot.html?m=l

Teknologi AI Berhasil Tiru Suara Drake dan The Weeknd

Foto: Ilustrasi dari Ghostwriter (Sumber: youtube.com)

Sebuah lagu berjudul “Heart on My Sleeve” yang memuat suara Drake dan The Weeknd baru-baru ini telah membuat heboh jagat internet dan menjadi sangat populer di Spotify. Namun, ternyata terungkap bahwa lagu ini diproduksi menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Menurut CNNIndonesia.com pada Selasa (18/4) pukul 12.00 WIB, lagu ini telah diputar lebih dari 600 ribu kali di platform musik tersebut. Meskipun lagu tersebut masih tersedia di profil pengguna bernama ghostwriter, saat ini lagu dengan lantunan oleh dua musisi global tersebut sudah tidak dapat diputar lagi. Pada TikTok, lagu yang diunggah oleh akun @ghostwriter977 ini mendapatkan banyak perhatian dan telah didengar lebih dari 2,2 juta kali. 

Sekarang lagu ini kabarnya sudah dihapus dari berbagai platform, boleh jadi karena melanggar kebijakan hak cipta dari berbagai label musik, lantaran bukan berasal dari Drake atau The Weeknd yang asli. Namun, kita masih dapat mendengarnya karena banyak orang yang mengunggah kembali lagu ini di beberapa platform media sosial. 

Penciptaan lagu-lagu yang dihasilkan oleh AI menggunakan kesamaan suara artis dapat menjadi pelanggaran hukum hak cipta, seperti yang dikatakan oleh Universal Music Group (UMG), perusahaan yang menerbitkan kedua artis tersebut melalui label Republic Records. Dalam sebuah pernyataan kepada Newsweek, UMG mengatakan lagu “Heart on My Sleeve” adalah “pelanggaran konten yang dibuat dengan AI generatif,”

Drake dan The Weeknd belum menanggapi keberadaan lagu tersebut. Hanya saja beberapa musisi memang banyak mengeluhkan keberadaan teknologi kecerdasan buatan yang kerap memalsukan suara mereka. Salah satunya Drake yang mengatakan AI adalah bentuk penipuan yang tidak bisa diterima. Pasalnya, dia pernah jadi korban penipuan AI ketika salah seorang kreator konten membuat video dirinya yang dihasilkan dari AI menyanyikan lagu milik orang lain. “Ini adalah penipuan tergila dari kecerdasan buatan,” tulis Drake lewat akun Instagram miliknya.

Tidak hanya Drake dan The Weeknd yang pernah menghadapi kasus serupa, sebelumnya pada tahun 2020 Jay-Z juga pernah menggugat YouTube karena membiarkan dan tidak menindak video-video dirinya yang dibuat dari kecerdasan buatan. Kemudian, ada Eminem dengan video dirinya menyanyikan lagu rap mengenai kucing. 

UMG telah mengambil tindakan untuk mencegah musik hasil rekayasa teknologi AI yang mengancam artis rekamannya. Menurut laporan Financial Times, UMG telah meminta layanan streaming seperti Spotify untuk mencegah perusahaan kecerdasan buatan menggunakan musiknya untuk melatih model AI mereka. Seorang perwakilan UMG mengatakan bahwa mereka memiliki tanggung jawab moral dan komersial untuk melindungi artis mereka dari penggunaan musik yang tidak sah dan untuk menghentikan platform streaming yang menampung konten yang melanggar hak cipta artis dan pencipta lainnya. (YA)

Sumber Referensi:

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230418154511-185-939400/ai-tiru-suara-drake-dan-the-weeknd-hits-di-spotify-picu-kontroversi

https://merahputih.com/post/read/lagu-drake-x-the-weeknd-viral-ternyata-buatan-ai\

https://www.newsweek.com/ghostwriter-ai-generated-drake-song-selena-gomez-reacts-possible-lawsuit-tiktok-1794953

https://tekno.sindonews.com/read/1075857/207/kecerdasan-buatan-tipu-banyak-orang-dengan-lagu-palsu-drake-dan-the-weeknd-1681769082?showpage=all

SAP: Solusi Bisnis Terbaik untuk Efisiensi dan Produktivitas

Sumber (news.sap.com)

Suatu perusahaan pastinya membutuhkan tools atau sistem yang mudah diaplikasikan, namun tetap bisa digunakan untuk memonitor secara otomatis. Salah satu market leader untuk sistem yang dimaksud  adalah SAP. SAP, atau yang kerap disebut sebagai System Application and Product in Data Processing, adalah sistem yang digunakan dalam suatu perusahaan untuk mendukung fungsi atau aktivitas manajemen proses bisnis yang dilakukan secara otomatis. Dengan demikian, efisiensi dan produktivitas perusahaan dapat meningkat. Sistem ini terdiri dari beberapa modul yang memiliki tugas masing-masing sesuai dengan perintah yang diberikan. Semua modul ini telah diintegrasikan ke dalam satu sistem terpadu untuk memberikan informasi yang akurat dan secara real-time kepada penggunanya.

Apa itu SAP?

SAP adalah sebuah perangkat lunak berbasis ERP (Enterprise Resources Planning) yang digunakan untuk menjalankan manajemen aktivitas harian dari sebuah organisasi atau perusahaan. Adapun, ERP adalah suatu sistem terintegrasi yang ditujukan untuk mendukung semua kegiatan yang berhubungan dengan operasional perusahaan. ERP bertugas untuk menghubungkan departemen-departemen dalam perusahaan dengan mudah dan cepat agar dapat menciptakan  kolaborasi yang unggul. Dengan demikian, perusahaan dapat menghasilkan performa  yang memuaskan sembari memegang erat asas progresif.

Tagline SAP

Pada tahun 2018, SAP telah memperbarui tagline-nya menjadi “The Best Run SAP”. Makna dari tagline ini sendiri adalah bahwa semua perusahaan bisnis terbaik di dunia telah menjalankan SAP. Beberapa perusahaan internasional seperti Marico, Symphony, lalu Jubilant Foodworks telah menyebutkan SAP dalam laporan tahunan mereka pada tahun 2017–2018. Tidak hanya itu, perusahaan nasional Indonesia seperti Garuda Indonesia, PT Telkom Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk, dan beberapa perusahaan lainnya pun juga sudah ikut mengimplementasikan dan merasakan manfaatnya. Dari sini kita dapat melihat bahwa SAP merupakan salah satu sistem manajemen bisnis terbaik di dunia, sehingga digunakan oleh perusahaan besar.

Sumber (edukasi.okezone.com)

Produk SAP

Ditengah banyaknya kebutuhan perusahaan, SAP menawarkan berbagai produk yang sekiranya diperlukan oleh perusahaan, diantaranya:

  1. ERP and Finance
  2. CRM and Customer Experience
  3. Network and Spend Management
  4. Digital Supply Chain
  5. HR and People Engagement
  6. Experience Management
  7. Business Technology Platform
  8. Digital Transformation
  9. Small and Midsize Enterprises
  10. Industry Solution

Kenapa perusahaan harus menggunakan SAP?

Model bisnis tradisional seringkali mendesentralisasikan manajemen data, di mana setiap fungsi bisnis menyimpan data operasionalnya dalam database terpisah. Hal ini menyulitkan karyawan dengan fungsi yang berbeda untuk mengakses informasi satu sama lain. Kondisi tersebut disebut juga sebagai Information Systems Silo, seperti yang sempat dibahas dalam mata kuliah System Enterprise. Selain itu, duplikasi data antara beberapa departemen meningkatkan biaya penyimpanan TI dan risiko kesalahan data.  

Melalui sentralisasi manajemen data, perangkat lunak SAP menyediakan beberapa fungsi bisnis dengan data yang terpusat. Hal ini membantu perusahaan mengelola proses bisnis yang kompleks dengan lebih baik, dengan cara memberi akses yang mudah bagi karyawan di berbagai departemen ke tampilan real-time dari seluruh perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dapat mempercepat alur kerja, meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan produktivitas, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan pada akhirnya meningkatkan keuntungan.

Apa manfaat SAP?

Berikut adalah beberapa manfaat jika suatu perusahaan sudah menerapkan sistem SAP:

  1. Meningkatkan kecepatan bisnis perusahaan.
  2. Meningkatkan kualitas kegiatan bisnis dengan meningkatkan kualitas informasi yang diterima dari pasar.
  3. Membantu proses monitoring.
  4. Pencatatan perusahaan lebih terstruktur dan sistematis.
  5. Meningkatkan pendapatan perusahaan.

(MR)

Referensi:

https://www.soltius.co.id/id/blog/mengenal-sistem-sap-dan-manfaatnya

https://www.sap.com/about/company/what-is-sap.html

https://mekari.com/blog/apa-itu-sap/

https://www.quora.com/What-is-SAPs-corporate-slogan-What-does-it-mean

https://www.sterling-team.com/news/apa-itu-sap-pengertian-penggunaan-dan-pentingnya-sap-dalam-perusahaan/#:~:text=Singkatan%20SAP%20adalah%20System%20Application,persoalan%20perusahaan%20yang%20sangat%20kompleks

CEO TikTok Turun Tangan Menjawab Parlemen AS

Foto: Shou Zi Chew, CEO dari TikTok (Sumber: reforestemospatagonia.com)

Membuka dan scrolling aplikasi TikTok mungkin saja menjadi kebiasaan sehari-hari bagi sebagian orang. Begitu juga pun dengan penulis yang suka sekali melihat video di TikTok. Nah, baru-baru ini sebuah video yang cukup menarik lewat di FYP (For You Page) saya, video tersebut adalah cuplikan sebuah sidang parlemen di Amerika Serikat. Sidang ini menghadirkan Shou Zi Chew selaku Chief Executive Officer TikTok. Lantas mengapa CEO TikTok dipanggil oleh parlemen Amerika Serikat dan apa pokok bahasan dari sidang tersebut, bisa kita simak bersama-sama berikut ini.

Kamis (23/3) lalu,  di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat AS (Amerika Serikat), berlangsung sebuah sidang dengar pendapat dengan topik utama yaitu upaya bipartisan untuk melarang penggunaan TikTok di Amerika Serikat karena alasan keamanan nasional. Shou Zi Chew harus melayani pertanyaan dari para anggota Komite DPR untuk Energi dan Perdagangan selama sekitar lima jam. The Guardian, pada Jumat (24/3), melaporkan bahwa sidang tersebut adalah pertama kalinya CEO TikTok tampil di hadapan para legislator AS, dan penampilan publik ini adalah hal yang jarang dilakukan oleh Chew. Meskipun popularitas TikTok terus meningkat, Chew selalu menjadi sosok yang jarang muncul di depan umum.

Berikut 4 poin pembahasan penting dalam rapat dengar pendapat antara Chew dan DPR AS:

Hubungan antara TikTok dengan Pemerintah China

Anggota parlemen dari kedua partai, Demokrat dan Republik, sangat emosional dalam membahas topik ini. Salah satu anggota parlemen dari Demokrat bahkan menyebut induk perusahaan Tiktok, ByteDance, sebagai entitas yang berbasis di Beijing yang komunis. Chew, dalam kesempatan tersebut, berulang kali menegaskan bahwa ByteDance tidak dimiliki atau dikendalikan oleh Pemerintah Cina. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa tidak ada bukti yang ditemukannya bahwa Pemerintah Cina pernah mengakses atau meminta data pengguna AS. Pada satu kesempatan, pertanyaan itu dilontarkan oleh seorang Demokrat dari California, Tony Cardenas. “Apakah TikTok merupakan perusahaan Cina?” tanyanya. Chew menjawab bahwa TikTok bersifat global dan kantor mereka tidak berlokasi di China, melainkan di Singapura dan Los Angeles.

Keamanan Data Pengguna AS dan Project Texas

Seorang anggota Parlemen Republik dari Florida bernama Neal Dunn mengajukan pertanyaan tentang dugaan bahwa aplikasi TikTok telah memata-matai warga Amerika. Hal tersebut muncul seiring dengan laporan bahwa perusahaan induk ByteDance berusaha untuk mengakses identitas para jurnalis yang membocorkan informasi. Namun, Chew membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa itu bukanlah cara yang tepat untuk menggambarkan situasi tersebut.

Chew juga menjelaskan bahwa Tiktok telah melakukan kesepakatan senilai Rp 22,7 triliun dengan perusahaan teknologi berbasis di Texas, bernama Oracle. Kesepakatan tersebut dinamai Project Texas dan memiliki tujuan untuk membangun firewall guna mencegah akses data pengguna yang tidak sah. Chew mengatakan bahwa proyek ini masih berlangsung. Selain itu, Tiktok juga sedang menghapus data pengguna dari server lama di AS dan Singapura. Proyek ini bertujuan untuk menjawab kekhawatiran AS soal keamanan data dan pengaruh Cina dalam aplikasi tersebut.

Keamanan dan Kesehatan Mental para Remaja

Selama sidang, muncul masalah utama terkait dampak aplikasi pada anak-anak yang menjadi perhatian. Anggota parlemen membahas tentang moderasi konten berbahaya, seperti video yang mendorong pengguna untuk melakukan tindakan berbahaya pada diri sendiri. “Teknologi Anda mengarah pada kematian,” kata perwakilan Republik Gus Bilirakis. Saat ini, 67% remaja berusia 13 hingga 17 tahun di AS mengatakan mereka menggunakan aplikasi tersebut dan 16% mengatakan mereka menggunakannya hampir terus-menerus, menurut Pew Research Center. Platform ini telah memperkenalkan fitur-fitur sebagai respons terhadap kritik tersebut, termasuk pembatasan waktu secara otomatis bagi pengguna di bawah 18 tahun.

TikTok Diambang Terkena Blokir Amerika Serikat

Sebelumnya, Chew mengklaim bahwa TikTok tidak memiliki hubungan dengan pemerintah Cina. Namun, klaim tersebut ditentang oleh sebuah artikel Wall Street Journal yang diterbitkan beberapa jam sebelum sidang. Artikel tersebut menyebutkan bahwa penjualan paksa perusahaan akan sangat ditentang oleh pemerintah China. Kementerian Perdagangan Cina menanggapi ancaman Joe Biden untuk melarang TikTok secara nasional kecuali ByteDance menjual sahamnya dengan menyatakan bahwa tindakan tersebut akan melibatkan ekspor teknologi dari Cina dan harus disetujui oleh pemerintah Cina.

Akhir kata, Chew di penghujung sidang menyatakan bahwa ia akan terus kooperatif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dimiliki oleh anggota parlemen AS. Dilansir dari Kompas.com Jumat (24/3), Chew berjanji akan membuat TikTok menjadi aplikasi yang lebih aman bagi warga AS. Janji tersebut meliputi 4 hal, di antaranya:

1). Menjaga data pengguna AS tetap aman.

2). Mencegah pihak lain mengakses data warga.

3). Mencegah pemerintah luar AS memanipulasi konten TikTok.

4). Meningkatkan transparansi data yang bisa diakses pihak ketiga.

(YA)

Sumber Referensi:

https://www.liputan6.com/lifestyle/read/5242047/sidang-ceo-tiktok-di-kongres-as-berlangsung-5-jam-soroti-bahayanya-untuk-kesehatan-mental-anak-anak

https://www.kompas.com/tren/read/2023/03/25/123000665/ceo-tiktok-hadir-pertama-kali-di-sidang-dpr-as-apa-saja-yang-dibahas-?page=all

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230326120104-185-929444/5-kesimpulan-saat-ceo-tiktok-disidang-kongres-as

https://www.republika.id/posts/39138/daftar-pertanyaan-penting-yang-dijawab-ceo-tiktok-dalam-sidang-kongres

https://investor.id/international/325410/ini-dia-simpulan-sidang-ceo-tiktok-di-kongres-as

ChatGPT: AI Language Model yang Mengubah Dunia

Foto: Ilustrasi Membuka ChatGPT di Laptop (Sumber: freepik.com)

Menjawab pertanyaan sepanjang apapun, menyelesaikan permasalahan pada baris kode pemrograman, dan bahkan membuat rangkuman dari sebuah video YouTube merupakan beberapa keahlian yang bisa dilakukan oleh ChatGPT. Lantas apakah ChatGPT itu dan mengapa benda ini bisa mengerjakan berbagai tugas yang diberikan oleh manusia? Mari kita simak pembahasannya berikut ini.

Apa itu ChatGPT?

ChatGPT adalah teknologi kecerdasan buatan (AI) berbentuk percakapan yang dikembangkan oleh OpenAI, sebuah open-source laboratorium penelitian AI. Seperti namanya, ChatGPT menggunakan pemrosesan bahasa alami dan machine learning untuk memungkinkan chatbot berinteraksi dengan manusia dengan cara yang lebih mirip manusia. Dengan memproses sejumlah besar teks yang tersedia secara daring, ChatGPT dapat mempelajari bahasa dan menirukan cara orang menulis atau berbicara. Setelah dilatih dengan data yang memadai, ChatGPT dapat digunakan untuk memberikan respons pertanyaan atau menghasilkan teks yang seolah-olah ditulis oleh manusia.

Sejarah Awal ChatGPT

ChatGPT dan pendahulunya bermula pada tahun 1990-an ketika riset kecerdasan buatan (AI) menarik perhatian dunia teknologi. Chatbot AI pertama dibuat oleh MIT dengan nama A.L.I.C.E, yang menggunakan sistem pemrosesan bahasa alami untuk berkomunikasi dengan manusia. IBM kemudian menciptakan chatbot AI sendiri dengan nama Watson, yang menggunakan algoritma AI dan pemrosesan bahasa alami untuk memberikan jawaban dalam percakapan seperti manusia. Pada tahun 2016, Microsoft Cortana, Google Allo, M Facebook, dan Siri Apple diluncurkan dengan kemampuan chatbot AI.

Pada tahun 2018, ChatGPT dikembangkan setelah rilisnya model Generative Pre-trained Transformer (GPT) oleh OpenAI. Model GPT dapat menghasilkan respons yang mirip dengan manusia dalam menjawab pertanyaan dan percakapan, yang menjadi inspirasi bagi pengembangan ChatGPT – sebuah platform chatbot hibrid yang menggabungkan teknologi pemrosesan bahasa alami dan GPT.

Fitur-Fitur yang Diberikan oleh ChatGPT

Dengan ChatGPT, pengembang dapat dengan cepat membuat aplikasi AI percakapan melalui sistem Natural Language Processing (NLP) yang kuat. Platform AI percakapan yang intuitif dan kuat ini memungkinkan pembuatan aplikasi chatbot dengan hanya menggunakan satu baris kode. ChatGPT memudahkan pengembang untuk menerapkan chatbot untuk berbagai keperluan, seperti dukungan pelanggan, penjualan, pemasaran, dan sebagainya.

ChatGPT dapat menghasilkan tanggapan yang mirip manusia terhadap masukan teks karena salah satu fitur utamanya adalah kemampuan machine learning yang canggih. Dengan menggunakan teknik machine learning yang maju, ChatGPT dapat menganalisis konteks dan isi percakapan, kemudian menghasilkan tanggapan yang sesuai berdasarkan analisis tersebut. Oleh karena itu, ChatGPT dapat melakukan percakapan yang alami dan mengikuti alur percakapan manusia, daripada hanya memberikan tanggapan yang telah ditentukan sebelumnya untuk kata kunci atau frasa tertentu.

Salah satu fitur penting lain dari ChatGPT adalah keberadaan sumber pengetahuannya yang sangat luas. Dalam upaya untuk mempelajari lebih banyak tentang bahasa, budaya, dan berbagai topik, ChatGPT menggunakan sejumlah besar data teks buatan manusia yang ada. Berkat ini, ChatGPT mampu memberikan jawaban yang akurat dan detail untuk berbagai jenis pertanyaan dan topik.

Selain kemampuan percakapan dan basis pengetahuannya, ChatGPT juga menyediakan beberapa opsi penyesuaian. Pengguna dapat memilih antara berbagai kepribadian chatbot yang telah dirancang sebelumnya atau membuat kepribadian khusus mereka sendiri dengan menggunakan editor kepribadian chatbot. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan ChatGPT dengan kebutuhan dan preferensi khusus mereka.

Apakah Menggunakan ChatGPT Merupakan Praktik yang Etis?

Dampak etis yang mungkin dihasilkan dari ChatGPT masih belum jelas. Di satu sisi, teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk membuat berita palsu atau konten menyesatkan yang dapat menipu orang. Di sisi lain, ChatGPT juga memiliki potensi untuk meningkatkan komunikasi, terutama antara manusia dan komputer.

Dalam dunia pendidikan, Mahasiswa dan siswa dapat meminta bantuan pada ChatGPT untuk menjawab soal ujian atau membantu dalam penyusunan karya tulis dengan hanya merangkai kata-kata dengan permintaan spesifik. Namun, kemampuan yang sangat canggih dari ChatGPT membuka peluang untuk dua sisi yang berbeda: sisi positif yaitu memberikan kemudahan bagi para pembelajar di bidang pendidikan, dan sisi negatif yaitu menekankan pada kredibilitas informasi, masalah etika, dan bahkan risiko mengorbankan kemanusiaan. Menurut Prof. Drs. Heru Suhartanto, seorang Guru Besar di Fakultas Ilmu Komputer UI, ada sekitar delapan puluh cara untuk memanfaatkan ChatGPT di ruang kelas, termasuk kecepatan dan akurasi penyediaan informasi.

Walau begitu, penggunaan ChatGPT juga memiliki sisi negatif yang harus diperhatikan, seperti penyebaran informasi yang salah (misinformation), informasi palsu (disinformation), dan informasi berbahaya (malinformation) yang dapat menimbulkan masalah hukum dan etika. Bahkan, masalah hukum yang melibatkan ChatGPT sudah diidentifikasi di level global dan nasional. Salah satu dampak buruk penggunaan ChatGPT adalah keakuratan yang tidak 100% karena data yang diambil dari internet tidak selalu lengkap. Terkadang, informasi yang didapatkan menunjukkan gejala kurangnya konteks. Prof. Dr. Wisnu Jatmiko, seorang Guru Besar Fasilkom UI, berpendapat bahwa ChatGPT memang cerdas tetapi dapat salah memahami konteks dan menghasilkan output yang tidak akurat. ChatGPT dilatih dengan data, dan jika data tersebut tidak seimbang, maka mesin juga akan bias.

“Jika jawaban dari seluruh pertanyaan selalu tersedia di ujung jari mereka, mereka merasa tidak perlu berpikir sendiri. Misalnya, seorang mahasiswa meminta ChatGPT untuk menuliskan esai untuk mereka, hal itu tidak hanya membuat kurangnya pemikiran asli, tetapi juga merupakan bentuk plagiarisme,” ujar Prof. Wisnu. (YA)

Sumber Referensi:

https://digitalscholar.in/history-of-chatgpt/#what-is-chatgpt

https://www.pelajarwajo.com/2022/12/28/mengenal-chat-gpt/#Sejarah_chat_GPT

https://www.electrodedigital.co.uk/chatgpt-history-and-future/

https://www.antaranews.com/berita/3456906/pendapat-guru-besar-ui-tentang-chat-gpt-di-lingkungan-akademik