Industri telekomunikasi Indonesia terus berkembang pesat dan mendorong para pelaku industri untuk mencari strategi baru agar tetap kompetitif. Salah satu langkah besar yang mencuri perhatian publik adalah merger antara XL Axiata dan Smartfren pada 11 Desember 2024. Penggabungan ini tidak hanya menciptakan entitas baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk, tetapi juga menandai babak baru dalam persaingan pasar telekomunikasi di Tanah Air. Merger dan akuisisi merupakan langkah strategis yang sering diambil untuk memperkuat posisi di pasar. Dalam konteks ini, perusahaan pengakuisisi mengambil alih seluruh aset dan kewajiban dari perusahaan target, yang kemudian berhenti beroperasi secara mandiri. Proses ini bertujuan menciptakan nilai tambah melalui sinergi sumber daya, peningkatan efisiensi, serta optimalisasi keuntungan. Selain itu, merger juga membawa sejumlah manfaat, seperti peningkatan tenaga ahli, transfer teknologi, efisiensi distribusi, dan pengurangan biaya produksi.
Dengan nilai transaksi mencapai 104 triliun rupiah, merger ini menjadikan XLSmart sebagai pemain terbesar ketiga di industri telekomunikasi Indonesia setelah Telkomsel dan Indosat Ooredoo Hutchison. XLSmart akan melayani lebih dari 93 juta pelanggan dengan pendapatan proforma sebesar 45,4 triliun rupiah dan EBITDA lebih dari 22,4 triliun rupiah. Langkah ini mencerminkan tren konsolidasi di industri telekomunikasi Indonesia yang terus berkembang pesat. Sebelumnya, pada 2021, Indosat Ooredoo dan Hutchison melakukan merger untuk membentuk entitas baru dengan pendapatan sekitar Rp 43 triliun per tahun. Selain itu, Smartfren juga bergabung dengan Moratelindo untuk memperluas jaringan 5G, sedangkan XL Axiata mengakuisisi Link Net untuk memperkuat layanan internetnya. Merger XL Axiata dan Smartfren memiliki beberapa tujuan utama. Pertama, meningkatkan kualitas jaringan, baik dari segi kecepatan maupun cakupan, yang sangat penting dalam era transformasi digital. Kedua, mempercepat pengembangan layanan 5G guna memenuhi kebutuhan konsumen dan mendukung infrastruktur digital nasional. Ketiga, menciptakan efisiensi biaya dengan mengurangi tumpang tindih dalam operasi dan jaringan, sehingga mampu menawarkan layanan dengan harga lebih kompetitif.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, dalam konferensi pers pengumuman merger menyampaikan optimismenya terkait penggabungan kedua perusahaan. “Kami optimistis penggabungan ini akan memberikan manfaat besar, tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi masyarakat dengan kualitas jaringan yang lebih luas dan lebih baik,” ungkapnya.
Namun, merger ini juga menghadirkan sejumlah tantangan. Proses harmonisasi budaya organisasi antara kedua perusahaan menjadi salah satu kendala yang harus diatasi. Selain itu, berkurangnya jumlah perusahaan telekomunikasi di pasar berpotensi mengurangi tingkat persaingan, yang dapat memengaruhi harga dan kualitas layanan. “Harmonisasi budaya perusahaan adalah salah satu fokus utama kami untuk memastikan integrasi berjalan lancar,” kata Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys, dalam kesempatan yang sama.
Dalam jangka panjang, merger ini berpotensi menciptakan entitas yang lebih besar dan kuat untuk bersaing dengan Telkomsel, yang hingga kini masih mendominasi pasar. Gabungan sumber daya kedua perusahaan dapat meningkatkan inovasi produk dan layanan, memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik, serta mendukung transformasi digital di berbagai sektor, termasuk bisnis, pendidikan, dan layanan publik. Langkah strategis ini juga berakar pada sejumlah faktor kunci, pertumbuhan investasi yang agresif, dukungan regulasi, tarif yang kompetitif, menurunnya biaya jaringan dan handset, serta pengembangan teknologi. Dengan pengelolaan yang tepat, merger ini dapat menjadi langkah signifikan untuk memperkuat daya saing industri telekomunikasi Indonesia di tingkat global, sekaligus memberikan manfaat bagi konsumen melalui layanan yang lebih baik dan inovatif.
Penulis : Maulina Nur Laila
Editor : Yudhistira Azhar Haryono Putra, Melatie Raghyl Putri
Sumber Referensi :
https://www.tempo.co/ekonomi/6-fakta-merger-xl-dan-smartfren-nama-baru-besaran-hingga-jangkauan-1191436