Agile Sebagai Inovasi untuk Perkembangan Start-Up di Era Digital

Istilah agile sering digunakan dalam perusahaan yang baru berdiri atau startup beberapa tahun belakangan ini. Agile sangat dibutuhkan untuk tetap bertahan dalam menjalankan sebuah startup. Sebenarnya apa arti agile?

Foto : Ilustrasi model pengembangan agile (Sumber: freepik.com)

Pendekatan ini memungkinkan tim untuk merespons perubahan dengan cepat melalui pengembangan yang bertahap dan inkremental. Lebih berfokus pada tujuan yang ingin dicapai daripada metode yang dapat digunakan. Kemampuan agile ini sangat cocok diterapkan dalam proyek kolaboratif. Proses pengembangan software dan manajemen proyek bisa menjadi lebih cepat. Metode agile ini juga berfokus pada pengguna atau user-centric, yang artinya sangat mementingkan kebutuhan konsumen. 

Agile development memiliki beberapa tujuan yaitu :

  1. High Value and working app system. 
  2. Iterative, Incremental, Evolutionary.
  3. Cost Control & Value Driven Development.
  4. High Quality Production.
  5. Flexible & Risk Management.
  6. Collaboration.
  7. Self Organizing, Self Managing Teams.

Menariknya, Agile tidak hanya memiliki 1 metode tapi berjumlah 8. Apa saja itu?

  1. Scrum

Metode ini adalah metode yang paling populer. Scrum berfokus pada pengembangan software yang rumit. Dalam penerapannya, scrum dibagi menjadi beberapa siklus dan tahapan yang masing-masing proses kecilnya dinamakan sprint. Hanya ada satu sprint yang dilakukan dalam satu waktu untuk tujuan mengefisienkan dan memaksimalkan proses eksekusinya. 

  1. Crystal

 Metode Crystal ini lebih berfokus pada interaksi tim, dokumentasi, feedback dan lain-lain.  Metode ini memiliki prinsip bahwa pengembangan perangkat lunak akan lebih optimal jika disesuaikan dengan tim yang mengerjakannya. Jenis proyek yang biasanya menggunakan metode ini adalah proyek jangka pendek karena untuk memaksimalkan proses dibutuhkan penyesuaian tim yang ditinjau dari beberapa aspek. Salah satu aspek yang diperhatikan adalah jumlah orang yang terlibat dalam tim tersebut.

Metode ini memiliki jenis tersendiri lagi yaitu Crystal Clear, Crystal Yellow, Crystal Orange, Crystal Orange Web, Crystal red, Crystal Maroon, Crystal Diamond and Sapphire. Pengelompokan ini berdasarkan jumlah orang yang terlibat dalam proyek tersebut.

  1. Kanban

Kata ini berasal dari bahasa Jepang yaitu “papan visual” atau “papan nama”. Kata ini merujuk pada sebuah sistem yang dapat dilihat. Pengembangan proyek dengan metode ini mengandalkan visualisasi. Visualisasi pada kanban menggunakan kanban board yang bertujuan agar setiap orang dapat mengetahui flow atau alur dari setiap proyek.

Foto : Ilustrasi Kanban Board (Sumber: LinkedIn)
  1. Scaled Agile Framework (SAFe)

Metode ini umumnya dipakai di perusahaan besar dengan jumlah tim dan anggota yang banyak. Jumlah anggota yang banyak bisa menjadi hambatan karena sering membuat pengambilan keputusan menjadi rumit sehingga menjadi tidak efisien. SAFe bisa mengatasi hal tersebut karena metode ini menyediakan struktur yang jelas untuk manajemen proyek, pengambilan keputusan, dengan berbagai tingkatan (team, program, large solution, dan portfolio). Setiap tingkatan memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas. 

Salah satu prinsip inti SAFe adalah desentralisasi pengambilan keputusan. Alih-alih semua keputusan penting harus dibuat oleh pimpinan puncak, SAFe memungkinkan tim yang berada di lapangan atau yang lebih dekat dengan masalah untuk mengambil keputusan sendiri sehingga mempercepat proses pengambilan keputusan.

  1. Lean Software Development (LSD)

Lean Software Development (LSD) adalah metode pengembangan perangkat lunak yang diadaptasi dari prinsip-prinsip lean manufacturing, yang awalnya dikembangkan oleh Toyota. LSD berfokus pada pengurangan pemborosan (waste) dalam proses pengembangan, meningkatkan efisiensi, dan memberikan nilai maksimal kepada pelanggan. Metode ini mencakup tujuh prinsip utama, antara lain menghilangkan pemborosan, meningkatkan pembelajaran, memutuskan secepat mungkin, memberikan hasil secepat mungkin, memberdayakan tim, membangun kualitas sejak awal, dan mengoptimalkan keseluruhan proses.

  1. Extreme Programming (XP)

Extreme Programming (XP) adalah metode agile yang berfokus pada peningkatan kualitas perangkat lunak dan respons terhadap perubahan kebutuhan pelanggan melalui pengembangan iteratif dan kolaboratif. XP menekankan pada praktik-praktik seperti pengujian unit berkelanjutan (continuous unit testing), integrasi berkelanjutan (continuous integration), pengembangan berbasis tes (test-driven development), dan pair programming. XP juga mendorong komunikasi yang intens antara tim dan pelanggan, pengiriman perangkat lunak dalam iterasi yang singkat, dan fleksibilitas dalam merespons perubahan kebutuhan di tengah proses pengembangan.

Foto : Komponen penting XP (Sumber: amoeboids.com)
  1. Feature Driven Development (FDD)

Feature Driven Development (FDD) adalah metode agile yang berfokus pada pengembangan perangkat lunak yang berorientasi pada fitur, yaitu unit-unit fungsionalitas yang memiliki nilai bisnis nyata bagi pengguna. FDD menekankan pada pengiriman hasil yang sering dan terukur, memungkinkan tim untuk tetap fokus dan memastikan bahwa perangkat lunak yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan bisnis dan berkualitas tinggi.

  1. Dynamic Systems Development Method (DSDM)

Dynamic Systems Development Method (DSDM) adalah kerangka kerja agile yang menekankan pada pengiriman cepat dan iteratif dari proyek perangkat lunak dengan tetap memastikan kualitas dan ketepatan waktu. DSDM menggunakan pendekatan berbasis prioritas untuk menentukan kebutuhan proyek, dengan fokus pada prinsip Must Have, Should Have, Could Have, Won’t Have (MoSCoW) untuk mengelola prioritas fitur. DSDM menekankan keterlibatan aktif dari pengguna atau pemangku kepentingan sepanjang proyek, serta pendekatan berbasis kolaborasi dalam tim.

Penggunaan metode agile dalam pengembangan perangkat lunak memberikan banyak manfaat, terutama dalam hal fleksibilitas, kolaborasi, dan efisiensi. Agile memungkinkan tim untuk merespons perubahan kebutuhan dengan cepat, dikarenakan pendekatan iteratif dan inkremental yang memecah proyek besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan dapat dikelola. Dengan demikian, metode agile tidak hanya meningkatkan kualitas dan ketepatan waktu dalam pengembangan perangkat lunak, tetapi juga memberikan nilai bisnis yang lebih besar melalui adaptabilitas dan fokus pada kepuasan pelanggan. 

Dari metode agile ini dapat diambil pelajaran bahwa refleksi rutin dan perbaikan terus-menerus, yang membantu individu untuk belajar dari pengalaman dan terus meningkatkan cara bekerja atau menjalani kehidupan. Dengan pendekatan ini, I dapat membantu menjadi orang yang lebih fleksibel, responsif terhadap perubahan, dan lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam kehidupan.

Penulis: Shahnaz Ariqah Simanullang

Editor : Maulina Nur Laili dan Mutiara Noor Fauzia 

Referensi :

https://fittechinova.com/blog/detail/metode-pengembangan-agile-pengertian-tahapan-dan-keuntungan

https://academy.alterra.id/blog/agile-adalah/

https://bie.telkomuniversity.ac.id/pengertian-metode-agile-tujuan-jenis-kelebihan-dan-kekurangan/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *