INVESTREEE

Halo, Pembawa Perubahan!

Startup Update kali ini membahas mengenai sebuah startup yang bergerak dibidang P2P lending. Penasaran kan? Kuy, dibaca biar ga penasaran!

Sumber :
https://www.simulasikredit.com/review-sekilas-tentang-investree-id/
https://www.orami.co.id/magazine/yuk-kenalan-apa-itu-investree-investasi-dengan-banyak-keuntungan/

ANGEL INVESTOR

Halo, Pembawa Perubahan !

Kali ini Hello Enterpreneur membahas informasi tentang Angel Investor. Angel Investor ini ada hubungannya dengan perusahaan model ventura pada unggahan HE sebelumnya loh! Buat yang belum tau apa itu Angel Investor, yuk cari tahu di infografis ini!

Sumber :
https://wartaekonomi.co.id/berita224162/apa-itu-angel-investor
https://www.investopedia.com/terms/a/angelinvestor.asp

GOOGLE SAFE BROWSING CEGAH PHISING

Halo, Pembawa Perubahan!

Sudah dua minggu kuliah online dilaksanakan nih. Kuota dan internet dari pemerintah juga sudah masuk dan dapat digunakan untuk berkuliah. Akan tetapi, sebelum kuota pemerintah diturunkan marak beredar pesan berantai yang berisi tautan link pendek yang menawarkan pendaftaran kuota internet padahal tidak jelas domainnya. Link pada pesan berantai tersebut diduga modus penipuan dalam bentuk phising yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk meretas dan mendapatkan data pribadi apabila link tersebut sempat di-klik dan diisi oleh penerima pesan

Yuk disimak info diatas. Jangan sampai kamu jadi korbannya dan apabila kamu menerima link yang mencurigakan harap diabaikan dan jangan disebarkan yaa

Sumber : kominfo | teknologi.id | detik | phising.org | dailysocial.id

FABELIO FURNITURE STARTUP

Halo, Pembawa Perubahan !

Kali ini, Startup Update akan membahas tentang sebuah startup yang bergerak di pasar furnitur. Gimana sih ceritanya? Yuk baca dulu!

Sumber :
Andromedia | infokomputer | wikipedia

DARK WEB DAN DEEP WEB

Halo Pembawa Perubahan!
Apa kabar? Semoga sehat selalu, ya!

Tahu nggak, apa bedanya Dark Web dan Deep Web?

Banyak yang mengira bahwa Dark Web dan Deep Web adalah hal yang sama, padahal kenyataannya berbeda lho. Mulai dari pengertian hingga fakta mengejutkan yang membuat kamu harus berhati-hati. Lalu apa saja sih perbedaannya? Yuk langsung aja kita bahas!

Sumber :
(Kautsarina, “PERKEMBANGAN RISET ETNOGRAFI DI ERA SIBER : TINJAUAN METODE ETNOGRAFI PADA DARK WEB”)
infia | idntimes | baktikominfo | detik

Clubhouse, Aplikasi Obrolan yang Jadi Favorit di Kala Pandemi

Aplikasi ClubHouse. Source: popmama.com

Tahun Baru, Semangat Baru!

Wah, tidak terasa teman-teman kita sudah hampir satu tahun belajar dan beraktifitas secara daring. Awalnya pasti kita semua merasa aneh karena semuanya serba online. Namun pada akhirnya kita harus bisa beradaptasi dengan situasi dan kondisi new normal ini. Teknologi pun dibuat semakin canggih di era pandemi dibuktikan dengan banyaknya diciptakan sosial media, smartphone, dan teknologi IT terbaru lainnya.

Baru-baru ini, kita semua dikejutkan dengan munculnya sebuah aplikasi obrolan yang menarik dan populer saat ini, yaitu Clubhouse. Clubhouse dibuat pada bulan Maret 2020 dan diluncurkan pada April tahun 2021 oleh pengusaha Silicon Valley, Paul Davidson dan Rohan Seth. Pada Mei 2020, aplikasi tersebut hanya memiliki 1.500 pengguna, dan bernilai $100 juta. Clubhouse semakin dikenal ketika Elon Musk menyelenggarakan obrolan audio di Clubhouse dengan CEO Robinhood Vlad Tenev. Acara tersebut memaksimalkan batas ruang percakapan aplikasi dan dialirkan secara langsung ke YouTube. Ini membantu mendorong Clubhouse ke puncak tangga lagu startup dan memicu perebutan undangan.

Clubhouse adalah aplikasi jejaring sosial berdasarkan audio-chat. Pengguna dapat mendengarkan percakapan, wawancara, dan diskusi antara orang-orang yang menarik tentang berbagai topik – ini seperti mendengarkan podcast tetapi langsung dan dengan lapisan eksklusivitas tambahan. Namun, Clubhouse sendiri memiliki sistem yang berbeda dibanding sosial media lain dimana Clubhouse hanya untuk undangan. Setelah kita diundang, kita dapat bergabung dengan obrolan dan dapat memilih topik yang menarik, seperti teknologi, buku, bisnis, atau kesehatan. Semakin banyak informasi yang kita berikan kepada aplikasi tentang minat kita, semakin banyak ruang percakapan dan individu yang direkomendasikan aplikasi untuk kita ikuti.

Ruang obrolan Clubhouse juga menarik seperti panggilan konferensi, tetapi dengan beberapa orang yang berbicara di telepon, dan sebagian besar mendengarkan. Setelah percakapan selesai, ruangan akan otomatis ditutup. Tidak seperti Twitch – di mana video streaming langsung tetap berada di platform bagi orang-orang untuk kembali dan menonton – obrolan audio langsung di ruang percakapan menghilang. Namun, ini tidak menghentikan pengguna untuk merekam percakapan langsung. Contohnya seperti pengguna Youtube yang dapat melakukan streaming langsung ruang percakapan yang diluncurkan oleh Elon Musk.

Sayangnya, aplikasi Clubhouse hanya untuk pengguna iOS untuk saat ini. Namun, bukan tidak mungkin bahwa Clubhouse akan dikembangkan juga untuk pengguna Android. Berkaca dari banyaknya perusahaan IT dan Startup yang semakin berkembang, Clubhouse pun telah banyak dilirik pengusaha Startup untuk mengadakan kolaborasi Startup di masa depan.

Sumber:

https://www.theguardian.com/technology/2021/feb/17/clubhouse-app-invite-what-is-it-how-to-get-audio-chat-elon-musk

https://www.popmama.com/life/health/monica-dameria-natasya/aplikasi-clubhouse-obrolan-suara-bersama-orang-lain-menjadi-populer/3

https://www.bbc.com/indonesia/trensosial-56121626

What’s Up Alumni

Halo Pemberi Arti ! 🙋🏻‍♀️

Mas Muhammad Ammar Fauzan, lebih akrab disapa Mas Ammar, adalah salah satu alumni mahasiswa Sistem Informasi angkatan 2014 dan lulus pada tahun 2018. Saat ini, Mas Ammar bekerja di Bukalapak sebagai seorang Data Scientist.

Selama masa perkuliahan, Mas Ammar aktif dalam berorganisasi, antara lain pernah diamanahi menjadi Ketua HMSI 2016/2017, pernah menjadi staff SocDev HMSI dan juga KISI. Mas Ammar juga aktif mengikuti kegiatan kepanitian seperti ISE dan ITS EXPO. Selain itu, Mas Ammar juga punya pengalaman lomba seperti PKM-KC dengan karya Aplikasi “Asi To Share” dan desain aplikasi Al-Quran.

Setelah lulus dari perkuliahan, Mas Ammar langsung bekerja di Bukalapak melalui program khusus untuk freshgraduate yang sempat diadakan oleh Bukalapak bernama Data Scientist Graduate Program (DSGP) berupa pelatihan selama setahun hingga akhirnya direkrut menjadi seorang Data Scientist. Sebagai seorang Data Scientist, pekerjaan yang dilakukan sehari-hari antara lain memproses data untuk menjadi informasi/actionable insight dan solusi dari permasalahan bisnis menggunakan pendekatan metode matematika dan statistik.

Pesan Mas Ammar untuk mahasiswa Sistem Informasi yang masih kuliah, “Maksimalkan kegiatan untuk mengasah softskill dan hardskill, temukan passion agar lebih fokus tentang bidang apa yang dicapai dan jika ada kesempatan internship, sebaiknya dilakukan karena sangat valueable paska kampus”.

#WhatsUpAlumni
#EApollo
#HMSIBeraniBerarti
#ITSSurabaya

Data dan Kebijakan di Era Pandemi

Dalam sebuah kesempatan berbicara di acara TED Conference yang diselenggarakan di Vancouver, Amerika Serikat pada 2015 silam, Bill Gates menyampaikan bahwa dunia belum siap dalam menghadapi epidemi berikutnya (mengacu pada kejadian epidemi sebelumnya yaitu SARS dan Ebola). Selanjutnya ia menyarankan agar dunia meletakkan lebih banyak investasi pada persiapan dalam menghadapi epidemi yang akan datang. Hanya berselang kurang dari lima tahun, prediksi Gates terbukti, dunia dibuat kelimpungan menghadapi pandemi COVID-19. Bagaimana Gates seolah-olah bisa memprediksi masa depan? Jawabannya adalah data. Dalam artikel yang berjudul “Why I Think We Can Predict the Future” di laman blog-nya, Gates menjelaskan secara gamblang data yang dia temukan dan pelajari terkait dengan pandemi dan bidang kesehatan.

                Data merupakan suatu aset penting karena data dapat menjadi suatu dasar untuk memprediksi keadaan di masa depan. Karena data memiliki sifat saling terkait satu sama lain (linked-data), untuk menganalisisnya diperlukan aspek multidimensi, yaitu melihat data dari berbagai sudut pandang. Sebagai contoh, penderita kasus positif corona pasti terkait dengan data lokasi, data lokasi terkait dengan data ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan, sedangkan data tenaga kesehatan terkait dengan data ketersediaan alat kerja (APD, masker), dan seterusnya.

                Hasil analisis dari data-data multidimensi inilah yang ketika digunakan sebagai dasar langkah pengambilan kebijakan, dapat menjadi suatu strategi yang tepat dalam menghadapi pandemi ini. Taiwan mencontohkan dengan cara mengintegrasikan tiga basis data yaitu data asuransi kesehatan, data imigrasi, dan data rumah sakit. Dengan menggunakan AI dan Big Data, Taiwan melakukan tracing untuk memetakan orang yang paling berisiko berdasarkan pengalaman perjalanan dan rekam mediknya. Hasilnya, Taiwan menjadi salah satu negara terbaik dalam merespon COVID-19, yang hingga tulisan ini dibuat total kasus positifnya hanya 442 orang, dan meninggal 7 orang.

Sumber : https://news.detik.com/kolom/d-4980560/pandemi-data-dan-kebijakan-publik

Open Source VS Closed Source Software

Halo Pemberi Arti!

Wah kita sudah berada di minggu penghujung perkuliahan ya, tetap semangat ya menghadapi sisa UAS dan Final Project yang ada. Pemberi Arti sepertinya sudah familiar dengan kata-kata “software open source” kan? Nah apa sih itu? 

Bedanya dengan software berbayar apa? Tahutech kali ini akan membahas tuntas  mengenai hal tersebut. Jadi, langsung aja yuk kita bahas!

Sumber:
https://www.coredna.com/blogs/comparing-open-closed-source-software
https://api2cart.com/business/5-differences-between-open-source-and-closed-source-software/
https://www.eroeconsulting.com/the-pros-and-cons-of-using-open-source-technology-in-your-business/