What’s Up Alumni

Halo, Pemberi Arti!🙋🏻‍♀

Mas Mohamad Diaz Permana, yang akrab dipanggil Mas Diaz adalah salah satu alumni SI ITS yang lulus pada tahun 2012. Saat ini, Mas Diaz bekerja di PT TATI sebagai Manajer.

Setelah lulus dari SI ITS, Mas Diaz mengikuti Management Trainee Bluebird yang berlokasi di Jakarta. Namun, karena Mas Diaz merasa kurang cocok dengan apa yang dijalaninya, sehingga hanya berlangsung kurang dari satu tahun. Setelah itu Mas Diaz menjadi Functional Consultant yang salah satu contoh pekerjaannya adalah meng-handle proses bisnis. Setelah menjadi Functional Consultant, Mas Diaz juga sempat merasakan bekerja di Start Up selama 2 tahun, sebelum akhirnya bekerja kembali dibagian Management Consultant selama 4 tahun.

Selama menjadi Management Consultant, beliau memiliki 3 pekerjaan utama, yaitu sebagai Consultant, Auditor, dan juga Trainer. Contoh pekerjaan yang dilakukan Mas Diaz pada saat menjadi Management Consultant adalah mengurus sertifikasi perusahaan yang mengajukan standar internasional. Untuk saat ini, sebagai Manajer di PT TATI, Mas Diaz mengelola perusahaan dan proyek- proyek secara menyeluruh. Pekerjaannya saat ini adalah menangani tata kelola IT atau membuat aplikasi E-Govm karena Client dari PT TATI sendiri adalah pemerintah. Contohnya adalah membuat aplikasi E-Kinerja, dimana aplikasi tersebut dibuat untuk pengelolaan data kinerja pegawai.

Semasa kuliah beliau aktif dalam banyak organisasi. Salah satunya mengikuti Himpunan dan BEM ITS. Selain itu, beliau juga pernah menjadi pemandu.

Dalam akhir wawancara, Mas Diaz menyampaikan pesan “Dalam mencari minat dan pekerjaan, cari referensi sebanyak-banyaknya, tentukan fokus dan kuatnya kita dimana, punya planning setiap apa yang kita kerjakan” dan “Sisi teknis seperti IPK itu penting, namun sisi nonteknis seperti attitude, cara komunikasi, softskill dsb dalam dunia kerja itu juga penting dan perlu dipersiapkan”. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Yuk, kunjungi website HMSI FTIK ITS di hima.is.its.ac.id
dan ikuti media sosial HMSI FTIK ITS lainnya di
hima.is.its.ac.id/medsos

#WhatsUpAlumni
#EApollo
#HMSIBeraniBerarti
#ITSSurabaya

Share Your Story: INHA Summer School

Selamat pagi, Pemberi Arti!

Share Your Story datang lagi! Pada Share Your Story kali ini kami berkesempatan untuk mewawancarai Fawwaz Zaini dari Valois!

Program yang diikuti Fawwaz diadakan cukup lama yaitu 26 hari dengan biaya yang relatif murah, selain itu program ini diselenggarakan oleh Inha University itu sendiri, sehingga lebih seru. Hal menarik dari program ini adalah ketika ia mengunjungi DMZ, karena tempat ini merupakan salah satu tempat yang sangat ingin dikunjungi oleh Fawwaz sejak lama, dia sangat senang karena pada akhirnya ia bisa melihat langsung keadaan Korea Utara seperti apa.
Ada banyak mahasiswa lain yang mengikuti program ini baik dari daerah Jawa Timur maupun dari luar daerah Jawa Timur. Pada saat ia berkunjung ke Korea, cuaca sedang sangat panas, lalu akan ada notifikasi otomatis dari ROK Govt berupa peringatan untuk meminum air agar tidak dehidrasi. Kesulitan yang dihadapi Fawwaz saat itu adalah ia belum pernah ke Korea, tidak bisa berbahasa Korea dan datang sendirian, namun untungnya ia berhasil sampai di Terminal 2 tanpa bantuan siapa pun. kesulitan lainnya adalah mencari makanan halal, untuk restoran halal banyak tersedia di Itaewon. Fun fact: setiap kalian ke sana pasti akan bertemu orang Indonesia!

Mata kuliah yang diambil olehnya adalah Introduction to Korean Business dan New Technology in Daily Life. Yang lebih menarik lagi, hari jumat kita dapat diberi kesempatan untuk jalan jalan gratis ke Lotte World dan Nanta Show Myeongdong. Namun, bila kalian ingin mengunjungi spot – spot Korea lainnya juga diperbolehkan, bahkan teman Fawwaz ada yang sampai Busan loh! Menurutnya, program ini merupakan cara yang sangat positif untuk diikuti.

Fawwaz menyampaikan bahwa International Exposure sangat penting terutama bagi yang berminat untuk melanjutkan perkuliahan di luar negeri, serta mampu memberi nilai plus yang sangat besar bagi kalian yang pernah mengikuti International Mobility Program seperti ini di negara tujuan pendidikan kamu nantinya.

#ShareYourStory
#EApollo
#HMSIBeraniBerarti
#ITSSurabaya

Share Your Story: ITS Goes Global 2019

Share Your Story datang lagi! Pada Share Your Story kali ini kami berkesempatan untuk mewawancarai Kevin Haffizzana dari Valois!

Kevin mengikuti program study excursion yang dibuka oleh ITS International Office dan memilih tujuan destinasi Australia. Program WAEJUC (Western Australia East Java University Consurtium) ini merupakan program pertukaran antara mahasiswa Australia Barat dan Jawa Timur, dengan bentuk pertukaran seperti bertamu. Sesampainya di Australia, Kevin dan teman – teman yang mengikuti program ini mengunjungi universitas – universitas di Australia Barat. Kevin menceritakan bahwa kota Perth sangat cocok bagi pelajar karena jauh dari keramaian industri. Pergaulan antar mahasiswa disana pun sangat baik dan ramah. mereka selalu menyapa satu sama lain tanpa memandang perbedaan umur yang ada.

Mengenai program Study Excursion yang diikuti Kevin, program ini lebih ke arah kunjungan universitas – universitas yang berlokasi di Australia Barat. Untuk dapat mengikuti program ini, Kevin mengikuti beberapa kegiatan yang harus dilakukan seperti mengerjakan soal dengan waktu yg ditentukan, melaksanakan FGD dan mengajarkan civitas – civitas ITS Bahasa inggris. Tidak lepas dari syarat TOEFL yang harus memenuhi ya!

Kevin juga menyampaikan bahwa meskipun kegiatan ini tidak begitu berhubungan dengan perkuliahan, tapi melalui program ini Kevin mendapatkan wawasan bahwa ada banyak peluang untuk berkuliah di luar negeri. Dengan berkuliah di luar juga dapat menambah teman – teman dari berbagai negara. Dari kegiatan ini Kevin pun semakin tertarik untuk mengikuti program Exchange kedepannya, karena selain mendapatkan wawasan baru mengenai perkuliahan di luar negeri, ilmunya juga pasti tidak akan sia – sia.

Ingin tahu informasi menarik lainnya? Yuk, ikuti media sosial HMSI FTIK ITS lainnya di
hima.is.its.ac.id/medsos

TAHU TECH – Black Hole Silhouette Image

Melakukan suatu hal yang dikira mustahil, sebuah tim internasinal astronomer telah menangkap gambar dari bayangan lubang hitam- sebuah tempat misterius di luar angkasa yang menelan segalahal bahkan cahaya pun yidak bisa kabur darinya. Pertanyaannya adalah bagaimana cara menangkap gambar dari lubang hitam yang menghisap cahaya ini?

Para peneliti berpikir untuk menangkap gambar lubang hitam dengan meneliti bayangan yang menyala-nyala di sekitar pusat lubang hitam. Mereka menciptakan EHT (Event Horizon Teloscope), teloskop ini meningkatkan teknik Very Long Baseline Interferometry (VLBI) teknologi penglihatan teleskop dengan menangkap gambaran dari objek yang sangat jauh. VLBI bekerja dengan membuat sebuah lapisan dari teleskop kecil yang disinkronasikan dan di fokus ke satu objek yang sama diwaktu bersamaan dan berperan sebagai teloskop virtual besar, untuk menghasilkan detail objek yang diamati.

Adapun hasil pengamatan dari EHT ini ialah pengukuran langsung massa lubang hitam yang lebih akurat dari data yang pernah ada. Gambar yang di beri nama M87* ini menjadi bukti nyata perkembangan teknologi astronomi dunia saat ini.

Sumber:
https://www.jpl.nasa.gov/edu/news/


Ingin tahu informasi menarik lainnya? Yuk, ikuti media sosial HMSI FTIK ITS lainnya di
hima.is.its.ac.id/medsos

Share Your Story: GPBL SUT 2019

Share Your Story telah kembali! Bersama dengan Regita Ayu Cahyani dari Artemis, kali ini ia akan menceritakan pengalamannya mengikuti Global Project Based Learning di Suranaree University of Technology Thailand.

Program ini cukup unik karena berbeda dengan program pendek lainnya, dimulai dari tahap seleksi yang tidak biasa dengan pengiriman berkas dan presentasi proyek. Dengan program yang bertemakan Smart Zoo, proyek pun harus berkaitan dengan tema sehingga Gita mempresentasikan aplikasi smart zoo di Surabaya saat seleksi. Bersama lima delegasi lainnya dari ITS, mereka yang lolos pun berangkat.

Programnya sendiri berlangsung selama 10 hari di SUT, yang menempuh 4 jam perjalanan darat dari Bangkok dengan biaya fully-funded kecuali flight. Site project sendiri diadakan di Korat Zoo. Proyek ini dibuat dengan membentuk tim yang masing-masing beranggotakan 6 orang. Proses pertama adalah dimulai dari analisa kondisi lingkungan di kebun binatang kemudian melakukan brainstorming untuk memecahkan permasalahan yang ada di sana.

Bagi Gita, tentu saja ada permasalahan yang ia alami ketika melaksanakan proyek. Ia mendapatkan challenge untuk selalu berkomunikasi dalam Bahasa Inggris selama proyek berlangsung lantaran perbedaan bahasa ibu yang dimiliki tiap anggota timnya yang beranggotakan 2 mahasiswa dari SUT Thailand dan 3 mahasiswa SIT Jepang. Dengan mencoba menerapkan ilmu dari mata kuliah RKPL dan RBPL ke dalam proyek, Gita mengajukan proyek dengan melakukan improvisasi sebuah aplikasi milik Korat Zoo dengan sebuah prototype aplikasi.

Di hari terakhir, semua tim harus mempresentasikan hasil proyek mereka dihadapan para professor dari SUT Thailand, SIT Jepang, dan Manager dari Korat Zoo. Perjuangan grup Gita tidak sia-sia, mereka mendapatkan penghargaan Best Project karena dinilai dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di Korat Zoo yakni mampu membantu proses bisnis dan tidak membutuhkan budget banyak sehingga dinilai mudah untuk diimplemetasikan secara langsung. Wah, selamat untuk Gita!


Ingin tahu informasi menarik lainnya? Yuk, ikuti media sosial HMSI FTIK ITS lainnya di
hima.is.its.ac.id/medsos

Share Your Story: Kumamoto Spring Program 2019

Share Your Story telah kembali! Kali ini bersama Alifa Rizki Rahmarani yang baru saja kembali dari Kumamoto University Spring Program 2019, Jepang.

Alifa yang sudah dari dulu menargetkan ingin ke Jepang, akhirnya menemukan program ini melalui akun sosial media IO. Karena biaya yang terlihat affordable dan diberi restu oleh orang tua, ia akhirnya mendaftar. Syarat pendaftaran berkas pun tidak sulit yaitu hanya dengan fotokopi paspor, transkrip, dan tefl. Setelah itu, ia dinyatakan lolos dan sekitar akhir Februari-awal Maret kemarin ia menuju Jepang.

Cuaca di Kumamoto lumayan dingin dan hampir selalu berawan dengan lingkungan bersih dan tidak terlalu metropolitan. Ia terkesan dengan host family-nya yang ramah karena sempat dibuatkan masakan rumahan, diajak bermain, dan dibelikan kue.

Program ini cukup santai karena banyak melakukan acara kunjungan ke berbagai tempat. Materi pembelajarannya pun ringan dan lebih banyak memberikan sudut pandang dari sisi humanities yang sangat menarik untuk kita yang belajar IT. Selain itu, ia juga mendapatkan insight lebih mengenai kebumian Gunung Aso. Di hari terakhir, mereka melakukan presentasi dan ikut berbaur dengan anak-anak SMA di sana.

Pengalaman mengesankan bersama volunteer sana juga membuat Alifa senang karena ia sendiri merupakan Volunteer di ITS International Office dan sempat bertemu dengan Volunteer dari Kumamoto University yang ramah.

Terakhir, ada pesan nih dari Alifa! Ada beberapa kebiasaan baik di Jepang yang bisa diterapkan di Indonesia seperti merapikan meja habis makan dimanapun kita makan dan tidak duduk di priority seat. Sebagai tambahan untuk kalian yang ingin memiliki pengalaman study abroad, meskipun hampir tidak ada kaitannya dengan jurusan, program study abroad manapun tetap layak untuk diikuti. Untuk langsung terjun ke dalam lingkungan baru yang sangat berbeda dan orang yang berbeda pula adalah pengalaman yang tidak ada duanya. Lagipula, tidak ada ruginya juga kan tahu banyak hal? “Yok daftar selagi sempat!”


Ingin tahu informasi menarik lainnya? Yuk, ikuti media sosial HMSI FTIK ITS lainnya di
hima.is.its.ac.id/medsos

Perlukah Kamu Menjaga Nomor Teleponmu?

Apakah kamu merasa akunmu sekarang aman? Coba pikirkan kembali. Saat ini peretas dapat melakukan hal yang luar biasa dengan usaha sedikit hanya dengan menggunakan nomor ponsel. Mereka menggunakan nomor ponsel karena nomor ponsel merupakan satu titik kelemahan. Nomor ponsel digunakan di setiap waktu, ketika mendaftar ke situs dan layanan, masuk ke dalam aplikasi atau game, otentikasi dua faktor untuk masuk ke akun dan terkadang digunakan untuk mengatur ulang akun jika kamu melupakan kata sandi. Itu sebabnya kamu perlu melindungi nomor teleponmu.

Lalu bagaimana peretas mencuri nomor telepon? Mereka hanya membutuhkan waktu yang singkat karena nomor telepon dapat ditemukan di mana saja. Seringkali, peretas dapat menemukan nomor ponsel target mereka muncul di internet. Kemudian mereka memanggil operator target dengan menyamar sebagai pelanggan. Tidak sedikit bahwa operator layanan hanya meminta untuk memberikan nomor telepon ke operator atau kartu SIM yang berbeda. Dengan begitu, nomor telepon diaktifkan pada kartu SIM penyerang, dan peretas dapat mengirim atau menerima pesan dan membuat panggilan seolah-olah mereka adalah orang yang baru saja diretas.

Jika terjadi tanda-tanda bahwa target tiba-tiba kehilangan layanan seluler tanpa alasan yang jelas, maka target berhasil diretas. Dari sana, itu sesederhana memulai ulang kata sandi pada akun yang terkait dengan nomor telepon itu. Facebook, Gmail, Twitter – dan banyak lagi. Seorang peretas dapat menggunakan nomor telepon yang dibajak untuk mencuri semua cryptocurrency mu, mengambil alih nama pengguna sosial media atau menghapus semua data yang kamu punya.

Dampak terburuk yang terjadi jika nomor teleponmu berhasil diretas adalah sulit atau tidak mungkin untuk mendapatkan nomor teleponmu kembali, apalagi ketika peretas sudah masuk kedalam akunmu. Belum lagi data-data yang kamu miliki di akun yang berbeda-beda. Dengan mencuri nomor teleponmu, seorang peretas dapat membajak akun target satu per satu dengan mengirim ulang kata sandi ke telepon target. Mereka dapat menipu sistem otomatis dengan berpikir bahwa mereka adalah target yang menelepon layanan pelanggan. Dan lebih buruk lagi, mereka dapat menggunakan nomor yang dibajak untuk masuk ke email kantor dan mencuri dokumen hingga pencurian data. Berbahaya sekali bukan?

Namun kamu tidak perlu khawatir, terdapat beberapa tips untuk melindungi nomor teleponmu. Kamu bisa menambahkan kode keamanan sekunder ke akun ponsel, selain itu kamu dapat menelepon operator layanan. Kamu dapat meminta operator layanan untuk menetapkan kata sandi sekunder pada akun untuk memastikan bahwa hanya kamu sebagai pemegang akun yang dapat membuat perubahan pada akun nomormu, cobalah untuk membuat kata sandi lebih dari empat hingga enam digit dan pastikan kamu menyimpan kode cadangan.        Itulah beberapa tips yang dapat diterapkan untuk mencegah peretasan nomor teleponmu, yuk sekarang lebih berhati-hati untuk memasang nomor teleponmu di tempat yang dapat dilihat secara umum!

Sumber : https://techcrunch.com/2018/12/25/cybersecurity-101-guide-protect-phone-number/
Gambar :
https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/hApiw3f4DZMZxf4w7S-ddGFsL_Y=/640×360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1945005/original/069909000_1519793545-where-to-buy-sim-card-in-ho-chi-minh.jpg


Ingin tahu informasi menarik lainnya? Yuk, ikuti media sosial HMSI FTIK ITS lainnya di
hima.is.its.ac.id/medsos

TAHU TECH : AirBar – Sulap Layar Laptop Menjadi Layar Sentuh

Halo, Sobat Karya!

Ingin membeli laptop dengan fitur layar sentuh tapi terbentur dengan dana yang dimiliki ? Atau ingin laptop dengan layar sentuh tapi laptop masih layak pakai? Atau masih nyaman dengan laptop lama meskipun fiturnya kurang? Penasaran dengan fitur tambahan yang bisa membuat laptop lama kita berubah?

Kenalan yuk sama teknologi yang satu ini!

AirBar memiliki bentuk kotak persegi panjang yang tipis , dilengkapi dengan sebuah kabel USB. Cara kerjanya cukup simpel, yaitu dengan memproyeksikan cahaya yang tidak terlihat di seuluh layar . Saat jari , atau benda-benda seperti pena atau kuas menutupi cahaya tersebut maka akan ada interaksi tanpa benar-benar menyentuhnya.

Sumber :
https://c.76.my/Malaysia/airbar-neonode-add-touchscreen-capabilities-to-15-6-windows-10-lap-sothinggood-1705-03-sothinggood@1.jpg

Airbar dapat dipasangkan pada berbagai jenis laptop dengan ukuran layar yang beragam nih , mulai dari ukuran 13,3 inci sampai 15,6 inci. Harganya cukup juga terjangkau.

Airbar dapat digunakan di Windows dan Mac-OS. Airbar sangat berguna banget nih untuk membantu pekerjaan desain yang memerlukan ketelitian selain menggunakan drawing pen.

Sumber :
https://thegadgetflow.com/wp-content/uploads/2017/01/AirBar-Touchscreen-Sensor-for-MacBook-Air-03.jpg

Sumber: :
https://bit.ly/2Vmq2m1
https://bit.ly/2IyqkQo


Ingin tahu informasi menarik lainnya? Yuk, ikuti media sosial HMSI FTIK ITS lainnya di
hima.is.its.ac.id/medsos

Share Your Story: ASEAN Youth Cultural Exposure

Share Your Story telah kembali bersama Aelisa Nailin dari Artemis (angkatan 2016)!

Aelisa adalah salah satu peserta yang mengikuti program AYCE (ASEAN Youth Cultural Exposure) yang diadakan di Thailand oleh Youcan. Program ini merupakah sharing budaya antara budaya Indonesia dengan Thailand. Selain mempromosikan budaya dan pariwisata yang ada di Indonesia, melalui program ini juga dapat mengetahui budaya di Thailand.

Di program ini juga diadakan lomba yaitu performing art dengan menari tarian khas Indonesia atau menyanyi lagu daerah Indonesia serta paper presentation untuk mempromosikan budaya di Indonesia melalui sebuah presentasi.

Diikuti rata-rata oleh mahasiswa yang berasal dari UI, UGM, ITB, Unair, PLN, UAD, dan mahasiwa dari Thailand, program ini berlangsung selama 4 hari mulai dari 27 Juni 2018 sampai 30 Juni 2018.

Kegiatan-kegiatan selama berada di sana mengikuti rundown dari Youcan dari pukul 8 pagi hingga 8 malam. Selama kegiatan itu pula, transportasi yang digunakan adalah bis yang telah disewa oleh pihak Youcan. Jika sedang free time dan ingin jalan-jalan, transportasi yang digunakan pun menggunakan bis dengan dibantu aplikasi bernama moovit agar mengetahui bis nomor berapa yang harus ditumpangi dan melalui halte mana.

Kegiatan yang berlangsung bermula dari kunjungan dan perkenalan budaya ke Rajamangala University, kemudian Bangkok Art & Culture Center yang berisi pameran karya seni, Bangkok College of Business yang menyelenggakan paper presentation.

Tidak hanya itu, Aelisa juga bercerita mengenai pengalaman mencari makanan halal yang cukup susah selama berada di street food Thailand. Akan tetapi berkat keramahan orang lokal, sebelum mereka membeli makanan selalu diberi tahu jika makanannya mengandung babi.

Wah, pengalaman yang mengasyikkan ya! Sedikit pesan nih dari Aelisa! “Don’t to be afraid to try a new experience. just do it and explore whatever you like. Karena kesempatan tidak datang berkali-kali, selama kalian masih mahasiswa ke luar negri lah sebisa mungkin.”


Ingin tahu informasi menarik lainnya? Yuk, ikuti media sosial HMSI FTIK ITS lainnya di
hima.is.its.ac.id/medsos

InSpirator #25

Halo Sobat Karya!

Tahukah kalian bahwa selain Alan Turing, terdapat tokoh lain dibalik suksesnya pemecahan kode Nazi pada Perang Dunia II? Tokoh tersebut adalah Tommy Harold Flowers yaitu pembuat Colossus, komputer elektronik pertama yang dapat diprogram untuk memecahkan kode Lorenz yang memiliki kompleksitas diatas kode Enigma. Pada akhir Perang Dunia II diketahui bahwa Colossus mampu membaca dan memecahkan 90% pesan yang dikirim oleh Nazi, hingga mampu mempersingkat Perang Dunia II hingga dua taun lamanya.

Early Life

Thomas Horald Flowers lahir di London pada 22 Desember 1905 sebagai putra seorang pemecah batu. Kemampuan matematikal yang dimilikinya sejak kecil , membawanya untuk mendapat beasiswa dan kesempatan untuk magang selama 4 tahun di Royal Arsenal dalam bidang rekayasa mesin sambil menempuh pendidikan di Electrical Engineering University of London.

GPO

Pada tahun 1926 Flowers mulai bekerja di General Post Office (GPO) dan kemudain dipromosikan untuk memegang proyek yang lebih besar. Pada proyek ini ia berhasil mentrasmisikan sinyal telepon jarak jauh menjadi suara dengan menggunakan katup termionik yang menjadi terobosan termutakhir saat itu.

Pra-Colossus

Pada 1941 Flowers membantu pengembangan mesin pemecah kode engima-The Bombe karya Alan Turing dan mesin Heath Robinson untuk memecahkan kode Lorenz yang memiliki kompleksitas lebih tinggi. Karena dirasa kurang efektif dan efisien, akhirnya ia membuat Colossus, yaitu komputer elektronika pertama yang dapat diprogram untuk memecahkan kode Lorenz.

Colossus

Colossus sempat dipandang sebelah mata, bahkan tidak dibiayai Bletchley Park Management. Akan tetapi akhirnya Colossus tetap dibuat dengan menggunakan uang pribadi, kemudian dibawa kembali ke Bletchley Park untuk dibuat 10 mesin lainnya. Diakhir masa perang diketahui bahwa Colossus berhasil memecahkan 90% pesan yang dikirim Jerman dengan kode Lorenz dan mampu mempersingkat perang hingga 2 tahun lamanya.