Setiap tahunnya, Departemen Sistem Informasi (DSI) menyelenggarakan kegiatan OKKBK sebagai ajang pengenalan lingkungan departemen kepada mahasiswa baru. Orientasi Keprofesian dan Kompetensi Berbasis Kurikulum atau biasa disebut OKKBK merupakan wadah mahasiswa baru untuk mengenal teman satu angkatan, proses belajar mengajar, peraturan dan stakeholder yang ada di dalamnya, perangkat di departemen, dan yang terutama adalah perihal keprofesian.
OKKBK merupakan wahana bagi mahasiswa baru ITS untuk mengenal lingkungan kampus dalam proses transisi menjadi mahasiswa yang dewasa dan mandiri, serta mempercepat proses adaptasi dengan lingkungan yang baru dan memberikan bekal untuk keberhasilannya menempuh pendidikan di Departemen Sistem Informasi. OKKBK Sistem Informasi ITS 2023 ini dimulai pada hari Senin, 14 Agustus 2023 hingga Jumat, 16 Agustus 2023 yang diadakan secara luring di lingkungan Departemen Sistem Informasi ITS.
Materi yang didapatkan dalam OKKBK sangat beragam, mulai dari pengenalan Departemen Sistem Informasi (DSI), peraturan departemen, lingkup profesi, HMSI, ISE!, sampai pengenalan eksternal Sistem Informasi, seperti pengenalan ITS TV, Sosialisasi Office 365, dan juga IEEE ITS. Pemateri yang mengisi pada setiap rangkaian acara berasal dari berbagai pihak internal dan eksternal. Untuk pemateri internal meliputi stakeholder di departemen. Misalnya, Bapak Mudjahidin dan Bapak Ahmad Holil menjelaskan tujuan prodi, Bapak Soni lingkup profesi, atau Bapak Faizal Mahananto menjelaskan peraturan departemen. Lalu terdapat materi mengenai HMSI yang dibawakan oleh departemen-departemen yang ada di dalam HMSI. Untuk pemateri eksternal terdapat perwakilan dari ITS TV dan IEEE ITS, lalu sosialisasi Office 365 dibawakan oleh DPTSI.
Pada tahun ini, ada hal yang berbeda dalam OKKBK Sistem Informasi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, OKKBK tahun ini yang mengikuti berjumlah 268 peserta bukan hanya dari Departemen Sistem Informasi, melainkan juga peserta dari prodi baru, yakni Inovasi Digital. Selain itu, OKKBK tahun ini diadakan selama 3 hari dengan tambahan 1 hari yang merupakan pengenalan Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC). Jadi peserta tidak hanya mendapatkan pengenalan jurusan saja, tetapi juga mendapatkan pengenalan fakultas dan mendapatkan teman baru di luar jurusan.
(Foto: Peserta OKKBK Sistem Informasi 2023)
Di mata mahasiswa baru, OKKBK merupakan sebuah kegiatan yang penting dan sangat bermanfaat. Tak hanya itu, kegiatan yang diselenggarakan selama empat hari ini dinilai memberikan bekal bagi mereka untuk menyongsong masa perkuliahannya. “Saya berpikir kalau OKKBK ini sangat informatif untuk kami yang notabenenya masih mahasiswa baru di Sistem Informasi. Jadi, kesannya selain seru juga dapat teman-teman baru yang awalnya pas Gerigi itu cuma dapat sebagian teman jurusan,” ujar Abrorus Shobah, salah satu mahasiswa baru DSI 2023.
Mahasiswa dari Pamekasan ini mengaku senang mengikuti serangkaian acara OKKBK. Selain dapat motivasi, ia juga mendapat banyak pengetahuan baru terkait dunia kampus dan banyak mendapat teman baru. “Saya berharap kedepannya saya bisa mempunyai benteng yang kokoh untuk menjalani perkuliahan nanti di jurusan Sistem Informasi, karena sudah banyak sekali informasi yang diberikan pada saat OKKBK. Jadi ya kedepannya saya lebih siap untuk menjalani perkuliahan ini,” imbuh Abror.
Kegiatan ini telah dilaksanakan dengan sukses dan lancar meskipun terdapat beberapa perubahan yang mendadak. Selain bertujuan untuk mengenalkan lingkungan departemen, OKKBK juga berguna untuk bekal mahasiswa baru di perkuliahan nanti. “Dari panitia berharap agar peserta tetap mengingat materi materi yang telah diberikan ketika OKKBK karena materi tersebut penting untuk kehidupan di kampus nanti,” ucap A. Talitha Rezky selaku penanggung jawab OKKBK pada tahun ini.
Layanan streaming film dan seri berbasis di California, Netflix telah mengenalkan fitur terbatas untuk streaming video game. Pengumuman ini dibuat melalui sebuah postingan di blog pada hari Senin. Dalam postingan tersebut, Netflix mengumumkan bahwa mereka kini memungkinkan pengguna untuk memainkan video game pada perangkat TV dan komputer mereka melalui aplikasi dan situs web Netflix.
Namun, fitur ini masih berada dalam tahap uji coba terbatas yang hanya tersedia untuk sejumlah kecil pengguna di Kanada dan Inggris. Para pengguna yang beruntung ini dapat mengakses koleksi permainan melalui platform Netflix pada perangkat TV, serta mendukung juga untuk PC dan Mac.
Tujuan dari Fitur Game Netflix “Tujuan kami adalah selalu menyediakan game untuk semua orang, dan kami bekerja keras memenuhi kebutuhan para anggota dimanapun mereka berada dengan layanan yang mudah diakses, tanpa hambatan, dan ada di mana-mana,” tulis Mike Verdu, Wakil Presiden Netflix Games, seperti dikutip dari Engadget, Rabu (16/8).
Koleksi Game di Netflix Setelah meluncurkan 55 game mobile dalam koleksinya, Netflix berencana untuk menambahkan sekitar 40 game lagi di sepanjang tahun 2023. Baru-baru ini, perusahaan ini juga telah meluncurkan Valiant Hearts: Coming Home dan Highwater Dystopia sebagai penambahan terbaru dalam daftar game yang tersedia di platformnya.
Namun, berdasarkan informasi terbaru, masih banyak game mobile yang akan diluncurkan Netflix dalam waktu dekat ini. Dilaporkan oleh Engadget pada hari Selasa (21/2), telah teridentifikasi beberapa game mobile yang akan dimasukkan ke dalam katalog Netflix Games pada tahun ini.
Sebelumnya, Netflix telah mengumumkan sejumlah game baru yang akan segera dinikmati oleh lebih dari 230 juta pelanggan mereka. Beberapa contohnya termasuk Terra Nil dan Paper Trail. Selain itu, Netflix juga menjalin kesepakatan dengan Ubisoft untuk merilis tiga game eksklusif yang hanya akan tersedia di platform mereka.
Netflix Games Kolaborasi dengan Super Evil Megacorp untuk Game Eksklusif Super Evil Megacorp, pengembang di balik Vainglory sedang dalam proses mengembangkan judul eksklusif khusus untuk Netflix Games. Game ini akan dirancang berdasarkan keahlian studio dalam menciptakan permainan pertarungan yang berfokus pada kerja tim.
Leanne Loombe, Wakil Presiden Permainan Eksternal Netflix mengungkapkan bahwa game ini merupakan langkah besar dan berani bagi Netflix sebagai perusahaan transmedia.Loombe juga menambahkan bahwa sejak Netflix memulai penawaran game pada tahun 2021, mereka telah melihat minat besar dari pemain terhadap permainan dengan tiga faktor utama: judul yang dikenali dengan mudah, kemampuan untuk dimainkan setiap hari, dan adaptasi dari acara atau film populer, seperti contohnya game Stranger Things: 1984.
Beberapa Perangkat yang Bisa Mengakses Fitur Baru Fitur ini baru mendukung sejumlah perangkat, termasuk Amazon Fire TV, Chromecast dengan Google TV, TV LG, perangkat dan TV NVIDIA Shield TV, perangkat dan TV Roku, Samsung Smart TV, Walmart ONN, serta perangkat Roku.
Meskipun demikian, perusahaan telah menegaskan bahwa mereka akan terus menambahkan perangkat lain yang kompatibel dengan layanan streaming game ini. Dalam beberapa minggu mendatang, game-game tersebut juga akan dapat dimainkan melalui situs web Netflix menggunakan perangkat desktop yang sesuai.
WhatsApp merupakan salah satu platform media sosial populer di kalangan masyarakat hingga saat ini. Namun, seringkali popularitasnya menjadikan aplikasi ini sebagai target kriminal bagi para penjahat siber, seperti mengirimkan pesan dengan malware tersembunyi. Hingga saat ini, banyak ditemukan penyebaran pesan dengan malware tersembunyi dan hal tersebut perlu diwaspadai, terutama ketika menerima pesan berupa link. Ketika link dalam pesan tersebut diklik, pengguna pun justru terjebak dalam perangkap yang dirancang oleh penjahat siber.
Apa itu Malware?
Malware merupakan singkatan dari Malicious Software, yaitu perangkat lunak jahat yang dirancang untuk merusak sistem atau mengeksploitasi perangkat, sistem, maupun jaringan oleh penjahat siber. Malware dikirim ke perangkat pengguna media sosial melalui penyebaran pesan yang dilakukan secara acak atau direncanakan. Hal ini bertujuan untuk merusak sistem perangkat pengguna atau mengambil data-data rahasia yang dimiliki oleh pengguna.
Beberapa kasus mengenai Malware yang berkaitan dengan WhatsApp
Penyebaran Malware GravityRAT dalam aplikasi BingeChat
Dilansir dari bleepingcomputer.com, malware GravityRAT telah aktif sejak 2015 dan mulai aktif menyerang pengguna android pada 2020. Malware ini dioperasikan oleh SpaceCobra untuk mengincar pengguna tertentu. Malware GravityRAT merupakan malware jenis spyware yang beredar dalam bentuk aplikasi bernama ‘BingeChat’. Pada tahun 2021, malware ini muncul kembali menggunakan aplikasi chat bernama ‘SoSafe’ dan ‘Travel Mate Pro’.
Malware GravityRAT yang berada dalam aplikasi BingeChat bertujuan untuk mencuri backup data WhatsApp pengguna. Backup data yang diambil bisa berisi informasi sensitif, seperti teks, video, foto, dokumen dan lainnya yang tidak terenkripsi atau tidak disimpan secara khusus.
BingeChat mengklaim dirinya sebagai aplikasi chat enkripsi end-to-end, menyajikan tampilan sederhana dan fitur berlimpah. Aplikasi ini didistribusikan dengan domain bingechat[.]net dan beberapa domain atau saluran lainnya. Untuk menginstal aplikasi ini, pengguna menerima tautan undangan melalui pesan. Setelah terpasang, aplikasi akan meminta izin akses untuk kontak, telepon, log panggilan, SMS, lokasi, penyimpanan, kamera, dan mikrofon – permintaan yang umum pada aplikasi obrolan sehingga tidak mencurigakan. Setelah izin diberikan, aplikasi akan meneruskan akses yang telah disetujui oleh pengguna ke server command control (C2) yang dikelola oleh operator malware. Selain itu, C2 memiliki kemampuan untuk memberikan tiga perintah langsung kepada malware GravityRAT: menghapus semua file dari ekstensi tertentu, menghapus semua kontak, dan menghapus semua catatan panggilan pada perangkat pengguna.
Penyebaran Malware dalam bentuk File .APK dengan Metode Sniffing
Dilansir dari kompas.com, seorang pengguna menerima pesan dari seorang yang mengklaim dirinya sebagai kurir paket dan mengirimkan file dengan format .APK bertuliskan ‘Foto Paket’. Setelah itu, pengguna tanpa sadar melakukan instalasi file tersebut dan dengan cepat, saldo m-banking yang dimilikinya terkuras habis.
Diduga, bahwa file .APK tersebut adalah malware RAT (Remote Administrator Tool) yang mampu mengendalikan ponsel pengguna dari jarak jauh dan mengakses m-banking pengguna tanpa diketahui dengan cepat. Kemudian, muncul SMS memberitahukan bahwa saldo telah berkurang. Metode ini dinamakan Sniffing, yaitu mengambil data yang telah ada dan memanfaatkannya untuk keperluan pribadi.
Berdasarkan laporan tempo.co, saat ini terjadi perkembangan metode pencurian data melalui WhatsApp, di mana penjahat siber merubah nama file dari .APK menjadi .Pdf. Seorang ahli keamanan siber vaksincom, Alfons Tanujaya menjelaskan, bahwa penulisan ekstensi file pada pesan phishing dapat diubah untuk meningkatkan keberhasilan pengiriman file yang merugikan pengguna. Hal ini lebih efektif, karena WhatsApp hanya memperhatikan ekstensi file tanpa melakukan pemeriksaan otomatis terhadap isi sebenarnya dari file tersebut.
Malware dalam bentuk voice note WhatsApp
Dilansir dari bleepingcomputer.com, telah ditemukan sebuah kampanye phishing yang menirukan fitur pesan suara WhatsApp, mencoba menyebarkan malware setidaknya ke 27.655 alamat email oleh researcher dari Armorblox. Kampanye ini bertujuan untuk mengarahkan pengguna agar menginstal malware dari email tersebut sebagai jalan pembuka pencurian informasi.
Serangan phishing tidak dilakukan secara langsung ke WhatsApp, melainkan melalui email yang mengaku sebagai notifikasi aplikasi, bahwa pengguna menerima pesan suara dari aplikasi. Email tersebut menggunakan domain yang sah dari Center for Road Safety di Moscow, Rusia. Sehingga, pengirimannya tidak ditandai sebagai spam atau diblokir.
Jika pengguna mengklik tombol play, mereka akan diarahkan ke website lain yang meminta persetujuan instalasi server berisi trojan. Setelah itu, pengguna akan diminta klik tombol allow untuk memverifikasi bahwa mereka bukan robot. Namun, ketika tombol tersebut diklik, pengguna malah diperintahkan untuk berlangganan notifikasi browser dan menginstal payload untuk malware pencurian data.
Hoax terkait Penyebaran Malware pada WhatsApp
Di tengah banyaknya informasi informasi beredar mengenai malware yang dapat menyebar melalui WhatsApp, tentunya para pengguna berwaspada saat menerima pesan dari nomor yang tidak dikenalnya. Namun, dalam menghadapi informasi tentang penyebaran malware, juga perlu memeriksa hal tersebut untuk memastikan kebenarannya.
Dilansir dari kompas.com, beredar seorang warganet menanyakan tentang kebenaran pesan yang ia dapatkan mengenai penipuan melalui file .APK menggunakan voice note di WhatsApp melalui Twitter. Berikut tangkapan layar yang diunggah oleh warganet tersebut.
Menurut Alfons Tanujaya, hal tersebut merupakan misinformasi secara tidak jelas, dikarenakan judul pesannya mengatakan bahwa hal tersebut merupakan penipuan, tetapi tampilan gambar yang dilampirkan tidak jelas menunjukkan .APK atau unduhan lain. Selain itu, jika dikarenakan ikon tanda panah kebawah, hal tersebut dapat disesuaikan pada pengaturan WhatsApp setiap pengguna untuk tidak mengunduh otomatis file media.
Cara Melindungi WhatsApp dari Malware
Penting bagi pengguna untuk menjaga keamanan WhatsApp, agar tidak mudah diserang malware dan melindungi informasi penting. Berikut cara yang perlu dilakukan untuk melindungi WhatsApp dari malware, antara lain:
Jangan langsung mengakses link dari pesan yang diterima, terutama jika berasal dari nomor yang tidak dikenal.
Usahakan hanya menginstal aplikasi dari sumber resmi, seperti Play Store (Android), App Store (iOS), dan lainnya.
Membaca ketentuan semua izin akses yang diperlukan aplikasi, jika izin akses yang diperlukan bersifat sensitif atau terlalu banyak, aplikasi patut dicurigai.
Perbarui sistem operasi OS Android atau iOS secara berkala. Karena, sistem operasi lama rentan terhadap malware.
Menggunakan aplikasi keamanan untuk memindai dan menghapus hal berbahaya.
Dua mahasiswa asal Indonesia berhasil merilis perusahaan teknologi pendidikan berbasis artificial intelligence (AI) yang disebut dengan MASA AI. MASA AI ini resmi rilis setelah sukses diluncurkan pada Kamis (22/6) di Silicon Valley, Amerika Serikat.
Startup ini lahir dari ide dua kakak beradik. Mereka adalah Davyn Sudirdjo (22), lulusan master Stanford Symbolic Systems, dan adiknya Jason Sudirdjo (20), mahasiswa Berkeley. Mereka juga mengajak rekannya yang bernama Wilson Liang (23), warga Amerika Serikat lulusan master Stanford Computer Science yang juga fokus di AI.
MASA AI diklaim sebagai perusahaan solusi AI pertama di Indonesia dengan dua unit bisnis yang berbeda. Masa AI menyediakan solusi berbasis kecerdasan buatan yang berfokus pada teknologi pendidikan dan pengembangan tenaga kerja Indonesia.
Bermula Dari Ruang Kuliah
Davyn berlatar belakang lulusan S1 Ekonomi yang tidak memahami ilmu komputer. Setelah lulus, ia mengambil master Stanford Symbolic Systems. Saat itu Jason sang adik berdiskusi dengan kakaknya, ia mengaku pernah menjalankan tutor bisnis online saat masa pandemi. Jason saat itu merasa kesusahan untuk menyatukan banyak murid atau partisipan, hal ini dikarenakan tutor atau jumlah guru yang tak sebanding.
Dari komplain Jason, Davyn yang mengambil kelas di Stanford tentang AI for Natural Language pada saat itu mempunyai pemikiran untuk membuat model pengajaran dengan AI. Mulai saat itulah mereka bersama-sama untuk membangun MASA AI dengan mengajak satu rekannya warga Amerika Serikat yang juga fokus di AI.
Pendidikan AI Untuk Indonesia
Menurut Davyn dan Jason, teknologi AI memang sudah dikenal beberapa tahun lalu, namun kebanyakan masyarakat Indonesia masih belum tahu secara menyeluruh tentang teknologi ini. Menurut Jason, ia ingin membantu masyarakat Indonesia mendapat kemudahan akses pendidikan, khususnya dalam berbahasa Inggris. Baginya, salah satu modal dasar untuk dapat bersaing di dunia internasional ialah kemampuan berbahasa Inggris.
MASA AI menawarkan berbagai layanan pelatihan AI dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat Indonesia. MASA AI akan membantu membimbing peserta untuk menjadi praktisi AI yang mengerti cara mengembangkan teknologi. Dalam kursus pelatihan, pengguna akan diajarkan berbagai topik seperti pemrosesan bahasa alami, pembelajaran mesin, dan visi komputer.
Dengan sumber daya dari Silicon Valley, mereka berharap dengan kehadiran MASA AI yang sesuai dengan kebutuhan lokal dapat membantu lebih banyak orang yang mahir di bidang ini, menyerap lebih banyak lapangan pekerjaan di Indonesia, serta meningkatkan kualitas pendidikan secara umum.
Layanan MASA AI
Saat ini, MASA AI mempunyai dua produk yang diberi nama Jennie Test and Jennie Speak, yang bisa digunakan untuk melatih TOEFL, IELTS, UTBK, dan SBMPTN, termasuk tes diagnostik cepat. Harga yang ditawarkan untuk Jennie Test hanya Rp.19.000,00 per dua minggu. Sedangkan JennieSpeak dipatok harga Rp2.500,00 per praktek bicara. Hal ini dikatakan 95 persen lebih murah dibandingkan jutaan rupiah yang biasanya dihabiskan setiap bulan di antara semua kelas zoom, subscriptions, video pembelajaran, past papers, dan textbooks.
AI nantinya akan bertugas mengevaluasi kekuatan dan kelemahan pengguna, memberi soal latihan yang tak terbatas, dan studi kasus yang tak terhingga untuk membantu pengguna berlatih mengasah kekurangan yang masih dialami. Terdapat robotutor yang bekerja 24/7 secara real-time yang bisa ditanya apapun. Selain itu, robotutor ini dapat melatih berbicara yang dapat mendeteksi pengucapan dan intonasi, ritme dan tempo, serta akurasi tata bahasa dan kosakata, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbicara pengguna.
Davyn dan Jason adalah dua anak bangsa yang menginspirasi, mampu bersaing, dan menciptakan inovasi di bidang teknologi pendidikan. MASA AI adalah hasil dari visi mereka untuk meningkatkan persaingan dalam bidang kecerdasan buatan di Indonesia, mengembangkan teknologi yang memadai, serta menciptakan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Dalam mendirikan perusahaan baru ini, mereka juga memberikan kesungguhan, keyakinan diri, dan jaringan global untuk memperkuat ekosistem bisnis Indonesia.
Kontribusi Davyn dan Jason dalam pengembangan kecerdasan buatan melalui MASA AI di Indonesia diharapkan bisa berdampak positif pada bidang ekonomi dan pendidikan nasional. Di era digital yang terus berkembang, teknologi ini menjadi salah satu bisnis masa depan yang harus terus diperhatikan dan ditingkatkan agar siap menghadapi tantangan masa depan.
Pengguna Twitter akan segera menghadapi penyesuaian dengan adanya perubahan logo media sosial tersebut dari burung biru menjadi huruf X. Selain itu, tombol yang sebelumnya berlatar belakang biru juga akan berubah menjadi hitam.
Elon Musk sebelumnya telah memberi isyarat tentang perubahan logo ini ketika ia mengakuisisi Twitter pada April 2022 dengan nilai akuisisi mencapai 44 miliar dolar AS. Meskipun Musk tidak memberikan komentar secara rinci tentang bentuk logo baru, ia memposting sebuah GIF yang disediakan oleh pengguna Twitter bernama Sawyer Merritt. Sawyer Merritt menyatakan bahwa GIF tersebut akan digunakan untuk podcastnya yang telah dihentikan.
Mengapa Logo X?
Penggunaan huruf “X” dalam logo baru ini mencerminkan keterkaitan dengan banyak terobosan yang telah dibuat dan dijalankan oleh Musk selama dua dekade terakhir. Sebagai contoh, “X” merupakan bagian dari nama asli Paypal, juga ada dalam SpaceX, perusahaan antariksa miliknya, serta Tesla SUV. Musk bahkan sebelumnya ingin mengubah nama Twitter menjadi “X, aplikasi segalanya.”
Apa Tujuan dari Rebranding Twitter?
Linda Yaccarino, seorang eksekutif senior di Twitter dalam akun Twitter pribadinya menyatakan bahwa perubahan logo yang dilakukan oleh Musk adalah bagian dari upaya rebranding dan bertujuan untuk lebih memperluas kesadaran pengguna terhadap peran utama platform microblogging. Yaccarino juga menambahkan bahwa perubahan ini akan menjadi awal dari penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) oleh Twitter untuk melakukan pemasaran barang, layanan, dan peluang secara lebih efektif. “X adalah keadaan masa depan dari interaktivitas tanpa batas – berpusat pada audio, video, perpesanan, pembayaran/perbankan – menciptakan pasar global untuk ide, barang, layanan, dan peluang,” tulisnya dalam sebuah twit-nya.
Berawal dari keyakinan akan potensi kecerdasan buatan (AI), X hadir sebagai inovasi yang bertujuan menghubungkan seluruh manusia dengan cara yang belum terbayangkan sebelumnya. Perkembangannya tidaklah instan karena ragam fitur canggihnya telah dirintis selama delapan bulan terakhir dan perkembangan tersebut akan terus berlanjut tanpa batas. Linda, yang merupakan juru bicara proyek X, menyatakan bahwa walaupun fitur-fitur canggih sudah diperkenalkan dalam beberapa bulan terakhir, ini hanya permulaan dari potensi yang lebih besar. Transformasi X tidak terbatas dan proyek ini bertujuan menjadi platform serba bisa yang dapat memberikan berbagai manfaat yang luar biasa bagi manusia dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan kehadiran X, masa depan tampak cerah dengan potensi teknologi yang akan menghubungkan dan memberdayakan dunia dengan cara yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Dampak Rebranding Twitter
Keputusan Elon Musk untuk mengubah logo Twitter menjadi huruf X telah menimbulkan berbagai dampak yang beragam, baik positif maupun negatif. Perubahan logo dari burung biru menjadi huruf X, serta rebranding Twitter secara keseluruhan, telah memicu reaksi beragam di kalangan pengguna. Beberapa pengguna lama merasa kesulitan menerima perubahan ini karena nama-nama dan jargon-jargon yang sudah melekat kuat dalam pengalaman mereka di platform tersebut. Beberapa di antaranya merasa terkejut dan kecewa dengan perubahan ini, bahkan ada yang secara terbuka mengolok-olok logo baru tersebut di platform Twitter. Beberapa pengguna juga menyatakan niat untuk meninggalkan Twitter sebagai bentuk protes terhadap kebijakan perubahan yang dilakukan oleh Elon Musk. Namun, ada juga sejumlah pengguna yang menantikan inovasi dari Musk dan berencana untuk tetap setia pada platform yang telah di-branding ulang menjadi “X”.
Potensi tuntutan dari perusahaan lain, penggunaan huruf X sebagai logo baru Twitter menimbulkan potensi masalah hukum terkait dengan merek dagang. Beberapa perusahaan lain, seperti Meta dan Microsoft, telah memiliki merek dagang yang melibatkan huruf X untuk produk dan layanan mereka. Hal ini dapat menyebabkan potensi tuntutan hukum dari perusahaan-perusahaan tersebut terhadap Twitter atas dugaan pelanggaran hak kekayaan intelektual mereka. Pengacara merek dagang berpendapat bahwa penggunaan huruf X oleh Twitter mungkin tidak memiliki keunikan yang cukup untuk mendapatkan perlindungan hukum. Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan atau tindakan hukum yang diambil oleh perusahaan lain terkait masalah ini.
Dalam keseluruhan, perubahan logo dan rebranding Twitter menjadi huruf X telah menciptakan dampak yang signifikan, baik dalam merespon reaksi beragam pengguna maupun potensi masalah hukum terkait hak kekayaan intelektual. Masih harus dilihat bagaimana perubahan ini akan berkembang dan apakah Twitter akan dapat mengatasi tantangan yang muncul dari keputusan ini.
Mark Zuckerberg telah menghebohkan pengguna Instagram dengan meluncurkan aplikasi Threads pada tanggal 5 Juli 2023 lalu. Threads adalah aplikasi berbasis teks yang dibuat oleh tim Instagram. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk berbagi posting-an dan balasan dengan menyertakan teks, video, foto, atau link tautan. Di Threads, kita dapat mengatur siapa saja yang dapat melihat posting-an kita. Siapa pun yang memiliki akun Instagram dapat membuat profil Threads. Namun jika pengguna tidak memiliki akun instagram, maka mereka juga tidak dapat menggunakan aplikasi ini.
Perbedaan Threads dengan Instagram
Jika kita lihat dari tampilannya, Threads memiliki tampilan yang sangat berbeda dengan Instagram. Threads lebih mengarah ke posting-an yang berisi tulisan dengan sedikit video, sedangkan Instagram lebih mengarah ke visual (setiap posting-an memiliki foto maupun video). Selain itu, profil di Threads sangat bergantung pada profil yang kita miliki di Instagram. Ketika ingin mengedit profil di Threads, kita harus mengedit profil di Instagram. Karena jika kita sudah mengubah profil Instagram, maka secara otomatis profil Threads akan ter-update juga.
Threads mirip dengan Twitter?
Jika kita lihat dari segi tampilan, tampilan beberapa halaman di Threads memang mirip dengan Twitter. Hal ini memicu perselisihan antara Mark Zuckerberg dengan Elon Musk. Elon Musk menuduh Mark Zuckerberg meniru desain dari Twitter dan menyebut bahwa beberapa mantan karyawan Twitter dipanggil oleh Zuckerberg untuk membentuk aplikasi media sosial Threads. Elon Musk tidak menerima fakta bahwa mantan karyawan tersebut memiliki informasi bisnis rahasia dari Twitter. Menjawab tuduhan ini, Andy Stone membantah adanya mantan karyawan Twitter di Facebook. Andy Stone membantah jika Facebook memanfaatkan keuntungan dari mundurnya karyawan Twitter dan membuat aplikasi media sosial Threads. Jika dilihat secara spesifik Threads dan Twitter sangat berbeda, sistem yang digunakan Threads pun juga berbeda.
Threads to Fediverse
Untuk kedepannya Threads akan dikembangkan lagi agar menjadi bagian dari Fediverse. Fediverse adalah kumpulan dari ribuan server media sosial independen yang saling berkomunikasi dengan lancar. Hal ini berarti jutaan pengguna di server ini dapat berinteraksi satu sama lain seolah-olah mereka berada di satu jejaring sosial. Rencananya Threads akan menggunakan protokol yang disebut ActivityPub untuk berkomunikasi dengan server lain yang mendukung protokol ini. Fediversi memungkinkan pengguna untuk saling berkomunikasi dengan orang-orang di platform Fediverse lain yang tidak dimiliki atau dikendalikan oleh META.
Penulis: Melatie Raghyl Putri
Editor: I Kadek Wahyu Dwi Pranatasana, Ellion Blessan
Foto: Ilustrasi Papor Warga Negara Indonesia (Sumber: visafoto.com)
Negara Indonesia kembali dihebohkan dengan kabar bocornya data paspor Warga Negara Indonesia (WNI). Tidak tanggung-tanggung, sebanyak 34 juta data paspor WNI kini dijual di dark web seharga USD 10.000 atau sekitar 150 juta rupiah. Pelaku dibalik kebocoran data ini adalah Björka yang pada tahun 2022 sempat menggemparkan Indonesia dengan meretas dokumen milik Presiden Joko Widodo, termasuk membobol data pribadi para pejabat, menteri dan ketua DPR.
Adapun rincian data paspor yang bocor antara lain nama pemilik paspor, nomor paspor, tanggal berlaku paspor, jenis kelamin, hingga tanggal terbit paspor. “34 juta data paspor Indonesia bocor dan dijual di dark web. Harga cuma $10k. Data termasuk nomor paspor, nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, nomor telepon, email, foto wajah dan tanda tangan,” tulis pengamat keamanan siber Teguh Aprianto di Twitter pada Rabu (5/7)
Foto: Tangkapan Layar dari Blog yang Diduga Milik Bjorka
Teguh sebagai orang pertama yang menginformasikan kebocoran data paspor itu menjelaskan, ukuran file versi compressed dan uncompressed yang dibobol oleh Björka, masing-masing sebesar 4GB dengan total file sebanyak 34.900.867.
Apakah Data yang Bocor Valid?
Menurut Vaksincom, sebuah perusahaan keamanan siber meyakini bahwa data yang dibocorkan oleh Björka di blognya merupakan data yang valid. Hal ini dikarekanan data tersebut memiliki dua nomor paspor dan NIKIM yang hanya dipegang oleh pemilik dan otoritas. “Kalau [pemerintah] menyangkal ini ibarat muka sudah bengap berdarah bilang ‘aku nggak apa-apa dipukul orang’. Percuma,” kata Alfons Tanujaya, pakar keamanan siber dari Vaksincom kepada BBC News Indonesia, Kamis (6/7). Validasi data paspor ini diperkuat pengakuan pakar dari lembaga riset keamanan siber dan komunikasi CISSReC, Pratama Persadha. Namanya berada di salah satu baris data file yang dibagikan Bjorka. “Sudah biasa juga, tapi kesal juga,” kata Pratama. BBC Indonesia juga melihat namanya berada dalam barisan data yang dibocorkan Bjorka.
Tanggapan Kementerian Kominfo
Kementerian Komunikasi dan Informatika mengaku sudah menelusuri dugaan kebocoran data paspor ini. “Tim masih bekerja dan sejauh ini belum dapat menyimpulkan telah terjadi kebocoran data pribadi dalam jumlah yang masif seperti yang diduga. Kesimpulan ini diambil setelah dilakukan beberapa tahap pemeriksaan secara hati-hati terhadap data yang beredar,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel A. Pangerapan dalam keterangan pers, Kamis (6/7)
Kementerian Kominfo juga melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait sesuai ketentuan yang berlaku yaitu Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serta Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM. “Kementerian Kominfo akan terus melanjutkan penelusuran dan akan merilis hasil temuan setelah mendapatkan informasi yang lebih detail,” tambah Sammy – sapaan Semuel A. Pangerapan.
Indonesia Disebut Sebagai Negara “Open Source”
Akibat seringnya Indonesia mengalami pembobolan data, banyak warganet yang membuat sindiran bahwa Indonesia merupakan negara open source. Beberapa kebocoran data pribadi yang pernah terjadi sebelumnya, di antaranya:
35 juta data pengguna MyIndihome;
19 juta data BPJS Ketenagakerjaan;
3,2 miliar data dari Aplikasi PeduliLindungi;
45 juta data MyPertamina;
105 data Komisi Pemilihan Umum;
679.000 surat yang dikirim ke Presiden Jokowi;
1,3 miliar data SIM Card, dan
Browsing history dari 26 juta pengguna Indihome.
Sebutan mengenai Indonesia adalah negara open source jelas adalah sebuah sindiran yang seolah menyebut bahwa negara ini tidak memiliki sistem keamanan yang cukup dan aman untuk data-data pribadi. Hingga kini, kasus serangan hacker ke data pribadi penduduk Indonesia ini menjadi sorotan publik hingga pemerintah terutama Kominfo. Sayangnya, masih belum ada penanganan serius terkait hal tersebut.
Penulis : Yudhistira Azhar Haryono Putra
Editor : Abraham Mauritz Talakua, I Kadek Wahyu Dwi Pranatasana
Figma merupakan salah satu tools desain grafis yang cukup sering digunakan di kalangan mahasiswa. Sebagai mahasiswa Departemen Sistem Informasi (DSI), tentunya kita sangat familiar dengan Figma. Mata kuliah Rekayasa Kebutuhan Perangkat Lunak dan Desain Pengalaman Pengguna merupakan beberapa mata kuliah di DSI yang memanfaatkan Figma untuk menunjang pembelajaran di kelas, yakni dengan membuat desain UI/UX (User Interface/User Experience) dari aplikasi yang kita rancang. Selain mudah digunakan, Figma juga memberikan akses secara gratis untuk penggunanya. Beberapa waktu yang lalu, Figma secara resmi meluncurkan beberapa fitur terbaru mereka, dan salah satu inovasi mereka dirasa sangat menarik perhatian bagi komunitas IT yakni adanya fitur Dev Mode. Fitur ini bertujuan untuk membantu pengembang dalam menerjemahkan desain yang berbentuk grafis ke kumpulan barisan kode fungsional dengan cepat. Hal ini tentunya sangat mempermudah developer dalam melakukan pekerjaannya.
Dari survei yang telah dilakukan oleh Figma, jumlah pengguna yang memiliki latar belakang developer lebih banyak daripada pengguna yang bertujuan untuk desain semata. Hal ini lah yang mendasari peluncuran Fitur Dev Mode. Sebagai Developer Front-end maupun Full Stack, seringkali kita mengalami kesulitan untuk mentranslasikan desain yang telah dibuat oleh UI/UX menjadi kode yang fungsional. Fitur Dev Mode akan membantu developer untuk mendapatkan code sesuai desain yang diinginkan.
Penggunaan
Cara penggunaan fitur ini cukup mudah. Kita hanya perlu melakukan beberapa setting, seperti bahasa pemrograman yang digunakan, jenis hardware yang digunakan, dan melakukan koneksi dengan VSC, GitHub, Anima, Jira, maupun teks editor lain. Setelah melakukan pengaturan awal, kita hanya perlu memilih desain yang kita inginkan. Secara otomatis rincian code dari desain tersebut akan muncul. Tidak hanya itu, semua aset yang kita gunakan di Figma akan muncul dan dapat kita download. Di samping itu, Figma juga menyediakan extension untuk Visual Studio Code, yang tentunya sangat berguna bagi developer.
Meskipun telah melakukan setting di awal, kita masih bisa mengubah spesifikasi yang diinginkan, seperti bahasa pemrograman dan koneksi ke teks editor. Tidak perlu khawatir, Fitur Dev Mode ini tidak akan mengubah desain yang telah dibuat sebelumnya. Selain itu, kita juga bisa menonaktifkan fitur ini, sehingga bisa beralih untuk pembuatan desain lagi.
Fitur Dev Mode dan Figma untuk Visual Studio Code tersedia dalam versi beta dan gratis untuk semua pengguna selama sisa tahun 2023. Tetapi mulai tahun 2024, kita memerlukan paket berbayar untuk mengakses Fitur Dev Mode. Terdapat dua opsi paket berbayar, yaitu untuk organisasi sebesar $25/bulan dan untuk perusahaan sebesar $35/bulan. Oleh karena itu, selagi fitur ini bisa diakses secara gratis, yuk kita coba pelajari dan explore salah satu fitur powerful terbaru dari Figma ini!
Penulis: Melatie Raghyl Putri
Editor: Abraham Mauritz Talakua, Ellion Blessan, I Kadek Wahyu Dwi Pranatasana
Foto: Peluncuran Satelit Satria-1 (Sumber: SpaceX)
Satelit Republik Indonesia (Satria-1) sukses diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada Senin (19/6/2023) Pukul 18.21 waktu Florida atau Pukul 05.21 WIB. Peluncuran Satria-1 mengalami penundaan sekitar 15 menit dari jadwal semula yang direncanakan pada pukul 18.04 waktu setempat. Penundaan ini dikarenakan adanya angin kencang di sekitar area peluncuran. Satria-1 dibawa roket Falcon 9 dari SpaceX, perusahaan milik Elon Musk. Falcon 9 adalah roket yang mendarat vertikal dan bisa dipakai ulang untuk misi selanjutnya. Proses peluncuran roket ini berlangsung dengan cepat hanya selama sekitar 10 menit.
Setelah sukses diluncurkan, satelit tersebut mengalami proses pelepasan tahap II atau melepaskan satelit ke orbit pada hari yang sama pukul 05.59 WIB. Satelit ini akan beroperasi di orbit 146 Bujur Timur (BT) atau tepat di atas Pulau Papua. Usai berada di orbit, satelit Satria-1 ini tidak bisa langsung digunakan namun harus menunggu 145 hari untuk menjalankan beberapa tes. Setidaknya Indonesia baru bisa memanfaatkan penuh satelit ini pada bulan Januari 2024.
Satelit berkapasitas 150 GBps ini dibangun oleh Satelit Nusantara 3 dan dirakit Thales Alenia Space (TAS) di Prancis memakai platform SpaceBus NEO dan menggunakan teknologi Very High-Throughput Satellite (VHTS) dan frekuensi Ka-Band. Biaya investasi pembuatan Satria-1 mengalami pembengkakkan yang awalnya US$450 juta (sekitar Rp6,6 triliun) menjadi US$540 juta (sekitar Rp8 triliun). Pemicunya adalah perubahan rencana pengangkutan satelit dari Prancis ke Florida. Semula, pengangkutannya hendak memakai Pesawat Antonov. Rencana ini berubah akibat masalah teknis dan geopolitik global antara Rusia dan Ukraina yang sedang memanas.
Satelit Satria-1 dibuat dengan tujuan menyediakan layanan internet bagi masyarakat Indonesia di daerah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T). Rencananya satelit ini bisa memfasilitasi layanan internet di 50 ribu titik fasilitas publik dengan kecepatan 4 Mbps. Satelit ini akan menyediakan internet di kantor-kantor pemerintah yang tidak terjangkau jaringan fiber optik dalam 10 tahun ke depan. Kominfo mengklaim masyarakat umum juga bisa menikmati layanan internet Satria-1, caranya ialah dengan menumpang alias nebeng layanan Wi-Fi di kantor-kantor pemerintahan itu.
“Masyarakat nanti bisa menikmati (layanan internet gratis). Ini kan dipancarluaskan oleh Wi-Fi, jadi masyarakat mungkin yang mau menggunakan internet bisa saja merapat ke sekolah, ke kantor-kantor TNI, syukur-syukur bisa menjangkau rumah-rumah mereka,” kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Usman Kansong.
Penulis : Yudhistira Azhar Haryono Putra
Editor : I Kadek Wahyu Dwi Pranatasana, Abraham Mauritz Talakua
Bertepatan dengan meredanya pandemi dan banyaknya kegiatan yang kembali seperti semula, akhirnya kegiatan Ormawa Visit dapat dilaksanakan kembali secara luring. Ormawa Visit kali ini diselenggarakan pada Hari Sabtu, (3/6) yang lalu, dan bertempat di Ruangan 2208-2209 Departemen Sistem Informasi ITS. Ormawa Visit merupakan salah satu program kerja Departemen External Affair HMSI ITS yang rutin dilaksanakan setiap periodenya. Tujuan utama dari diadakannya Ormawa Visit adalah untuk bertukar informasi dan pengalaman terkait program kerja dan kinerja Himpunan.
Pada acara Ormawa Visit kali ini, Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi ITS berkesempatan bertukar pikiran dengan Himpunan Mahasiswa Telekomunikasi PENS. Peserta yang menghadiri acara ini kurang lebih berjumlah 110 mahasiswa, baik dari HIMA Telkom PENS maupun dari HMSI ITS. Peserta diambil dari perwakilan setiap departemen yang ada di masing-masing himpunan mahasiswa. Acara ini tidak hanya dipersiapkan oleh salah satu pihak saja, namun melalui kolaborasi dan kerja sama antar kedua pihak l. HIMA Telkom PENS menyiapkan rundown acara dan konsumsi peserta, sedangkan HMSI ITS menyiapkan tempat dan peralatan yang diperlukan.
Ormawa Visit dilaksanakan pukul 12.00 – 17.00 WIB. Kegiatan dimulai dengan sambutan oleh masing-masing ketua himpunan, lalu dilanjutkan dengan pemaparan struktur dan program kerja dari setiap himpunan, dan diakhiri dengan sesi tanya jawab. Karena acara berjalan cukup lama, peserta diberi waktu untuk ishoma. Setelah ishoma berakhir, acara dilanjutkan dengan sesi Forum Group Discussion. Pada sesi ini, setiap departemen dari kedua himpunan akan membentuk group discussion untuk saling bertukar informasi, pengalaman, tanya jawab, dan masing banyak lagi. Acara ini diakhiri dengan penyerahan plakat dan sesi foto bersama.
Kegiatan ini telah dilaksanakan dengan sukses dan lancar oleh kedua belah pihak. Selain bertujuan untuk bertukar informasi dan pengalaman, Ormawa Visit juga berguna untuk merekatkan tali silaturahmi antar himpunan mahasiswa. “Menurutku Ormawa Visit kemarin seru, aku dapat pengalaman baru tentang bagaimana sistem organisasi di himpunan mahasiswa kampus lain. Apalagi kita saling sharing bagaimana struktur sampai kegiatan atau proker himpunan mahasiswa lain,” ucap Nabilla Sabta Putri Pramesty selaku salah satu peserta dari Ormawa Visit kali ini.