“Gooooolllll…!,” Teriak supporter Argentina ketika negara yang didukungnya berhasil mencetak gol terakhir dengan skor 4-2 melawan Prancis dalam adu pinalti yang sekaligus menjadikan mereka sebagai pemenang Piala Dunia 2022.
Keseruan dan ketegangan ketika menonton acara kompetisi olahraga memanglah menjadi sensasi tersendiri bagi siapapun, tidak terkecuali untuk peminat sepak bola. Layaknya pemersatu umat manusia, semua orang di sudut belahan bumi ikut menyemarakkan Piala Dunia tahun ini dengan meluangkan waktunya untuk mendukung jagoan mereka dalam pertandingan.
Mahasiswa Departemen Sistem Informasi (DSI) tentu tidak mau kehilangan momentum ini. Bertepatan pada final Piala Dunia, yakni tanggal 18 Desember 2022 kemarin, telah diadakan kegiatan Nonton Bareng Piala Dunia di depan Gedung 2 Departemen Sistem Informasi. Acara internalisasi ini menjadi penutup berakhirnya semester gasal dan kegiatan Evaluasi Akhir Semester tahun ini.
Adapun persiapan yang dilakukan tidaklah banyak. Pertama sebelum acara nobar atau nonton bareng, Vice Head HMSI melakukan perizinan ke Departemen Sistem Informasi terkait peminjaman tempat keberlangsungan acara. Lalu ketika hari-H, pengaturan tempat atau teknis dilakukan bersama-sama oleh para mahasiswa DSI dari berbagai angkatan.
Meskipun waktu dimulainya acara terbilang cukup malam dan minim sekali fasilitas, hal tersebut tidak menghilangkan antusiasme dari para mahasiswa. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya kehadiran teman-teman yang datang dari berbagai angkatan, mulai dari 2019 hingga 2022.
Begitulah momen kebersamaan yang diadakan dalam acara Nonton Bareng Piala Dunia oleh para mahasiswa DSI. Dengan diadakannya acara ini, diharapkan dapat menumbuhkan rasa bahwa mahasiswa ke kampus tidak harus hanya di waktu kuliah saja, namun juga bisa untuk sekadar bersosialisasi atau betemu teman-teman dan sivitas akademik DSI. “Semoga acara nobar ini menjadi pemantik awal kedepannya banyak acara internalisasi bagi mahasiswa dan juga menyatakan kalau kita bisa, loh, berkegiatan di DSI secara bebas selama masih dalam konteks yang positif,” ungkap Fauzi Anwar R. selaku Vice Head I HMSI. (WP)
Piala Dunia FIFA 2022 Qatar telah berlangsung sejak 20 November lalu dan sudah menjadi pembicaraan banyak orang. Namun, topik yang hangat dibicarakan banyak orang merupakan rangkaian teknologi canggih yang digunakan pada acara tersebut. Qatar yang menjadi tuan rumah acara FIFA tahun ini mengaplikasikan banyak teknologi seperti VAR (Video Assistant Referee), Bola Al-Rihla, teknologi offsidesemi-automatic, Pendingin stadion, dan teknologi Bonocle dan feelix palm.
Qatar rela mengeluarkan dana sebesar US$220 miliar atau sekitar Rp3.650 triliun untuk memberikan inovasi yang besar pada stadion FIFA tahun ini. Dari teknologi-teknologi tersebut mari kita pelajari lebih dalam apa saja teknologi tersebut dan tujuannya.
Teknologi VAR atau Video Assistant Referee merupakan teknologi canggih yang menggunakan 42 kamera yang beragam termasuk drone dan juga sebuah helikopter untuk membantu wasit menentukan keputusan mengenai peraturan bermain selagi permainan berjalan. VAR sendiri tidak hanya terdiri dari berbagai kamera yang membantu wasit, namun juga memiliki divisi lain yang membantu kerja VAR, seperti VAR team 1 yang hanya fokus pada layar utama untuk menginformasikan team VAR yang lain jika ada pelanggaran atau insiden yang terjadi secara langsung. VAR mempunyai banyak divisi yang memiliki tujuan sama yaitu untuk membantu pemberian keputusan pada pertandingan tersebut lebih akurat dan lebih adil.
Teknologi yang lainnya merupakan Bola Al-Rihla. Teknologi tersebut merupakan teknologi yang diintegrasikan di dalam bola untuk membantu teknologi VAR dan penentuan keputusan wasit yang lebih adil dan lebih akurat. Bola yang diproduksi Adidas tersebut memiliki sensor dan sistem suspensi yang dapat memberikan data sebanyak 500 kali dalam 1 detik yang akan diproses untuk membantu penentuan keputusan.
Pelanggaran Offside merupakan salah satu keputusan yang menimbulkan banyak kontroversi dalam sejarah pertandingan bola. Maka itu pada piala dunia kali ini telah diciptakan inovasi baru yaitu teknologi Offside semi-automatic yang bertujuan untuk memberikan keputusan yang lebih akurat dan tepat. FIFA mengatakan, teknologi tersebut akan mengikuti pemain dan lapangan serta memasang titik data. Titik data tersebut akan diukur hingga 50 kali per detik. Teknologi ini menggunakan 12 kamera yang terpasang di bawah atap stadion untuk melacak pergerakan bola. Teknologi ini juga melacak 29 titik tubuh pemain.
Teknologi yang diterapkan pada FIFA tahun ini juga tidak hanya berpengaruh ke pemain atau tim yang mengikuti acara tersebut. Namun, inovasi teknologi juga akan berdampak kepada kita sebagai penonton untuk dapat menikmati acara tersebut dengan nyaman. Salah satu inovasi yang diterapkan adalah pendingin stadion untuk para penonton. Tuan rumah Qatar merupakan negara yang berada di padang pasir, maka mereka menerapkan pendingin satu stadion untuk menahan rasa panas di Qatar. Pendingin tersebut dapat menurunkan suhu stadion sampai 68°F atau 20°C dan diperkirakan dapat 40% lebih hemat energi dibanding dengan pendingin biasa karena menggunakan tenaga surya.
Dan teknologi yang terakhir adalah teknologi BonocledanFeelixPalm dibuat untuk para penonton tunanetra dan ingin menikmati acara tersebut. Teknologi Bonocle sendiri merupakan platform hiburan braille pertama di dunia yang dapat memberikan individu tunanetra merasakan kegembiraan seperti orang lain yang sedang menonton piala dunia. Sementara, teknologi FeelixPalm merupakan alat komunikasi telapak tangan yang dapat memberikan pesan ke individu tunanetra tanpa membatasi gerakan fisik atau pendengaran mereka.
Sistem Informasi Mengajar Teknologi Informasi atau yang biasa dipanggil dengan SIMETRI merupakan sebuah bentuk pengajaran berbasis IT yang pada tahun ini yang berfokus pada Pemrograman Web ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan siswa terhadap teknologi informasi yang diselenggarakan oleh mahasiswa Sistem Informasi tiap tahunnya dengan topik yang berbeda-beda.
Acara ini merupakan sebuah pengabdian kepada masyarakat yang diwadahi oleh Departemen Social Development HMSI dengan tujuan untuk berbagi ilmu pengetahuan yang telah dipelajari kepada masyarakat sekitar. Acara SIMETRI tahun ini, menargetkan anak SMA atau SMK sederajat dengan domisili Surabaya sebagai pesertanya dengan topik bahasan pembelajaran website development sederhana.
SIMETRI 2022 tidak hanya merupakan acara yang memaparkan sebuah materi tetapi juga memberikan para peserta sesi hands-on yang merupakan praktik secara langsung dengan panduan para mentor. Acara ini juga memberikan keuntungan seperti memberikan pembelajaran yang mungkin para peserta belum bisa dapatkan di sekolah mereka serta mempromosikan departemen Sistem Informasi ITS.
Acara SIMETRI 2022 dilaksanakan secara offline di departemen SI ITS tepatnya di gedung 1 departemen Sistem Informasi setiap minggunya pada hari sabtu. SIMETRI telah berlangsung selama 4 minggu yang di mulai pada tanggal 15 Oktober dan berakhir pada tanggal 5 November lalu. Acara ini memiliki dua divisi yaitu mentor dan staff, Staff yang bertugas pada acara ini merupakan mahasiswa Sistem Informasi angkatan 2020 sementara mentor yang bertugas merupakan mahasiswa Sistem Informasi 2021.
“Menurut tanggapan aku, buat SIMETRI 2022 itu bisa dibilang sukses, hal itu bisa diliat dari antusias pesertanya sendiri mulai dari pendaftar yang melebihi ekspektasi kita, peserta yang semangat pada setiap pertemuannya dalam 4 minggu ini dan interaksi yang seru dari peserta pengajar maupun panitianya sendiri” merupakan tanggapan Febina Mushen Anjelita, selaku salah satu penanggung jawab acara SIMETRI 2022. “sebelum simetri para mentor juga diberikan pelatihan bernama ASIK jadi nambah ilmu juga buat kita. kita bisa menyampaikan kembali ilmu yang kita dapatkan ke adik-adik peserta acaranya juga seru, semuanya antusias dan pastinya banyak yang jago-jago sewaktu praktik pembuatan websitenya.” kesan dari Safia Ailsa Egasmara selaku salah satu mentor SIMETRI 2022.
Sebagai harapan untuk SIMETRI kedepannya Febina berkata “Harapan untuk SIMETRI kedepannya semoga bisa terus terlaksana dan bisa semakin dikenal sama banyak orang supaya bisa meningkatkan eksistensi dari sistem informasi, dan semoga kedepannya nanti targetnya bisa lebih meluas dan semua yang terlibat dengan SIMETRI dapat merasakan manfaat dari kegiatan SIMETRI ini”.
Setelah banyaknya drama, meme, dan huru-hara terjadi di lini masa sepanjang tahun ini, Elon Musk akhirnya resmi mengakuisisi Twitter dengan total biaya sebesar US$44 miliar atau setara dengan Rp689 triliun (asumsi kurs Rp15.675 per dolar AS) pada Kamis (10/11/2022). Tindakan Elon Musk setelah membeli Twitter cukup unik yaitu dengan membawa wastafel ke markas besar Twitter saat kunjunganya pada Rabu (27/10/2022). Pada unggahan akun Twitter @elonmusk, Elon Musk terlihat berjalan dan tertawa sambil membawa wastafel di kedua tangannya. “Entering Twitter HQ – let that sink in!,” tulisnya dalam keterangan video.
Jika kita melihat ke belakang gagasan Elon Musk membeli Twitter bermula pada awal tahun ini. Pada 31 Januari 2022, Elon Musk awalnya hanya membeli saham Twitter dengan skema angsuran setiap harinya hingga mencapai 5% di pertengahan Maret. Elon yang sangat aktif di Twitter kerap mempertanyakan komitmen Twitter dalam menciptakan sebuah sosial media yang menjunjung tinggi demokrasi dan kebebasan berbicara. Elon juga mendekati beberapa anggota dewan direksi Twitter termasuk temannya dan salah satu pendiri Twitter, Jack Dorsey. Lalu pada bulan April, Elon akhirnya menjadi pemegang saham terbesar Twitter dengan mengakuisisi 9% saham atau 73,5 juta saham yang senilai $3 miliar.
CEO Twitter, Parag Agrawal kemudian secara terbuka mengundang Elon Musk untuk bergabung dengan dewan direksi Twitter. Namun, setelah adanya perbincangan pribadi antara dua orang tersebut keadaan menjadi buruk. Dipercaya oleh beberapa pihak bahwa Elon Musk dan Parag Agrawal sangat berbeda pendapat di banyak hal sehingga Elon tidak jadi bergabung dengan dewan direksi Twitter. Elon Musk untuk pertama kalinya kemudian mengumumkan keinginannya membeli Twitter secara penuh. Elon akhirnya dapat mencapai kesepakatan untuk membeli Twitter seharga $44 miliar dan menjadikan perusahaan itu privat pada 25 April 2022. Untuk melakukan pembelian ini, Elon Musk harus menjual saham Tesla yakni sekitar $8,5 miliar. Salah satu hal yang Elon katakan akan lakukan saat membeli Twitter adalah mencabut larangan Twitter terhadap mantan Presiden Donald Trump setelah serangan 6 Januari 2021 di US Capitol. Dia menyebut larangan itu sebagai keputusan yang buruk secara moral dan sangat bodoh.
Jika kalian mengira cerita antara Elon Musk dan Twitter berakhir disini maka salah besar. 13 Mei 2022, secara mengejutkan Elon Musk mengumumkan bahwa ia menghentikan proses akuisisi Twitter karena ia ingin memastikan jumlah akun bot dan spam di Twitter terlebih dahulu. Sementara itu pada waktu yang bersamaan, saham Twitter jatuh dan saham Tesla rebound tajam. Elon mengancam akan mengakhiri proses akuisisi jika Twitter tidak memberikan informasi yang sebenarnya tentang akun bot di Twitter. Twitter mengambil langkah balasan dengan menuntut Elon Musk untuk segera menyelesaikan proses akuisisi. Pengadilan untuk menyelesaikan kasus ini pun direncanakan akan digelar pada bulan Oktober di Delaware. Kemudian pada 5 Oktober 2022, Elon Musk setuju untuk melanjutkan proses akuisisi dan mencegah terjadinya pengadilan.
Kita kembali ke bagian awal ketika Elon Musk mengunggah video dirinya memasuki markas Twitter membawa wastafel yang menunjukkan bahwa kesepakatan itu akan diselesaikan. Langkah pertama yang diambil Elon Musk cukup ekstrem dengan memecat beberapa petinggi Twitter seperti CFO Ned Segal, Kepala Hukum, Kebijakan, dan Kepercayaan Vijaya Gadde dan Penasehat Umum Sean Edgett. Riwayat konflik yang sudah diketahui banyak pihak membuat CEO Parag Agrawal juga tidak lepas dari pemecatan besar-besaran.
Elon Musk mengatakan dalam cuitannya, alasannya membeli Twitter adalah untuk mencoba menolong umat manusia dan dia menginginkan “peradaban untuk memiliki alun-alun kota digital”. Dia juga menyiratkan, bahwa kalau misi ini gagal dia akan menerimanya. Fakta bahwa dia menunjukkan cuitan itu kepada calon pengiklan di Twitter menunjukkan bahwa untuk sekarang dia masih akan mempertahankan model bisnis Twitter. Meskipun, raksasa media sosial ini sudah beberapa waktu mengalami merosotnya keuntungan bila dibandingkan dengan Alphabet milik Google dan Facebook milik Meta.
Kita masih tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan dengan salah satu jejaring sosial terbesar di dunia ini, tetapi yang kita tahu bahwa Elon telah mencapai apa yang dulunya tidak terpikirkan akan terjadi, yaitu mengambil alih Twitter seharga US$44 miliar. Pada akhirnya kesimpulan dalam artikel ini mengenai kisah selama berbulan-bulan proses pembelian Twitter hanyalah awal dari babak baru ketidakpastian di Twitter yang dikemudian hari menimbulkan sejuta pertanyaan tentang seberapa berharganya platform ini, untuk apa, dan apa yang dia (Elon Musk) rencanakan untuk dilakukan dengannya. (YA)
Foto: Ilustrasi Keluarga Sedang Menonton Siaran TV (Sumber: freepik.com)
Rabu, 2 November 2022 menuju pukul 24.00 waktu Indonesia setempat, kita menyaksikan hitungan mundur di televisi masing-masing rumah kita. Nah, hitungan mundur apakah yang ada di televisi kemarin? Hitungan mundur tersebut menandakan bahwa Pemerintah Indonesia resmi memulai program penghentian siaran TV analognya. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 11/2020 tentang Cipta Kerja, yang isinya peralihan siaran televisi di wilayah NKRI dari sistem analog ke sistem digital. Program ini disebut dengan Analog Switch Off atau disingkat ASO. Isu pemberhentian TV analog sebenarnya sudah berlangsung sejak 2016, tetapi dengan segala persiapan yang matang, ASO baru bisa direalisasikan pada tahun ini.
Mekanisme ASO Dilakukan secara Bertahap
Pemerintah melakukan ASO secara bertahap dimulai pada 2 November 2022. Alasan dilakukan bertahap lantaran distribusi alat Set-Top-Box (STB) untuk mengonversi sinyal digital menjadi gambar dan suara di TV analog belum tuntas. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), yakni Mahfud MD menuturkan bahwa distribusi STB belum diselesaikan oleh beberapa TV swasta. Sebelumnya, Pemerintah mengakomodasi masyarakat yang belum mampu membeli TV digital dengan memberikan alat berupa STB agar televisi lama milik masyarakat bisa tetap menerima siaran digital.
Dikutip dari Kompas.com (6/10/2020), Johnny G. Plate, Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia berharap Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dari negara lain, terutama negara-negara Asia Tenggara, yang sudah melakukan migrasi atau Analog Switch Off (ASO) terlebih dulu. “Alat penerima siaran TV digital yang dapat dikoneksikan ke pesawat TV lama, yang berjumlah sekitar 6,7 juta Set-Top-Box untuk rumah tangga tidak mampu,” lanjut Johnny.
Alasan Pemerintah Berhentikan TV Analog
Seperti yang kita ketahui bersama, salah satu kelemahan TV analog adalah konsistensi tayangannya yang tidak baik. Ketika menonton TV analog kita kerap menjumpai gangguan berupa gambar yang buram dan ada ‘semutnya’. TV analog juga bergantung pada kondisi cuaca di sekitar rumah. Dengan beralih ke siaran digital, pemerintah menjanjikan pengalaman menikmati konten siaran televisi yang lebih baik bagi penonton. Pemerintah menyatakan TV digital membuat masyarakat bisa mendapatkan kualitas gambar yang lebih jernih dan canggih.
Efek lainnya dengan menggunakan TV digital adalah pilihan jumlah channel yang lebih banyak. Contohnya, di Kepulauan Riau yang sebelumnya hanya ada enam saluran TV akan bisa menikmati lebih dari dua puluh program siaran. Kemudian, yang tidak kalah penting adalah adanya migrasi dari TV analog ke TV digital ini secara tidak langsung akan membuka peluang cepatnya koneksi internet di Indonesia. Hal tersebut terjadi karena frekuensi yang selama ini ada dalam TV analog yaitu sebesar 700 MHz jika sudah dialihkan ke TV digital dapat dimanfaatkan untuk menyajikan jaringan 5G.
Pada akhirnya, masyarakat Indonesia sudah seharusnya menerima perubahan baru yang dirasa lebih baik dari sebelumnya. Meskipun tidak mudah karena masih banyak masyarakat yang telah terbiasa dengan TV analog, perlahan semua pasti bisa beralih dan lebih menyukai siaran TV digital. Untuk kalian yang ingin mencari lebih lanjut mengenai ASO ini dapat mengunjungi laman resmi Kominfo di siarandigital.kominfo.go.id. (YA)
Foto : “The Last Selfie Ever Taken” (Sumber : MidJourney AI)
Belakangan ini dunia media sosial diguncangkan oleh sebuah inovasi baru di bidang teknologi Artificial Intelligence atau AI, yaitu teknologi generator gambar otomatis berbasis AI. Apa itu AI? AI merupakan sebuah teknologi yang menggunakan Neural Network untuk membuat gambar berdasarkan teks yang diberikan. Nah, neural network merupakan serangkaian algoritma yang mempunyai tujuan untuk meniru cara kerja berpikirnya otak manusia.
Teknologi AI itu sendiri merupakan bidang di IT yang sudah berkembang sejak 1951 dimana teknologi AI pertama kali berhasil diciptakan oleh Christopher Strachey yang merupakan Direktur Kelompok Riset Pemrograman di Universitas Oxford. Sekarang, teknologi AI sudah merupakan teknologi yang kita sering temui pada kehidupan kita. Salah satu penggunaan AI baru-baru ini yang terkenal adalah generator gambar otomatis, yang dikenal dengan berbagai nama seperti MidJourney, WonderAI, Dall-E, dan berbagai nama lain.
Lalu, bagaimana cara kerja teknologi tersebut? Mengambil penjelasan dari tim developer yang bekerja di salah satu generator gambar otomatis yaitu MidJourney. MidJourney menggunakan Open-source AI untuk membuat sebuah gambar dengan deskripsi yang telah diberikan dengan referensi yang didapatkan dengan menelusuri internet. Nah Open-source itu apa? Open-source merupakan sebuah perangkat lunak yang terdiri dari kode sumber yang tersedia untuk umum.
Generator gambar otomatis tersebut membuat orang-orang terpukau dengan hasilnya. Seperti gambar di atas, gambar tersebut dihasilkan oleh AI MidJourney dengan memasukkan teks The Last Selfie Ever Taken atau swafoto terakhir yang akan diambil, dari deskripsi teks tersebut AItelah menghasilkan sebuah gambar yang merupakan prediksi atau visualisasi yang menyesuaikan dengan deskripsi teks tersebut. Dengan hasil AI tersebut yang menakjubkan dan dilakukan dengan waktu yang cepat, beberapa pertanyaan dan kekhawatiran dari netizen pun bermunculan seperti hak kepemilikan dari gambar, karir yang terancam dan karir yang mungkin akan muncul, dan lain lain.
Foto: Mahasiswa Sistem Informasi saat mengikuti Socio Act Hari Batik Nasional
Halo, Generasi Pionir! Tahukah kalian bahwa tanggal 2 Oktober setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Batik Nasional? Ditetapkannya 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional dikarenakan pada tanggal itu di tahun 2009 UNESCO meresmikan Batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity). Di lingkungan Departemen Sistem Informasi (DSI) ITS sendiri, seluruh sivitas akademika ikut meramaikan Hari Batik Nasional dengan adanya Socio Act yang diinisiasi oleh Departemen Social Development (SocDev) HMSI. Pembaca mungkin penasaran, sebenarnya apa, sih, Socio Act itu? Kami berkesempatan mewancarai Yogik, salah satu staf dari Departemen SocDev mengenai hal ini.
Secara garis besar, Socio Act merupakan gerakan sosial yang dilakukan dalam upaya meningkatkan kepekaan mahasiswa Sistem Informasi ITS di bidang Sosial Masyarakat. Kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan menyebarkan informasi dan seruan untuk melakukan sebuah gerakan atau aksi sosial bersamaan dengan diperingatinya hari sosial tertentu, misal saat Hari Batik Nasional kemarin.
Kemudian, mengapaSocDev memilih Hari Batik Nasional sebagai salah satu hari diadakannya Socio Act? SocDev sendiri berharap dengan mengangkat Hari Batik Nasional bisa menumbuhkan rasa kebanggaan dan kecintaan mahasiswa Sistem Informasi ITS terhadap kebudayaan Indonesia salah satunya Batik yang sudah diakui oleh UNESCO. Hari Batik yang sejatinya jatuh pada hari Minggu, 2 Oktober 2022 diputuskan untuk mengadakan Socio Act esok harinya pada hari Senin, 3 Oktober 2022. SocDev yang sudah menyiapkan photo booth kemudian menghimbau kepada seluruh sivitas akademika DSI untuk memakai batik pada hari Senin, 3 Oktober 2022 dan mengajak para mahasiswa untuk menyebarkan informasi dan seruan peringatan Hari Batik Nasional dengan berfoto di booth dan membagikannya melalui media sosial khususnya Instagram Story.
Antusiasme mahasiswa Sistem Informasi untuk mengikuti Socio Act Hari Batik Nasional cukup tinggi. Hal ini terlihat dengan banyaknya mahasiswa yang meng-upload foto mereka di depan booth SocDev menggunakan busana batik serta menyerukan peringatan Hari Batik Nasional. SocDev cukup puas dan menganggap bahwa hal itu telah menggambarkan rasa kebanggaan dan kecintaan oleh mahasiswa Sistem Informasi terhadap kebudayaan indonesia khususnya pada pakaian batik.
Ayo, sebagai anak muda generasi penerus bangsa kita tetap lestarikan dan populerkan Batik sebagai kebanggaan Bangsa Indonesia di kehidupan sehari-hari! (YA)
Bagi seorang mahasiswa, acara wisuda merupakan salah satu acara yang sangat penting dan dinantikan. Nah, pada hari Minggu tanggal 25 September lalu, Departemen Sistem Informasi ITS sukses menggelar acara wisuda ke-126 demi memberikan kenangan terindah bagi para wisudawan.
Acara wisuda ke-126 ini, akhirnya kembali dilaksanakan secara offline diGraha Sepuluh Nopember. Dari yang sebelumnya dilaksanakan secara online dan drive thru. Untuk wisuda kali ini, tema yang diterapkan oleh panitia adalah “Carnival”. Dengan tema tersebut panitia mendekorasi lapangan Departemen SI, sebagai venue dengan warna-warna dan properti yang meriah menyesuaikan dengan tema tersebut.
Rangkaian acara wisuda ini dimulai dengan mobilisasi para wisudawan Departemen Sistem Informasi dari Gedung Sistem Informasi ke Graha ITS dan kembali lagi ke Gedung Sistem Informasi. Mobilisasi yang dilakukan pada acara wisuda tersebut merupakan arak-arakan yang menggunakan kendaraan karnaval untuk para wisudawan.
Acara pun diteruskan dengan penyambutan para wisudawan dengan Flashmob yang dipersembahkan oleh Mahasiswa SI 2022. Kemudian menyanyikan Mars SI serta mengumandangkan vivat SI. Acara disambungkan dengan sambutan dari kepala Departemen Sistem Informasi, Dr. Mudjahidin, S.T., M.T. dan ada persembahan dari wisudawan maupun dosen. Terakhir, acara diakhiri dengan sesi foto serta pembagian plakat.
“Kesannya sih yang pastinya seru banget dan juga bangga karena berhasil buat arak-arakan berjalan setelah sempat berhenti karena pandemi, terus amazed juga sama panitia nya bisa menyukseskan acara wisuda 126 kemarin” ucap Aziz Ardiansyah selaku Penanggung Jawab acara wisuda untuk Sistem Informasi ke-126. Ia melanjutkan “Untuk wisuda 127 nanti harapannya bisa lebih meriah lagi walaupun bukan wisuda genap yang ramai. Terus juga untuk panitianya dijaga komunikasinya biar acara lancar.”
Acara wisuda ke-126 ini berjalan dengan lancar dan berhasil untuk mencapai tujuan dari acara tersebut, yaitu untuk memberikan para wisudawan Departemen Sistem Informasi dan keluarga nya sebuah kenangan yang terbaik. Untuk para wisudawan, kami ucapkan selamat semoga ilmu yang telah didapatkan serta prestasi yang telah diraih menjadi hal yang bermanfaat di kemudian hari. (RR)
Masih ingatkah kalian di akhir bulan September kemarin Indonesia dihebohkan dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh salah satu e-commerce terbesar di Indonesia yaitu Shopee? Tindakan PHK ini disusul beberapa startup lainnya yang melakukan hal serupa selama periode tujuh bulan sebelumnya.
Bagi sebagian besar mahasiswa yang belajar di jurusan yang berhubungan dengan teknologi dan informasi, bekerja di sebuah startup merupakan suatu impian. Startup-startup di Indonesia banyak menawarkan kisaran gaji sebesar 13-45 juta. Angka yang cukup fantastis bukan? untuk membuat seseorang sangat ingin berada di posisi tersebut di startup. Namun, terjun ke dunia bisnis startup tidaklah selalu indah bagaikan “utopia”. Salah satu masalah yang dapat timbul adalah PHK yang dilakukan oleh startup itu sendiri. Di Indonesia sendiri pada tahun 2022, dikabarkan total ada sepuluh startup yang melakukan PHK terhadap karyawan mereka.
Startup terbaru yang mengumumkan bahwa mereka melakukan PHK adalah Shopee dan Tokocrypto. Shopee merupakan e-commerce asal Singapura yang juga beroperasi di Indonesia. Shopee melakukan PHK terhadap 3% dari total karyawan mereka di Indonesia atau kurang lebih 200 pekerja. Mereka beralasan bahwa PHK ini dengan tujuan sebagai langkah efisiensi. Sedangkan, Tokocrypto yang merupakan platform perdagangan aset crypto juga mengurangi jumlah pekerja mereka sekitar 20% dari total 225 karyawannya.
Sebelum kedua startup tersebut, sederetan startup lain yang lebih dulu mengumumkan telah melakukan PHK terhadap karyawannya adalah JD.ID, Mamikos, Mobile Premier League, Lummo, TaniHub, LinkAja, Pahamify, dan Zenius.
Penjelasan Pihak Startup Mengenai PHK
Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira, seperti yang dikutip dari Kompas.com mengatakan, keputusan melakukan PHK karyawan merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh perusahaan setelah menyesuaikan beberapa perubahan kebijakan bisnis. Sementara itu, Vice President Corporate Communications Tokocrypto, Rieka Handayani, yang dikutip dari cnbcindonesia.com, mengatakan bahwa keputusan PHK adalah hasil analisis dan prediksi yang dilakukan manajemen. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kondisi pada pasar crypto dan ekonomi global yang berkepanjangan.
Manajemen Zenius sendiri juga sudah mengeluarkan statement bahwa perusahaan terpaksa melakukan PHK karena kondisi makro ekonomi mereka sedang berada di fase terburuk dalam dekade terakhir. “Mengenai pengurangan karyawan, saat ini kita sedang mengalami kondisi makro ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir,” ujar manajemen dikutip dari keterangannya kepada Kompas.com.
“Untuk beradaptasi dengan dinamisnya kondisi makro ekonomi yang memengaruhi industri, Zenius perlu melakukan konsolidasi dan sinergi proses bisnis untuk memastikan keberlanjutan. Setelah melalui evaluasi dan review peninjauan ulang komprehensif, Zenius mengumumkan bahwa lebih dari 200 dari karyawan harus meninggalkan Zenius,” sambungnya.
Selain itu, PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) alias LinkAja mengatakan pengurangan tenaga kerja terjadi dengan alasan ingin reorganisasi SDM. “Sebagai sebuah perusahaan startup yang berkembang pesat, LinkAja diharapkan terus bisa agile dan adaptif dalam melakukan penyesuaian bisnis untuk memastikan pertumbuhan perusahaan yang sehat, positif, dan optimal. Menjawab tantangan ini memang akan ada beberapa perubahan signifikan yang akan dilakukan LinkAja, terutama berkaitan dengan fokus dan tujuan bisnis perusahaan, salah satunya adalah dengan reorganisasi SDM,” ujar Reka kepada Kompas.com, Rabu (25/5/2022).
Alasan Badai PHK Startup Terjadi
Co-Founder dan CEO eFishery, Gibran Huzaifah, memiliki pendapat lain mengenai fenomena badai PHK yang menimpa startup di Indonesia bahkan dunia. Melalui akun Twitternya, Gibran berpendapat bahwa terjadinya PHK massal karena beberapa faktor.
“Layoffs ini kan hasil dari bisnis yang enggak sustainable, soalnya jorjoran bakar duit. Yes, memang founder sama VC (Venture Capital) yang drive ini dengan agresif. Yes, di banyak case, model bisnisnya kacau,” tulis Gibran dalam Twitternya, dikutip Kamis (22/9/2022).
Bakar duit dengan memberikan promo memang sebuah cara instan untuk mendapatkan konsumen dan konsumen lebih memilih produk yang terdapat promo daripada melihat dari kualitasnya. Namun di satu sisi, bakar duit ini juga sangat membebani startup dan lama kelamaan harga yang harus dibayar untuk membuat startup tetap bersaing dan mempertahankan konsumen akan melonjak tinggi. Jika manajemen startup sudah beralih fokus ke profit dan secara otomatis mengurangi promo atau biaya pemasaran, mereka akan kalah bersaing dengan kompetitor yang lebih jorjoran berbekal modal besar dari investor.
Pada akhirnya, seribu satu cara diambil untuk tetap menjaga keberlangsungan perusahaan serta menjaga konsumen tetap ada dan salah satunya adalah jalur PHK. Sebagai pekerja di bidang IT kita harus mampu mengantisipasi perubahan drastis seperti terjadinya PHK ini dan terus berjalan maju ke depan beradaptasi kembali. (YA)
Tidak terasa perkuliahan kita sudah hampir di penghujung semester. Tentunya sudah banyak pengalaman yang telah kita dapatkan selama berkuliah di semester ini baik itu dalam akademik, organisasi, maupun kepanitiaan. Tidak terkecuali pengalaman yang kita dapatkan di Departemen Sistem Informasi. Pada tahun ini, Mahasiswa Departemen Sistem Informasi ITS kembali menggelar acara rutin tahunan, yaitu Information Systems Expo (ISE) dengan mengusung tema “Catalyst”. Untuk mewujudkan tujuannya, ISE! 2021 akan digelar dalam dua sub-event, diantaranya adalah BIONIX dan ICON.
ISE! 2021 mengusung konsep acara yang berbeda dari tahun sebelumnya. Mulai dari BIONIX yang dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2021 sekaligus dilaksanakannya Roadshow ke beberapa sekolah di Indonesia secara online. Konsep acara BIONIX sendiri terbagi menjadi dua, yaitu Bionix Student Level(BSL) dan Bionix College Level (BCL). BSL merupakan kompetisi antar tim, dimana menguji kompetensi siswa siswi SMA/K mengenai bisnis dan IT yang beranggotakan maksimal 2 orang. Kegiatan lomba mengenai bisnis dan IT ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan, dimulai dari penyisihan satu dan dua yang dilakukan secara online dimana peserta mengerjakan soal pilihan ganda sebanyak 100 soal dan dilanjutkan tahap semi-final dan presentasi final BSL.
Selanjutnya, ada Bionix College level yang menjadi inovasi baru dari BIONIX. BCL merupakan kompetisi antar tim dimana menguji kompetensi mahasiswa di seluruh Indonesia untuk memberikan solusi terkait studi kasus bisnis suatu perusahaan yang beranggotakan 3 orang. BCL dilaksanakan dalam tiga tahap, mulai dari penyisihan, semifinal dan presentasi final secara online. Selain itu, BIONIX juga memberikan fasilitas lain yang menunjang kompetisi seperti Tryout dan diadakannya Coaching dengan pemateri yang keren!
Selanjutnya ada sub-event ICON yang tidak kalah meriah. ICON memiliki beberapa konsep acara baru dari ISE! tahun sebelumnya, diantaranya adalah Data Science Academy, Startup Academy, Hall of IS, Virtual Internship and Job Fair (VIJF), dan Grand Talkshow. ICON mulai dilaksanakan tanggal 21 Agustus 2021 dan mulai mengenalkan Academy sebagai salah satu inovasi terbaru dari ICON. Pembentukan Academy ICON ini didasarkan pada latar belakang mahasiswa Sistem Informasi dilihat dari segi keprofesian dan juga melihat tren saat ini, dimana cukup banyak masyarakat yang tertarik pada Data Science dan Startup. Inovasi baru dari ICON ini banyak menarik minat dari masyarakat umum dan bisa dilaksanakan dengan lancar. Selain itu, ada Hall of IS dan VIJF diselenggarakan secara online melalui website ISE! 2021.
Selanjutnya, ada acara yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat, yaitu Grand Talkshow ICON yang sekaligus menjadi puncak acara ISE! 2021. Rangkaian acara dari Grand Talkshow ini sendiri adalah sambutan dari kepala departemen, yaitu Bapak Mudjahidin S.T. M.T. dan dilanjutkan oleh sambutan ketua ISE! 2021, yaitu Devita Alysia, mahasiswa Sistem Informasi 2019. Tak lupa juga sambutan dari Koordinator ICON, Muh. Ichlasul Amal (SI 2019). Tahun ini, Grand Talkshow ICON mengangkat topik “Learning from Pandemic: How IT Revolutionize Businesses” dengan pembicara Christian Hermanus selaku IT Government Expert, Made Mulia Indrajaya selaku DevOps Institute Ambassador, dan Raymond Chin selaku CEO dan Co-Founder Ternak Uang. Tak lupa juga ICON mengundang pembicara muda yang merupakan seorang Content Creator, yaitu Leonardo Edwin. Mereka akan memberikan diskusi dan materi menarik sesuai dengan bidang masing-masing dengan dipandu oleh Tita Oxa Anggrea selaku moderator dari acara Talkshow ini. Terakhir adalah pemberian penghargaan atau Awarding bagi pemenang lomba BIONIX
Bionix Student Level
1. Rockthebox.id – SMK Telkom Malang
2. Two Wek – SMK Telkom Malang
3. bisakah kita? – SMAK St. Agnes Surabaya
Bionix College Level
1. Primary Key – Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2. Geprek Mumbul 3.0 – Institut Teknologi Sepuluh Nopember
3. Ashera – Universitas Katolik Parahyangan
Meskipun diadakan secara online, tidak mengurangi antusiasme masyarakat untuk mengikuti rangkaian kegiatan ISE! 2021. Hal ini juga terlihat dari kerja keras panitia untuk mempromosikan ISE! 2021 kepada siswa siswi SMA/K, mahasiswa, maupun masyarakat umum lainnya. Panitia turut mengantisipasi perkembangan lingkungan yang bisa berubah dengan cepat. Mereka bisa menyesuaikan diri dari yang sebelumnya bekerja secara online hingga diperbolehkannya hybrid, dimana beberapa panitia sudah mendapatkan izin untuk dapat menyiapkan acara secara offline bersama di Gedung Sistem Informasi ITS pada puncak acara ISE!
Sebagai Ketua ISE! 2021, Devita Alysia, mengatakan bahwa dia bangga dan turut senang atas kelancaran penyelenggaraan acara ISE! 2021. “Terlepas dari kesuksesan dan feedback positif yang diterima, pasti penyelenggaraan ISE di tahun ini ada kekurangannya dan ada hal-hal yang masih bisa di improve lagi. Semoga penyelenggaraan ISE! di tahun ini bisa memberikan pembelajaran untuk penyelenggaraan ISE! ke depannya. Semoga ISE! di tahun berikutnya bisa lebih sukses dan memperluas jangkauannya dalam menyebarkan kebermanfaatannya”, harapan dan doa dari Devita untuk pelaksanaan ISE! selanjutnya. Semoga pandemi cepat berakhir dan ISE! 2022 bisa dilaksanakan secara offline. Selamat atas kesusksesannya, ISE! 2021!, One Aim One Goal One ISE!