Share Your Story : ITS Goes Global 2019 Singapore

Selamat pagi, Pemberi Arti!

Share Your Story ada lagi! Kali ini kami berkesempatan untuk mewawancarai Sandra dari Valois!

Sandra mengikuti program SE yang dibuka oleh ITS IO dengan tujuan Singapura. Program ini diikutinya dengan harapan kedepannya bisa memiliki pengalaman serta keberanian yang lebih untuk mengikuti program dengan jenjang yang lebih tinggi. Saat mengunjungi Singapura, hal yang paling berkesan adalah saat mengunjungi NTU dan NUS. Dulu ia hanya bisa mengagumi dua universitas ini melalui internet saja, namun berkat study excursion ia berkesempatan untuk merasakan suasana dua universitas ini secara langsung. Walaupun tidak dapat merasakan pengalaman perkuliahan, tapi pengalaman itu membuatnya menjadi termotivasi dan berharap bisa melanjutkan pendidikan di sana. kesulitan yang dihadapi yaitu kesulitan dengan transportasi yang ada di sana. Dimana karena transportasi MRT tergolong murah, sehingga Sandra harus berjalan kaki menuju stasiun yang dituju, menurutnya hal ini cukup melelahkan, berbeda dengan di Indonesia yang sekarang sangat dimudahkan dengan adanya transportasi online.

Seleksi yang diikuti ada 3, yaitu pertama merupakan seleksi berkas, Selanjutnya yaitu Upgrading, suatu aktivitas dimana para pendaftar harus mengajarkan civitas ITS berbahasa inggris secara rutin, mengerjakan duolingo dll. Sandra menyarankan untuk tekun mengerjakan pada tahap ini, karena sangat bergantung dengan nilai agar dapat mengikuti study excursion. Tahapan terakhir yaitu FGD dan Wawancara, dimana seluruh pendaftar wajib mengikuti hal ini Untuk wawancara bisa dalam bahasa inggris maupun bahasa Indonesia, namun Sandra menyarankan untuk menggunakan bahasa Inggris. Menurutnya mengikuti kegiatan seperti ini tidak akan sia – sia, karena ia mendapatkan wawasan baru mengenai negara lain serta menghargai budaya lain.

Share Your Story: SDU Summer School 2019

Halo Pemberi Arti!

Share Your Story datang lagi! Pada Share Your Story kali ini kami berkesempatan untuk mewawancarai Resti Nisaidha dari Artemis!

Program yang diikuti Resti di Denmark ini bebas dari tuition fee dan menyediakan course yang bisa ditransfer dengan mata kuliah Sistem Informasi. Resti mengambil course Engineering Imagination, selain itu juga banyak kuliah tamu yang mendatangkan pembicara dengan karya yang luar biasa.
Menariknya Denmark merupakan negara yang terkenal sebagai negara bersepeda, setiap melihat sisi kota pasti akan ditemukan sepeda. Orang – orang disana juga sangat aktif, pintar serta menghargai waktu, sehingga jarang sekali ada yang telat masuk kuliah.

Hal yang menjadi kendala selama berada di Denmark salah satunya adalah biaya hidup yang tinggi, serta budaya yang agak berbeda dengan budaya Indonesia. Namun yang menarik ialah Denmark dekat dengan destinasi wisata sehingga kita bisa jalan – jalan ke sana. Untuk kuliah disana diadakan dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore, malam harinya diagendakan social activities seperti karaoke night, movie night dan lain – lain.
Untuk tahap seleksi mengikuti SDU Summer School ini hanya berupa seleksi berkas dan interview dengan pihak ITS International Office.

Resti berpendapat bahwa study abroad sewaktu kuliah itu sangat patut untuk dicoba, karena kesempatan yang dimiliki mahasiswa sangat besar dan masih banyak bantuan dana yang tersedia. Tinggal dipertimbangkan program apa yang ingin diikuti. Dari program seperti student exchange, short course dan lain – lain juga dapat membuat kita menjadi lebih open-minded, kompetitif serta mandiri.
Ingin tahu informasi menarik lainnya? Yuk, kunjungi website HMSI FTIK ITS
di hima.is.its.ac.id
dan ikuti media sosial HMSI FTIK ITS lainnya di
hima.is.its.ac.id/medsos

#ShareYourStory
#EApollo
#HMSIBeraniBerarti
#ITSSurabaya

Share Your Story: Kumamoto Summer Program 2019

Halo Pemberi Arti!

Share your story datang lagi! Pada kesempatan kali ini kami berkesempatan untuk mewawancarai Helmi dari Dhistakarna!

Helmi memilih Kumamoto karena program ini diadakan saat libur semester dan program ini diadakan di Jepang yaitu salah satu negara yg ingin ia kunjungi. kegiatan program ini sebagian besar membahas mengenai hal tentang Jepang serta beberapa kegiatan lain adalah praktek dan presentasi ke orang Jepang langsung.
Kesulitan yang dihadapi ialah kesulitan dalam berbahasa, dimana tidak semua orang Jepang bisa berbahasa inggris. Jadi disarankan untuk sudah belajar dasar – dasar bahasa Jepang sebelumnya. Selain bahasa, untuk mencari makanan halal juga sulit.

Program ini fokus kepada Jepang sendiri, seperti aspek budaya, alam, kehidupan disana. Meskipun program ini tidak merujuk ke mata kuliah SI, penjelasan dari materi ini lumayan padat dan beberapa langsung dipraktekkan.

Sebelum mengikuti program ini Helmi juga menjalankan dua seleksi, yaitu seleksi dari ITS IO berupa pertanyaan yang tidak begitu sulit, lebih dilihat mengenai kesanggupan akan biaya, bahasa inggris dsb. Selanjutnya akan diseleksi oleh Kumamoto University berupa seleksi dokumen seperti GPA, TOEFL, dll.

Helmi berpendapat bahwa program ini pantas untuk diikuti, karena bila menunggu untuk mengikuti program yang spesifik dengan departemen kita itu tidak banyak & lumayan ketat dengan berbagai syarat. Menurutnya lebih baik memulai dulu program kemanapun dirasa baik untuk dicoba. Tidak semua orang punya privilege untuk mendapatkan International Exposure, jadi bila kalian mampu dan punya motivasi untuk belajar keluar, langsung ikut saja, materinya pasti berguna untuk masa depan. Helmi sendiri mengikuti program ini atas keinginan untuk mendapatkan hal yang menurutnya tidak bisa didapatkan di ITS. Disarankan untuk mengikuti program apapun yang menarik minat dan serius dalam menjalaninya, tidak akan rugi kok!

Ingin tahu informasi menarik lainnya? Yuk, kunjungi website HMSI FTIK ITS
di hima.is.its.ac.id
dan ikuti media sosial HMSI FTIK ITS lainnya di
hima.is.its.ac.id/medsos

#ShareYourStory
#EApollo
#HMSIBeraniBerarti

Share Your Story: INHA Summer School

Selamat pagi, Pemberi Arti!

Share Your Story datang lagi! Pada Share Your Story kali ini kami berkesempatan untuk mewawancarai Fawwaz Zaini dari Valois!

Program yang diikuti Fawwaz diadakan cukup lama yaitu 26 hari dengan biaya yang relatif murah, selain itu program ini diselenggarakan oleh Inha University itu sendiri, sehingga lebih seru. Hal menarik dari program ini adalah ketika ia mengunjungi DMZ, karena tempat ini merupakan salah satu tempat yang sangat ingin dikunjungi oleh Fawwaz sejak lama, dia sangat senang karena pada akhirnya ia bisa melihat langsung keadaan Korea Utara seperti apa.
Ada banyak mahasiswa lain yang mengikuti program ini baik dari daerah Jawa Timur maupun dari luar daerah Jawa Timur. Pada saat ia berkunjung ke Korea, cuaca sedang sangat panas, lalu akan ada notifikasi otomatis dari ROK Govt berupa peringatan untuk meminum air agar tidak dehidrasi. Kesulitan yang dihadapi Fawwaz saat itu adalah ia belum pernah ke Korea, tidak bisa berbahasa Korea dan datang sendirian, namun untungnya ia berhasil sampai di Terminal 2 tanpa bantuan siapa pun. kesulitan lainnya adalah mencari makanan halal, untuk restoran halal banyak tersedia di Itaewon. Fun fact: setiap kalian ke sana pasti akan bertemu orang Indonesia!

Mata kuliah yang diambil olehnya adalah Introduction to Korean Business dan New Technology in Daily Life. Yang lebih menarik lagi, hari jumat kita dapat diberi kesempatan untuk jalan jalan gratis ke Lotte World dan Nanta Show Myeongdong. Namun, bila kalian ingin mengunjungi spot – spot Korea lainnya juga diperbolehkan, bahkan teman Fawwaz ada yang sampai Busan loh! Menurutnya, program ini merupakan cara yang sangat positif untuk diikuti.

Fawwaz menyampaikan bahwa International Exposure sangat penting terutama bagi yang berminat untuk melanjutkan perkuliahan di luar negeri, serta mampu memberi nilai plus yang sangat besar bagi kalian yang pernah mengikuti International Mobility Program seperti ini di negara tujuan pendidikan kamu nantinya.

#ShareYourStory
#EApollo
#HMSIBeraniBerarti
#ITSSurabaya

Share Your Story: ITS Goes Global 2019

Share Your Story datang lagi! Pada Share Your Story kali ini kami berkesempatan untuk mewawancarai Kevin Haffizzana dari Valois!

Kevin mengikuti program study excursion yang dibuka oleh ITS International Office dan memilih tujuan destinasi Australia. Program WAEJUC (Western Australia East Java University Consurtium) ini merupakan program pertukaran antara mahasiswa Australia Barat dan Jawa Timur, dengan bentuk pertukaran seperti bertamu. Sesampainya di Australia, Kevin dan teman – teman yang mengikuti program ini mengunjungi universitas – universitas di Australia Barat. Kevin menceritakan bahwa kota Perth sangat cocok bagi pelajar karena jauh dari keramaian industri. Pergaulan antar mahasiswa disana pun sangat baik dan ramah. mereka selalu menyapa satu sama lain tanpa memandang perbedaan umur yang ada.

Mengenai program Study Excursion yang diikuti Kevin, program ini lebih ke arah kunjungan universitas – universitas yang berlokasi di Australia Barat. Untuk dapat mengikuti program ini, Kevin mengikuti beberapa kegiatan yang harus dilakukan seperti mengerjakan soal dengan waktu yg ditentukan, melaksanakan FGD dan mengajarkan civitas – civitas ITS Bahasa inggris. Tidak lepas dari syarat TOEFL yang harus memenuhi ya!

Kevin juga menyampaikan bahwa meskipun kegiatan ini tidak begitu berhubungan dengan perkuliahan, tapi melalui program ini Kevin mendapatkan wawasan bahwa ada banyak peluang untuk berkuliah di luar negeri. Dengan berkuliah di luar juga dapat menambah teman – teman dari berbagai negara. Dari kegiatan ini Kevin pun semakin tertarik untuk mengikuti program Exchange kedepannya, karena selain mendapatkan wawasan baru mengenai perkuliahan di luar negeri, ilmunya juga pasti tidak akan sia – sia.

Ingin tahu informasi menarik lainnya? Yuk, ikuti media sosial HMSI FTIK ITS lainnya di
hima.is.its.ac.id/medsos

Share Your Story: GPBL SUT 2019

Share Your Story telah kembali! Bersama dengan Regita Ayu Cahyani dari Artemis, kali ini ia akan menceritakan pengalamannya mengikuti Global Project Based Learning di Suranaree University of Technology Thailand.

Program ini cukup unik karena berbeda dengan program pendek lainnya, dimulai dari tahap seleksi yang tidak biasa dengan pengiriman berkas dan presentasi proyek. Dengan program yang bertemakan Smart Zoo, proyek pun harus berkaitan dengan tema sehingga Gita mempresentasikan aplikasi smart zoo di Surabaya saat seleksi. Bersama lima delegasi lainnya dari ITS, mereka yang lolos pun berangkat.

Programnya sendiri berlangsung selama 10 hari di SUT, yang menempuh 4 jam perjalanan darat dari Bangkok dengan biaya fully-funded kecuali flight. Site project sendiri diadakan di Korat Zoo. Proyek ini dibuat dengan membentuk tim yang masing-masing beranggotakan 6 orang. Proses pertama adalah dimulai dari analisa kondisi lingkungan di kebun binatang kemudian melakukan brainstorming untuk memecahkan permasalahan yang ada di sana.

Bagi Gita, tentu saja ada permasalahan yang ia alami ketika melaksanakan proyek. Ia mendapatkan challenge untuk selalu berkomunikasi dalam Bahasa Inggris selama proyek berlangsung lantaran perbedaan bahasa ibu yang dimiliki tiap anggota timnya yang beranggotakan 2 mahasiswa dari SUT Thailand dan 3 mahasiswa SIT Jepang. Dengan mencoba menerapkan ilmu dari mata kuliah RKPL dan RBPL ke dalam proyek, Gita mengajukan proyek dengan melakukan improvisasi sebuah aplikasi milik Korat Zoo dengan sebuah prototype aplikasi.

Di hari terakhir, semua tim harus mempresentasikan hasil proyek mereka dihadapan para professor dari SUT Thailand, SIT Jepang, dan Manager dari Korat Zoo. Perjuangan grup Gita tidak sia-sia, mereka mendapatkan penghargaan Best Project karena dinilai dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di Korat Zoo yakni mampu membantu proses bisnis dan tidak membutuhkan budget banyak sehingga dinilai mudah untuk diimplemetasikan secara langsung. Wah, selamat untuk Gita!


Ingin tahu informasi menarik lainnya? Yuk, ikuti media sosial HMSI FTIK ITS lainnya di
hima.is.its.ac.id/medsos

Share Your Story: Kumamoto Spring Program 2019

Share Your Story telah kembali! Kali ini bersama Alifa Rizki Rahmarani yang baru saja kembali dari Kumamoto University Spring Program 2019, Jepang.

Alifa yang sudah dari dulu menargetkan ingin ke Jepang, akhirnya menemukan program ini melalui akun sosial media IO. Karena biaya yang terlihat affordable dan diberi restu oleh orang tua, ia akhirnya mendaftar. Syarat pendaftaran berkas pun tidak sulit yaitu hanya dengan fotokopi paspor, transkrip, dan tefl. Setelah itu, ia dinyatakan lolos dan sekitar akhir Februari-awal Maret kemarin ia menuju Jepang.

Cuaca di Kumamoto lumayan dingin dan hampir selalu berawan dengan lingkungan bersih dan tidak terlalu metropolitan. Ia terkesan dengan host family-nya yang ramah karena sempat dibuatkan masakan rumahan, diajak bermain, dan dibelikan kue.

Program ini cukup santai karena banyak melakukan acara kunjungan ke berbagai tempat. Materi pembelajarannya pun ringan dan lebih banyak memberikan sudut pandang dari sisi humanities yang sangat menarik untuk kita yang belajar IT. Selain itu, ia juga mendapatkan insight lebih mengenai kebumian Gunung Aso. Di hari terakhir, mereka melakukan presentasi dan ikut berbaur dengan anak-anak SMA di sana.

Pengalaman mengesankan bersama volunteer sana juga membuat Alifa senang karena ia sendiri merupakan Volunteer di ITS International Office dan sempat bertemu dengan Volunteer dari Kumamoto University yang ramah.

Terakhir, ada pesan nih dari Alifa! Ada beberapa kebiasaan baik di Jepang yang bisa diterapkan di Indonesia seperti merapikan meja habis makan dimanapun kita makan dan tidak duduk di priority seat. Sebagai tambahan untuk kalian yang ingin memiliki pengalaman study abroad, meskipun hampir tidak ada kaitannya dengan jurusan, program study abroad manapun tetap layak untuk diikuti. Untuk langsung terjun ke dalam lingkungan baru yang sangat berbeda dan orang yang berbeda pula adalah pengalaman yang tidak ada duanya. Lagipula, tidak ada ruginya juga kan tahu banyak hal? “Yok daftar selagi sempat!”


Ingin tahu informasi menarik lainnya? Yuk, ikuti media sosial HMSI FTIK ITS lainnya di
hima.is.its.ac.id/medsos

Share Your Story: ASEAN Youth Cultural Exposure

Share Your Story telah kembali bersama Aelisa Nailin dari Artemis (angkatan 2016)!

Aelisa adalah salah satu peserta yang mengikuti program AYCE (ASEAN Youth Cultural Exposure) yang diadakan di Thailand oleh Youcan. Program ini merupakah sharing budaya antara budaya Indonesia dengan Thailand. Selain mempromosikan budaya dan pariwisata yang ada di Indonesia, melalui program ini juga dapat mengetahui budaya di Thailand.

Di program ini juga diadakan lomba yaitu performing art dengan menari tarian khas Indonesia atau menyanyi lagu daerah Indonesia serta paper presentation untuk mempromosikan budaya di Indonesia melalui sebuah presentasi.

Diikuti rata-rata oleh mahasiswa yang berasal dari UI, UGM, ITB, Unair, PLN, UAD, dan mahasiwa dari Thailand, program ini berlangsung selama 4 hari mulai dari 27 Juni 2018 sampai 30 Juni 2018.

Kegiatan-kegiatan selama berada di sana mengikuti rundown dari Youcan dari pukul 8 pagi hingga 8 malam. Selama kegiatan itu pula, transportasi yang digunakan adalah bis yang telah disewa oleh pihak Youcan. Jika sedang free time dan ingin jalan-jalan, transportasi yang digunakan pun menggunakan bis dengan dibantu aplikasi bernama moovit agar mengetahui bis nomor berapa yang harus ditumpangi dan melalui halte mana.

Kegiatan yang berlangsung bermula dari kunjungan dan perkenalan budaya ke Rajamangala University, kemudian Bangkok Art & Culture Center yang berisi pameran karya seni, Bangkok College of Business yang menyelenggakan paper presentation.

Tidak hanya itu, Aelisa juga bercerita mengenai pengalaman mencari makanan halal yang cukup susah selama berada di street food Thailand. Akan tetapi berkat keramahan orang lokal, sebelum mereka membeli makanan selalu diberi tahu jika makanannya mengandung babi.

Wah, pengalaman yang mengasyikkan ya! Sedikit pesan nih dari Aelisa! “Don’t to be afraid to try a new experience. just do it and explore whatever you like. Karena kesempatan tidak datang berkali-kali, selama kalian masih mahasiswa ke luar negri lah sebisa mungkin.”


Ingin tahu informasi menarik lainnya? Yuk, ikuti media sosial HMSI FTIK ITS lainnya di
hima.is.its.ac.id/medsos