Di era sekarang, internet telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita. Setiap pagi, banyak orang membuka mata langsung untuk mengecek ponsel pintar yang terhubung ke jaringan internet. Kebutuhan akan konektivitas ini bukan lagi bersifat sekunder, melainkan telah bertransformasi menjadi kebutuhan primer. Mulai dari aktivitas rumah tangga, pekerjaan, pendidikan, hingga komunikasi sehari-hari, semuanya mengandalkan koneksi internet yang stabil. Bahkan, hampir seluruh wilayah Indonesia kini telah terjangkau jaringan internet, meski masih terdapat ketimpangan dalam kecepatan dan kualitas akses.

Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pada tahun 2024 pengguna internet di Indonesia mencapai 221 juta penduduk dengan sekitar 82,6% penduduk di daerah tertinggal telah memiliki akses internet. Dari total populasi sekitar 9,8 juta orang, sekitar 8,1 juta telah terhubung dengan jaringan. Lantas, bagaimana sebenarnya perjalanan panjang hingga internet bisa hadir dan tersebar di Indonesia?
Secara global, istilah internet berasal dari istilah Interconnected Network Yaitu jaringan komputer global yang saling terhubung berkat protokol komunikasi standar bernama TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Internet bermula dari proyek militer Amerika Serikat yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) pada Oktober 1960. Proyek ini awalnya menghubungkan empat universitas besar yaitu University of Utah, Stanford Research Institute, UC Santa Barbara, dan UCLA untuk mendukung pertukaran data jarak jauh. Keempat universitas tersebut membentuk satu jaringan terpadu pada 1969.
Pada tahun 1972, ARPANET berkembang pesat dan mulai digunakan oleh banyak universitas di Amerika. Namun, untuk menghindari kerancuan antara kepentingan sipil dan militer, jaringan ini kemudian dipisah menjadi dua: ARPANET untuk keperluan sipil dan MILNET untuk keperluan militer. Di tahun yang sama, Raymond Tomlinson menyempurnakan sistem surat elektronik (e-mail) dan memperkenalkan simbol @ sebagai pemisah antara nama pengguna dan alamat domain—ikon yang masih digunakan hingga kini.

Internet kemudian menyebar ke luar Amerika. Pada tahun 1973, komputer di University College London menjadi komputer pertama di luar Amerika Serikat yang tergabung dalam jaringan ARPANET. Tak lama kemudian, dua tokoh penting, Bob Kahn dan Vinton Cerf memperkenalkan konsep internetworking dan membentuk International Network Working Group (INWG). Vinton Cerf yang pertama kali mempresentasikan ide tersebut di Universitas Sussex. Kontribusi besar Vinton Cerf membuatnya dikenal sebagai “Bapak Internet”.
Tahun demi tahun, teknologi internet terus berkembang. Jarkko Oikarinen dari Finlandia memperkenalkan IRC (Internet Relay Chat), yang menjadi salah satu bentuk komunikasi real-time pertama. Kemudian pada 1990, Tim Berners-Lee menciptakan prototipe pertama browser dan editor untuk mengakses jaringan global yang kini kita kenal sebagai World Wide Web (www).
Di Indonesia, internet mulai tumbuh sejak awal 1980 melalui jaringan komputer antar universitas seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Terbuka (UT), ITB, UGM, dan ITS, dengan dukungan koneksi dial-up bernama UNInet. Sayangnya, keterbatasan infrastruktur membuat jaringan ini tidak berkembang optimal.
Kemajuan signifikan terjadi pada 1986-1987, ketika komunitas amatir radio dari Amateur Radio Club (ARC) ITB—dipelopori oleh tokoh seperti Onno W. Purbo, Harya Sudirapratama, dan lainnya mulai bereksperimen menghubungkan sistem Bulletin Board System (BBS) berbasis radio dengan protokol TCP/IP. Teknologi ini memungkinkan pertukaran e-mail secara global, bahkan menjangkau komunikasi antara Indonesia dan Kanada melalui jalur radio amatir.
Tahun 1989-1990, mailing list pertama indonesians@janus.berkeley.edu lahir sebagai wadah komunikasi bagi mahasiswa Indonesia di luar negeri. Diskusi-diskusi ini membentuk komunitas awal pengguna internet Indonesia. Teknologi Packet Radio TCP/IP kemudian digunakan oleh lembaga-lembaga seperti BPPT, LAPAN, UI, dan ITB, membentuk jaringan bernama PaguyubanNet, yang beroperasi menggunakan domain ampr.org dengan IP 44.x.x.x melalui frekuensi radio.
Kemudian tahun 1994-1995, Indonesia mulai memasuki era komersial internet. Muncul penyedia layanan internet pertama, IndoNet, yang didirikan oleh Sanjaya, putra dosen UI. Awalnya, akses dilakukan via dial-up menggunakan antarmuka teks, seperti shell account, browser teks Lynx, serta e-mail client seperti Pine. Beberapa BBS seperti Clarissa juga menyediakan layanan Telnet ke luar negeri, memungkinkan pengguna Indonesia untuk mengakses internet global.
Pada 1994, domain .id resmi digunakan sebagai Top-Level Domain (TLD) Indonesia. Di tahun yang sama, IPTEKnet menjadi ISP (Internet Service Provider) pertama yang terhubung ke internet dengan bandwidth awal 64 Kbps. Setahun kemudian, pengguna sudah dapat mengakses protokol HTTP berkat layanan remote browser dari AS.
Tahun 1996 menjadi awal kemunculan warnet (warung internet) yang membantu meluaskan akses internet ke masyarakat umum. Dengan hanya membayar per jam, masyarakat dapat menjelajah dunia maya tanpa harus memiliki komputer pribadi. Warnet menjadi pusat aktivitas digital—mulai dari browsing, chatting, hingga bermain game online.

Tak disangka, kehadiran internet juga berperan dalam peristiwa besar di Indonesia. Pada tahun 1998, internet menjadi media alternatif bagi masyarakat untuk menyuarakan aspirasi politik di tengah kontrol ketat media oleh pemerintah. Melalui mailing list, forum diskusi, dan situs-situs aktivis, informasi seputar gerakan reformasi menyebar dengan cepat dan luas. Internet menjadi alat penting dalam menjatuhkan kekuasaan Orde Baru di bawah Presiden Soeharto, menandai peran besar teknologi dalam demokratisasi informasi.
Kini, dengan lebih dari 200 juta pengguna internet di Indonesia, kita bisa melihat betapa jauhnya perkembangan yang telah dicapai, dari radio amatir dan koneksi dial-up, hingga jaringan 5G dan cloud computing. Dimulai dari eksperimen komunitas hingga jaringan nasional, perkembangan internet di Indonesia menunjukkan bagaimana teknologi tumbuh bersama masyarakat.
Penulis: Shahnaz Ariqah Simanullang
Editor: Maulina Nur Laila
Referensi:
https://mastel.id/sejarah-perkembangan-internet-di-indonesia/
https://mediaindonesia.com/teknologi/531578/sejarah-internet-kapan-mulai-masuk-indonesia
https://baktikomdigi.id/id/detail-berita/awal-mula-internet-serta-perkembangannya