Banyak sekali rumor yang beredar tentang virus korona, mulai dari cara penyebarannya hingga “obat” dari covid-19. Jika kalian ingat, warga UK mengaitkan penyebaran virus korona ini disebabkan oleh menara 5G yang dipasang oleh pemerintah setempat. Tentu saja terkait, kan penyebaran virus ini bersamaan dengan dibangunnya menara ini, pasti ada kaitannya. Kalimat seperti itu sebenernya kurang tepat. Korelasi tidak selalu menimbulkan sebab akibat. Dalam kasus ekstrim, mungkin saja virus ini tersebar karena Kobe meninggal di awal tahun. Maka dari itu, untuk mencegah terjadinya hoax dan teori konspirasi mari kita mengedukasi diri kita.

Photo by Mika Baumeister on Unsplash

Banyak sekali yang orang awam tidak ketahui tentang 5G, tapi satu hal yang pasti adalah 5G tidak menyebarkan virus korona. Malah jika kita pikirkan, dengan adanya 5G yang mempercepat akses internet, orang orang makin nyaman dirumah dan menghambat penyebaran virus korona. Virus korona menyebar melalui udara, virus tidak dapat diciptakan dari suatu perangkat ataupun benda mati. Virus memerlukan inang, sumber dari virus hanyalah makhluk hidup dan bukan suatu perangkat yang mengeluarkan gelombang radio dengan frekuensi 90 miliar hertz.

Virus korona dan 5G ini merupakan Correlation bukan Causation. 5G dan korona KEBETULAN saja muncul disaat yang sama, bukan 1 hal menyebabkan yang lainnya. Untuk membuktikan bahwa keduanya bukan sebab akibat, kita bisa cek berapa presentase positif Covid-19 di negara yang sudah menerapkan 5G dengan yang belum. Malah kebanyakan negara yang belum memiliki menara 5G lah yang diserang sama kencangnya oleh virus ini. Seperti Iran yang 0,5% terinfeksi (per 10 September 2020) dibanding dengan Jerman yang 0,3% terinfeksi (per 10 September 2020) yang memiliki jumlah menara 5G yang sangat banyak. Jika kalian berpikir bahwa mungkin saja sinyal 5G ini menularkan covid tidak secara langsung, tapi dengan melemahkan kekebalan tubuh kita atau semacamnya.

Memang benar jika makin tinggi frekuensi suatu gelombang elektromagnetik maka semakin bahaya pula gelombang tersebut bagi manusia. Jangkauan frekuensi tertinggi dari 5G adalah sekitar 52,6GHz (526 diikuti dengan 11 nol hertz), sekitar 0.00017% dari frekuensi ultraviolet (30.000.000Ghz), gelombang elektromagnetik berbahaya yang memiliki frekuensi terendah. Tidak perlu mengkhawatirkan gelombang elektromagnetik yang memiliki frekuensi lebih rendah daripada cahaya, mereka semua aman. Semua jenis telekomunikasi yang kita gunakan semuanya menggunakan sinyal yang aman bagi tubuh kita. Microwave memang mampu memanaskan benda dengan frekuensi antara 1-100GHz, energinya jauh berbeda. Menara 5G hanya membutuhkan 250mW dan berjarak paling sedikit 10m dari kepala kita (beranggapan kita sedang menginjak tanah dan tidak menaiki menaranya) sementara microwave melontarkan paling sedikit 350W dalam jarak kurang dari setengah meter.

Jadi, kalian tidak perlu takut dengan perkembangan teknologi yang membantu kita mengakses internet dengan lebih cepat. Sebaliknya kita malah harusnya senang karena stay at home kita tetap dapat stay in touch dengan keluarga kita yang jauh. Kebosanan kita dapat dihilangan dengan melihat konten kreator favorit kita. Internet membuat kesendirian kita tidak sendiri dan kebosanan kita tidak membosankan.

Photo by Vincent Mcdermott on Postmedia Network/File

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *