Pesawat Baru, tapi tidak diizinkan terbang?

Team Green On Present – Topik Pesawat Boeing 737 Max juga tertera di mading KOMINFO edisi 20 Maret – 20 April 2019.
Boeing benar-benar jadi pusat perhatian, setelah muncul keluhan tentang Boeing 737 Max 8 dari para pilot Amerika Serikat.
Dream – Keamanan Boeing 737 Max tengah dipertanyakan. Dua musibah fatal maskapai Ethiopian Airlines dan Lion Air dalam kurun waktu lima bulan merenggut seluruh awak dan penumpang di dua pesawat buata Boeing itu. Di awal kemunculannya, Boeing 737 Max berhasil memikat pengelola maskapai penerbangan. Janji kenyamanan dan efisiensi bahan bakar membuat jumlah pemesan pesawat ini mencapai 5000 unit.. Tetapi reputasi burung besi canggih ini ternoda oleh dua kecelakaan baru-baru ini yang telah menarik perhatian internasional. Pihak Boeing sendiri sudah membantah kabar soal keamanan pesawat terlaris tersebut. Namun badai sepertinya takkan cepat berlalu. Setelah banyak maskapai mengandangkan pesawat ini, muncul keluhan tentang Boeing 737 Max 8 dari para pilot di tanah kelahiran Boeing, Amerika Serikat.

Boeing 737 Max 8 Sudah Dilaporkan Lima Kali

Keluhan tentang keamanan Boeing 737 Max 8 sebenarnya sudah disuarakan beberapa pekan setelah terjadi kecelakaan Lion Air JT610. The Dallas Morning News mengungkapkan lima pilot AS sudah melaporkan keluhan tersebut kepada Federal Aviation Administration (FAA), pengawas penerbangan di AS. Mereka mengeluhkan sistem penerbangan autopilot dan fitur The Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) yang sangat mengkhawatirkan. MCAS merupakan fitur keamanan baru pada Boeing 737 Max 8 yang secara otomatis mengembalikan pesawat pada posisi yang normal setelah lepas landas. Ketika pesawat lepas landas, MCAS akan mengambil alih kontrol agar hidung pesawat tidak berada dalam kondisi menukik ke atas terus. Menurut satu insiden di AS pada November 2018, seorang pilot maskapai penerbangan komersial melaporkan bahwa saat lepas landas, autopilot dinyalakan. ” Dalam 2 hingga 3 detik, pesawat tiba-tiba menukik tajam ke bawah hingga memicu sistem peringatan pesawat ‘Don’t sink, don’t sink!’,” kata pilot tersebut. Namun setelah sistem autopilot dengan cepat dimatikan, pesawat naik seperti biasa dan penerbangan berjalan normal. Insiden ini terjadi beberapa pekan setelah kecelakaan Lion Air JT610 di Jawa Barat. Dalam sebuah insiden terpisah di AS pada bulan November 2018, seorang pilot melaporkan bahwa masalah dimulai ketika ia menggunakan autopilot untuk menstabilkan posisi pesawat setelah lepas landas. ” Co-pilot berkata ‘DESCENDING,’ yang langsung disusul peringatan ‘Don’t sink, Don’t sink!’. Namun pesawat bisa distabilkan kembali setelah sistem autopilot dimatikan,” kata pilot itu.

Pelatihan dan Manual Penerbangan yang Tak Memadai

Dalam laporan lain, seorang pilot maskapai komersial mengeluh tentang bagaimana FAA dan Boeing menangani masalah fitur MCAS. ” Meski telah mengeluarkan arahan darurat pada 7 November 2018, FAA tidak melakukan apa pun untuk mengatasi masalah sistem,” tulis pilot itu. Pilot tersebut lebih lanjut mengatakan bahwa petunjuk manual penerbangan belum diperbarui dengan informasi yang memadai pada waktu itu. ” Sungguh sangat riskan ketika pabrikan, FAA, dan maskapai menyuruh pilot terbang tanpa pelatihan yang baik, atau bahkan memberikan penjelasan melalui manual bahwa model ini lebih kompleks dari sebelumnya,” katanya.

Laju Pesawat Tak Sesuai Perintah

Dalam laporan terpisah dari Oktober 2018, seorang pilot mengeluh bahwa sistem autothrottle Boeing 737 MAX 8 tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Autothrottle adalah bagian kendali pesawat yang memerintahkan pesawat untuk berakselerasi ke kecepatan yang ditetapkan dalam parameter tertentu. Padahal, kru sudah yakin telah menggunakannya sesuai dengan manual yang ada. Beruntung, sang pilot menyadarinya dengan cepat, dan dapat menyesuaikan dorongan secara manual agar pesawat bisa mendaki. ” Tidak lama kemudian saya mendengar tentang kecelakaan (JT610) dan saya bertanya-tanya apakah ada kru lain yang mengalami insiden serupa dengan sistem autothrottle pada MAX?” kata pilot tersebut. Dalam laporannya, pilot itu menulis bahwa dia dan kaptennya masih baru menggunakan pesawat Boeing 737 Max 8. ” Jadi, saya tidak dapat mengidentifikasi apakah itu masalah pada pesawat atau saya yang tidak tahu caranya,” pungkasnya.
😃+

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *