Beberapa waktu yang lalu dunia dihebohkan dengan banyaknya kasus penipuan yang memfokuskan pada wajah seseorang. Bagaimana tidak, dari banyak video yang beredar, wajah – wajah yang tersorot tidak sepenuhnya merupakan wajah asli seseorang. Setelah diteliti lebih lanjut ternyata terdapat wajah yang tidak ada wujud realnya atau bisa dikatakan palsu. Kasus – kasus ini kemudian disebut Deepfakes.

     Istilah Deepfakes berasal dari dua kata, “deep learning” dan “fake”. Sehingga deepfake bisa diartikan sebagai pembelajaran mendalam dengan tujuan untuk menipu, dalam kasus ini kebanyakan tertuju pada penipuan wajah. Dengan perangkat lunak berbasis AI sangat memungkinkan sebuah video dapat dirombak dengan mudahnya dan diubah kontennya sehingga wajah seseorang dapat dipindahkan ke tubuh orang lain, seperti mengedit foto biasa.

     Kemampuan Deepfakes untuk menempelkan wajah ke tubuh orang lain sedang bergerak dalam video berasal dari proses pembelajaran mesin (machine learning/ML). Machine learning ini dilakukan oleh AI. AI yang digunakan untuk melakukan proses ini berbasis dari teknik Human Image Synthesis atau meniru gambar manusia yang biasa digunakan di dalam film. Melalui teknik machine learning bernama Generative Adversarial Network, AI akan membuat simulasi penyempurnaan implementasi gambar tersebut ke dalam gambar atau video yang bergerak, dan mendapatkan pengalaman bagaikan melakukannya sebanyak jutaan atau bahkan puluhan juta jam.

 

     Kecanggihan metode ini dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Deepfakes sering digunakan untuk membuat video porno selebriti palsu, berita palsu, dan tipuan yang berdampak kejahatan. Pandangan kebanyakan orang pertama kali terhadap Deepfakes merupakan pandangan negatif, sehingga beberapa sosial media melarang semua konten yang menggunakan Deepfakes untuk diposting. Dengan algoritma Deepfakes, orang mana pun yang memiliki kemampuan koding bisa membuat video palsu tokoh mana pun dan bisa membuat statement palsu. Dari hal hal tersebut kemungkinan besar peluang bertambahnya hoax semakin meningkat. Hal ini dapat menyebabkan berbagai kericuhan.

Perkembangan teknologi sangat baik bagi umat manusia, namun hal itu kembali kepada pribadi manusia yang menggunakan. Pemanfaatan positif dari AI seperti ini bisa diterapkan pada industri perfilman, namun seperti pada kasus Deepfake ini, hal negatif dapat bermunculan jika dimanfaatkan oleh oknum tertentu. Sehingga diperlukkan regulasi lebih lanjut mengenai hal ini serta batas – batas dalam mengembangkan suatu teknologi agar tepat sasaran.

Daftar Pustaka :

https://cyberthreat.id/read/3322/Deepfake-Ancaman-Siber-yangBisa-Memecah-Belah-Bangsa

https://www.viva.co.id/digital/teknopedia/1158660-mengenal-deepfakes-teknologi-peniru-yang-bikin-waswas

https://today.line.me/id/pc/article/Yuk+Mengenal+Deepfake+Teknologi+Mengerikan+yang+Digunakan+untuk+Membuat+Hoaks-qPGEnk

https://inet.detik.com/cyberlife/d-4753695/ngeri-teknologi-deepfake-bikin-video-hoax-sulit-dikenali/komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *