
Teknologi 6G nantinya memungkinkan adanya sensor yang mengirimkan sentuhan, indera penciuman dan perasa. Menurut Rahim, kemampuan seperti itu bisa berdampak signifikan, salah satunya untuk teknologi perawatan kesehatan. Dokter memungkinkan untuk merawat pasien meskipun jarak jauh. Selain itu, pertemuan virtual pun akan terasa asli. Jaringan 6G pertama juga diharapkan akan memberikan peningkatan kecepatan, kapasitas, dan latensi lebih daripada 5G. Selain itu, pusat inovasi itu juga menargetkan teknologi integrasi antara kecerdasan dan penggunaan jenis spektrum baru, seperti pita terahertz. Jaringan 6G diperkirakan mendukung kecepatan unduh 1 terabyte per sekon (Tbps). Dengan kecepatan itu, pengguna bisa mengunduh 142 jam film dalam sedetik. Jika menggunakan 5G, butuh beberapa detik. Adu Cepat Pengembangan Jaringan 6G Tiongkok memulai penelitian jaringan teknologi 6G sejak November 2019. Melansir dari Reuters pada November tahun lalu, teknologi yang berkaitan dengan ultra-fast network ini yang menjadi titik konflik utama antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Jaringan seluler 5G menjadi topik yang telah dipolitisasi dalam perseteruan antara dua negara tersebut. Adu cepat penemuan jaringan ini juga melibatkan Huawei Technologies, perusahaan perangkat telekomunikasi dan jaringan telekomunikasi asal Tiongkok. Di sisi lain, pemerintah AS khawatir peralatan Huawei digunakan oleh Tiongkok sebagai aksi mata-mata.