July 31, 2022 himatektroits ARTIKEL Tiongkok baru-baru ini berhasil meluncurkan satelit eksperimental untuk internet generasi keenam (6G) yang pertama di dunia. Peluncuran satelit 6G bertujuan untuk mencapai ultra-fast network yang direncanakan dapat digunakan pada 2030 mendatang. Jaringan baru tersebut diperkirakan dapat memiliki kecepatan hingga 100 kali lebih cepat dari 5G. Satelit tersebut diluncurkan di Taiyuan Satellite Launch Centre, Provinsi Shanxi, Tiongkok Utara. Peluncuran satelit dikirim ke orbit bersama dengan 12 satelit lainnya dalam satu roket pembawa Long March-6 pada Jumat (6/11). Proyek tersebut merupakan kerja sama University of Electronic Science and Technology of China (UESTC) bersama dengan Chengdu Guoxing Aerospace Technology, serta Beijing MinoSpace Technology. Menurut Xu Yangsheng, salah satu akademisi dari Chinese Academy of Engineering, jaringan 6G akan menggabungkan jaringan komunikasi satelit dengan jaringan komunikasi darat. “Satelit eksperimental ini menandai pertama kalinya teknologi komunikasi terahertz akan diverifikasi ketika diterapkan di luar angkasa,” dikutip dari Daily Mail, beberapa hari lalu. Wakil Menteri Biro Teknologi Tiongkok Wang Xi menyatakan pihaknya akan bekerja sama dengan para ahli dalam merancang rencana penelitian untuk 6G. Biro Teknologi juga telah menggandeng 37 ahli telekomunikasi dari universitas, institusi, dan perusahaan untuk membentuk panel pengembangan 6G serta melakukan uji kelayakan pada jaringan tersebut. Di saat bersamaa, beberapa perusahaan telekomunikasi Tiongkok, seperti Huawei, ZTE, Xiaomi, dan China Telecom juga telah memulai penelitian jaringan 6G. Bahkan, Xiaomi berencana menghentikan produksi telepon seluler atau ponsel 4G di Tiongkok akhir 2020. Xiaomi akan lebih memfokuskan sumber daya mereka pada pembuatan ponsel 5G saja, sembari mengembangkan teknologi 6G. Pendiri dan CEO Xiaomi Lei Jun mengatakan bahwa Xiaomi telah memulai pra-penelitian teknologi 6G. Namun, menurutnya, Xiaomi tidak memiliki rencana untuk meluncurkan teknologi itu sendiri. “Teknologi 6G akan membutuhkan perangkat yang mendukung stasiun pangkalan, dan satelit di belakang standar nirkabel baru,” kata Jun dikutip dari Tech In Asia pada Juni lalu (2/6). Keunggulan 6G Selain Tiongkok negara-negara lain pun mulai mengembangkan 6G seperti Inggris, Finlandia, dan Korea Selatan. Inggris mendirikan pusat inovasi khusus untuk mengembangkan 6G di University of Surrey yang menjadi pusat inovasi kedua terkait 6G, selain Finlandia. Pusat inovasi ini berhasil mengembangkan teknologi 5G sejak 2013, dan kini universitas tersebut ingin memperluas cakupannya. “Sekarang adalah waktunya bagi universitas dan industri di Inggris memulai perjalanan bersama menuju 6G,” kata wakil rektor University of Surrey Profesor Max Lu dikutip dari Daily Mail pada Kamis (12/11). Di pusat inovasi itu, para peniliti memfokuskan pengembangan 6G dengan tujuan agar jaringan seluler dapat menyatukan dunia fisik dan dunia virtual. Direktur Pusat Inovasi 6G University of Surrey Profesor Rahim Tafazolli mengatakan, jaringan 5G memungkinkan virtual reality atau augmented reality, namun visual yang ditampilkan yakni video tiga dimensi. “Jadi apa yang kami lakukan di 6G, kami menjadikannya empat dimensi, dan dimensi keempat adalah indera manusia,” katanya.Teknologi 6G nantinya memungkinkan adanya sensor yang mengirimkan sentuhan, indera penciuman dan perasa. Menurut Rahim, kemampuan seperti itu bisa berdampak signifikan, salah satunya untuk teknologi perawatan kesehatan. Dokter memungkinkan untuk merawat pasien meskipun jarak jauh. Selain itu, pertemuan virtual pun akan terasa asli. Jaringan 6G pertama juga diharapkan akan memberikan peningkatan kecepatan, kapasitas, dan latensi lebih daripada 5G. Selain itu, pusat inovasi itu juga menargetkan teknologi integrasi antara kecerdasan dan penggunaan jenis spektrum baru, seperti pita terahertz. Jaringan 6G diperkirakan mendukung kecepatan unduh 1 terabyte per sekon (Tbps). Dengan kecepatan itu, pengguna bisa mengunduh 142 jam film dalam sedetik. Jika menggunakan 5G, butuh beberapa detik. Adu Cepat Pengembangan Jaringan 6G Tiongkok memulai penelitian jaringan teknologi 6G sejak November 2019. Melansir dari Reuters pada November tahun lalu, teknologi yang berkaitan dengan ultra-fast network ini yang menjadi titik konflik utama antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Jaringan seluler 5G menjadi topik yang telah dipolitisasi dalam perseteruan antara dua negara tersebut. Adu cepat penemuan jaringan ini juga melibatkan Huawei Technologies, perusahaan perangkat telekomunikasi dan jaringan telekomunikasi asal Tiongkok. Di sisi lain, pemerintah AS khawatir peralatan Huawei digunakan oleh Tiongkok sebagai aksi mata-mata.