
29 Oktober 2022, Seoul, Korea Selatan, malam yang seharusnya penuh gelak tawa kebahagiaan, berubah 180 derajat menjadi sebuah mimpi buruk yang akan selalu di ingat, Tragedi Halloween Itaewon. Perayaan pertama setelah 3 tahun vakum, pasca pandemi Covid-19, nyatanya berujung luka yang mendalam. Dilansir dari CBS News, pada malam itu, diperkirakan ada 100.000 orang berkumpul di Itaewon, 156 orang tewas. Beberapa saksi menggambarkan kerumunan di Itaewon menjadi semakin sulit diatur ketika menjelang larut malam. Insiden itu terjadi sekitar pukul 22.20 (1320 GMT). Ratusan orang berdesakan di gang sempit dan tidak bergerak hingga petugas darurat dan polisi turun.
Penyebab tragedi Itaewon diduga ratusan orang berjatuhan akibat cardiac arrest alias henti jantung. Ratusan orang terkena henti jantung setelah ribuan orang memadati jalan sempit di kota Itaewon, Korea Selatan, dalam perayaan Halloween.
Dilansir AFP, Minggu (30/20), petugas medis hingga warga setempat melakukan pertolongan pertama darurat kepada sejumlah korban yang berjatuhan akibat henti jantung. Pertolongan pertama yang diberikan kepada korban yang tergeletak di jalan berupa tindakan CPR (cardiopulmonary resuscitation).
Saksi mata bernama Moon Ju-young (21) mengungkapkan kondisi sebelum adanya penyerbuan memang sudah kacau. Polisi kesulitan mengantisipasi kerumunan dalam acara tersebut. Keramaian mencapai 10 kali lipat dibandingkan biasanya. “Setidaknya lebih dari 10 kali ramai dari biasanya,” katanya. Beberapa korban selamat ikut memberikan kesaksiannya. Salah satunya, warga asal Indonesia Beta Bayusantika (27). Beta yang tengah menempuh pendidikan master di Universitas Hanyang itu mengaku sangat ingin merasakan pengalaman pesta Halloween di Itaewon. Dia sempat berkecil hati lantaran selama pandemi, pesta Halloween itu ditiadakan.
Akhirnya, untuk pertama kalinya, Beta bertolak menuju ke Itaewon untuk merayakan pesta Halloween pada hari Sabtu (29/10/2022). “Saya ke sana mungkin jam 9 sampai 10 malam di Stasiun Itaewon. Itu sangat ramai. Dari sudut gang, kami melihat banyak orang berusaha keluar dari sana. Sungguh menyayat hati,” ceritanya, dikutip dari The Korea Times. Beta juga mengaku mendengar suara teriakan orang-orang yang meminta tolong dalam bahasa Korea. Di saat yang sama, dia melihat petugas pemadam kebakaran dan polisi yang sudah berada di lokasi kecelakaan, teatnya di sebelah Hamilton Hotel. “Petugas pemadam kebakaran dan polisi ada di sana, mencoba mengevakuasi banyak orang dari kerumunan. Banyak orang melakukan CPR,” terang dia.
Tak hanya Beta, Abdo Al-Kader (31) warga negara Libya yang tinggal di Jaecheon juga menjadi salah satu pengunjung yang selamat dari insiden malam itu. Dia turut membagikan apa yang mereka lihat dan alami. Menurutnya, saat insiden terjadi, malam pesta Halloween di Itaewon itu terasa berbeda dengan perayaan di tahun-tahun sebelumnya yang pernah dikunjunginya. “Tadi malam banyak orang di sini. Orang-orang tidak tahu harus berbuat apa. Polisi datang, mereka menurunkan orang dan banyak orang melakukan CPR kepada mereka yang ada di tanah. Semuanya terjadi dalam sekejap,” terangnya. Sementara itu, Osman Karakan (26), seorang warga negara Turki yang telah bekerja di Korea sebagai pelukis sejak 2020, mengatakan bahwa dirinya sempat memberikan uluran tangan untuk memindahkan orang-orang yang tidak sadar di jalan. “Saya di sini bersama teman-teman saya dari sekitar jam 9 malam. Gang itu sangat ramai sehingga kami pikir itu bisa berbahaya, jadi kami berlindung di klub terdekat,” ujar dia. “Ketika kami keluar dari sana sekitar jam 10.30 malam, orang-orang mati tergeletak di sana. Di jalan dan banyak orang melakukan CPR pada para korban,” tambah dia.
Referensi
CBC News
Kompas.com
Ussfeeds
Narasi Newsroom
Wethegenesis.com
Penulis : Yasmin Inayah, 2020