Rencana Kenaikan Harga Tiket Candi Borobudur

Candi Borobudur terletak di desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi Borobudur juga termasuk dalam tujuh keajaiban dunia. Candi umat Buddha ini dikelilingi taman luas dan berada di tengah gunung-gunung yang menjulang tinggi. Candi ini didirikan oleh penganut agama Buddha Mahayana. Bangunan ini dibentuk sekitar abad ke-8 pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Candi Borobudur termasuk kuil Buddha terbesar di dunia. Tujuan dibangun Candi Borobudur untuk memuliakan raja-raja Syailendra (775-850 M) yang telah bersatu kembali dengan dewa yang menjadi asal beliau. Candi dibangun sebagai ungkapan nyata dan rasa hormat mendalam pada leluhur. Selain itu, bangunan candi dipakai sebagai kesadaran terhadap kebesaran agama.


Akhir-akhir ini ramai pemberitaan tentang rencana kenaikan harga tiket masuk ke Candi Borobudur untuk wisatawan lokal maupun turis asing. Melalui unggahan di media sosial Instagramnya, Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyatakan akan membatasi jumlah pengunjung ke kawasan tersebut menjadi 1.200 orang per hari. Luhut memiliki alasan kuat menaikkan harga tarif tiket Candi Borobudur, yakni demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya Salah satu cara membatasi jumlah pengunjung itu dengan menaikkan harga tiket masuk untuk wisatawan lokal menjadi Rp 750.000 per orang dan turis asing US$ 100 atau sekitar Rp 1,46 juta. Sebelumnya, harga tiket pengunjung lokal Rp 50.000 untuk usia di atas 10 tahun dan Rp 25.000 untuk usia 3-10 tahun sementara tarif tiket wisatawan asing dewasa Rp 350.000 dan anak-anak Rp 210.000. Selain tiket masuk yang dinaikkan semua wisatawan yang masuk ke Candi Borobudur juga diwajibkan menggunakan jasa pemandu dari warga lokal. Semua turis juga nantinya harus menggunakan tour guide dari warga lokal sekitar kawasan Borobudur, ini dilakukan demi menyerap lapangan kerja baru sekaligus menumbuhkan sense of belonging (rasa memiliki) terhadap kawasan ini.


Sejumlah kalangan pun merespon rencana tersebut dengan berbagai pandangan. Salah satunya yaitu Mahasiswi Jurusan Teknik Instrumentasi ITS, Fatkhulil Jannah Nur Faizatin. Menurutnya, yang paling dirugikan terkait melambungnya harga tiket masuk adalah masyarakat lokal dimana masyarakat yang ekonomi menengah ke bawah pastinya membutuhkan biaya lebih seperti biaya transportasinya, ditambah lagi biaya masuk yang meningkat drastis ini bisa membuat mereka membatalkan tujuan dan memilih tujuan pariwisata yang lain, hal itu jelas membuat daya tarik dari Candi Borobudur bisa menurun. Selain itu, mulai dari pedagang-pedagang yang juga pasti akan merasakan dampak dari kenaikan harga tiket tersebut. Ia juga berpendapat bahwa tarif masuknya boleh dinaikkan tetapi tidak sedrastis ini dengan minimal kenaikan Rp 10.000-20.000 yang mana masih bisa dijangkau oleh semua kalangan. Untuk upaya menjaga kelestarian, ia menyarankan untuk diadakan kegiatan bersih-bersih bersama pengunjung.


Penulis :

Muhammad Kadhafi Alianto

Fathor Rohim

Muhammad Afaf Adani

Niken Rani Nastiti

Yoseph Meidyanto H.

Fatkhulil Jannah Nur F

Haqqi Riza Madyan

Dea Mareta

Fathurozy Nur Fadillah

πŸ˜ƒ+

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *