Hilirisasi Nikel : Indonesia Menuju Transisi Energi

      Sebagai negara dengan potensi nikel terbesar nomor satu di dunia, Indonesia terus melakukan upaya hilirisasi nikel. Upaya hilirisasi nikel, yakni proses peningkatan nilai tambah melalui pengolahan dan pemurnian bijih nikel menjadi produk setengah jadi atau jadi. Pada kebijakan hilirisasi nikel, pemerintah berfokus mengembangkan industri hulu dan hilir guna meningkatkann nilai tambah industri pertambangan nikel. Melalui kebijakan ini, Indonesia dapat lebih mandiri dalam pengelolaan sumber daya mineral nikel.

     Mengutip dari laman Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, cadangan nikel Indonesia tersebar di wilayah Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Papua. Wilayah Sulawesi menjadi wilayah dengan cadangan nikel terbesar yakni 2,6 miliar ton lalu disusuk dengan wilayah Maluku dengan total 1,4 miliar ton dan wilayah Papua dengan total 60 juta ton bijih.

     Tingginya jumlah sumber daya nikel menjadikan nikel tergolong sebagai komoditi unggulan di Indonesia selain batubara. Terdaat dua jenis bijih endapan nikel yang paling banyak ditambang, yakni endapan sulfida magnetik dan endapan laterit. Perbedaan kedua jenis endapan nikel ini terletak pada proses terbentuknya. Produk hasil pengolahan nikel di Indonesia umumnya berupa feronikel dan nikel matte. Feronikel kerap dijadikan sebagai bahan campuran dalam pembuatan baja, sedangkan nikel matte merupakan hasil pengolahan nikel yang kerap dimanfaatkan sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.

   Hilirisasi nikel diatur dalam kebijakan Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2019. Hilirisasi nikel dilakukan sebagai bentuk protektionisme dan membatasi ekspor nikel ke mancanegara. Banyak upaya yang dilakukan pemerintah guna mendukung hilirisasi nikel yang bertujuan mewujudkan Indonesia sebagai negara yang mandiri nikel, contohnya peningkatan pembangunan smelter dan produksi baterai listrik. Kementrian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memastikan bahwa konsep hilirisasi nikel bukanlah suatu wacana. Salah satu bukti nyata yakni dengan produksi massal baterai kendaraan listrik oleh PT Hyundai LG Indonesia Green Power yang berpusat di Karawang, Jawa Barat. Proyek senilai Rp142 triliun ini menunjukkan kesungguhan Indonesia pada konsep hilirisasi nikel dan menjadikan Indonesia sebagai negara produsen sel baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara.

😃+

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *