Kehidupan Industri di Masa Depan

Perkembangan dunia industri pada saat ini demakin terus berkembang dan sudah menjadi satu bagian penting dari dunia secara keseluruhan. Perkembangan dunia industri ini sudah banyak memberikan kemudahan dan keuntungan tersendiri kepada perusahaan dalam pengerjaannya. Populasi pekerja profesional di bidangnya bisa dikatakan menyusut, sehingga dalam beberapa tahun terakhir, kekurangan tenaga kerja telah menjadi masalah sosial yang serius.

Perkembangan dunia industri pada saat ini demakin terus berkembang dan sudah menjadi satu bagian penting dari dunia secara keseluruhan. Perkembangan dunia industri ini sudah banyak memberikan kemudahan dan keuntungan tersendiri kepada perusahaan dalam pengerjaannya. Populasi pekerja profesional di bidangnya bisa dikatakan menyusut, sehingga dalam beberapa tahun terakhir, kekurangan tenaga kerja telah menjadi masalah sosial yang serius. Salah satu studi yang dilakukan lembaga riset McKinsey Global Institute sedikit membenarkan kegelisahan tersebut. Studi ini memperkirakan di tahun 2030 nanti, 400-800 juta pekerja di seluruh dunia berpotensi kehilangan pekerjaan akibat adanya otomatisasi. Yang dimaksud otomatisasi adalah ketika sebuah pekerjaan dapat dikerjakan sebuah sistem komputerisasi secara otomatis tanpa membutuhkan tenaga manusia. Besarnya jumlah tenaga kerja yang tergantikan ini tidak lepas dari semakin โ€œpintarnyaโ€ sistem komputerisasi saat ini. Kemajuan teknologi artificial intelligence membuat banyak pekerjaan yang saat ini dikerjakan manusia bisa digantikan oleh mesin, bahkan dengan hasil yang lebih baik dan biaya lebih efisien. Kelebihan ini membuat daya tarik otomatisasi kian seksi di mata perusahaan, karena dapat meningkatkan efisiensi yang menjadi kunci pertarungan bisnis saat ini.

Studi World Economic Forum 2018 juga mendeteksi fenomena peningkatan penggunaan robot untuk menggantikan peran manusia. Salah satu hasil penelitian dari studi ini menunjukkan, jenis pekerjaan terkait mengevaluasi informasi dan administrasi akan paling cepat digantikan oleh keberadaan robot. Beberapa contoh pekerjaan itu seperti data entry, akuntan, pekerja pabrik, sampai kurir. Akan tetapi, studi McKinsey dan World Economic Forum sebenarnya juga menyampaikan kabar baik, yaitu munculnya kesempatan kerja baru ketika era robotik mulai mendominasi.

Akan tetapi, studi McKinsey dan World Economic Forum sebenarnya juga menyampaikan kabar baik, yaitu munculnya kesempatan kerja baru ketika era robotik mulai mendominasi. Seperti diungkap penelitian McKinsey, otomatisasi akan meningkatkan produktivitas, yang justru membuat roda ekonomi berputar lebih baik. Akan terjadi peningkatan pendapatan utamanya di negara berkembang, membaiknya kondisi kesehatan masyarakat, serta munculnya konsep ekonomi baru yang membutuhkan lebih banyak tenaga kerja. Sementara studi World Economic Forum memperkirakan, akan ada 75 juta pekerjaan yang akan digantikan robot. Namun angka itu lebih sedikit dibandingkan kemunculan 133 juta lapangan pekerjaan baru yang menanti para pencari kerja di masa depan. Beberapa jenis pekerjaan baru yang akan dicari (bahkan saat ini sangat dicari) adalah data analyst, machine learning specialist, atau big data specialist. Oxford Economics dalam laporannya juga memperingatkan dampak disrupsi robot. Selain itu, salah satu dampak penggunaan robot adalah meningkatnya kesenjangan pendapatan. “Penggantian (tenaga kerja manusia menjadi robot) yang besar ini tidak akan menyebar secara merata di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara. Riset kami menunjukkan bahwa dampak negatif penggunaan robot akan lebih terasa di kawasan-kawasan berpendapatan rendah dibandingkan di kawasan berpendapatan tinggi di negara yang sama,” tulis Oxford Economics dalam laporannya. Para pekerja yang mendorong pengetahuan dan inovasi di industri manufaktur cenderung terkonsentrasi di kota-kota besar. Keahlian-keahlian tersebut sulit digantikan oleh otomasi. Itulah mengapa kawasan-kawasan urban akan lebih mudah beradaptasi dengan peningkatan otomasi, menurut laporan Oxford Economics tersebut. Secara keseluruhan, peningkatan penggunaan robot akan menciptakan lapangan kerja baru dalam laju yang seimbang dengan lapangan kerja yang hilang. Oleh karena itu, kata Oxford Economics, kekhawatiran akan hilangnya lapangan kerja akan tereliminir. Namun, kawasan-kawasan dengan pendapatan lebih rendah yang akan kehilangan lebih banyak lapangan kerja kemungkinan tidak akan menerima manfaat yang seimbang dari penciptaan lapangan kerja baru. Ini disebabkan adanya kesenjangan keahlian. Pada akhirnya, akan terjadi peningkatan kesenjangan pendapatan di antara kawasan perkotaan dan perdesaan. Kesenjangan juga akan terjadi antar kawasan.

Perusahaan-perusahaan yang sudah menggunakan robot, pastinya sudah paham soal keselamatan manusia. Oleh karena itu, semua teknologinya harus didukung oleh teknologi keselamatan demi melindungi manusia di sekitar robot. Teknologi keselamatan kerja dipandu oleh prinsip dasar. Salah satunya adalah prinsip pemisahan. Ini adalah prinsip yang mendorong pemisahan, atau kepastian tidak adanya tumpang tindih antara area kerja robot dan manusia. Tetapi karena semakin banyak robot menggantikan pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia, beberapa tumpang tindih tampaknya tidak dapat terhindarkan. Hal ini membutuhkan kebijaksanaan perusahaan dalam menjaga keselamatan para pekerja manusianya. Idealnya, manusia dan robot mampu bekerja sama, dengan tetap menomosatukan faktor keselamatan bagi manusia.

Dibalik kecanggihannya yang mempermudah pekerjaan manusia, ada pula sisi negatif dari fenomena otomasi ini. Dari sisi sosial, penggunaan otomasi robot pada industri dapat mengurangi lapangan pekerjaan. Di era serba otomatis seperti sekarang tenaga manusia sudah menurun nilainya. Manusia lebih dihargai karena otak dan hasil pemikirannya karena tenaga manusia sudah bisa digantikan oleh mesin otomatis. Hal ini membuat manusia harus lebih berpikir keras untuk dapat tetap bertahan di dunia kerja. Biaya pendidikan yang tidak murah banyak menjadi kendala yang pada akhirnya menghasilkan anak-anak putus sekolah yang berakhir menjadi buruh atau pekerja kasar. Pekerja-pekerja yang mengandalkan tenaga ini keberadaannya semakin terancam dengan adanya sistem otomasi industri. Salah satu yang dapat dilakukan untuk menghadapi kondisi ini adalah dengan investasi pendidikan yang tepat. Invenstasi di bidang pendidikan ini dapat menghasilkan sumber daya manusia yang andal dan mumpuni di bidangnya. Pendidikan yang diperoleh dengan maksimal dapat membuat sumber daya manusia kaya akan pengetahuan, keterampilan serta keahlian yang dapat diaplikasikan pada dunia industri. Ide-ide yang inovatif serta kemampuan memecahkan masalah dengan baik akan dapat diperoleh dari proses pendidikan yang telah dilalui.

Penulis :

  1. Deden Eko W. (10411910000041)
  2. Khairun Nisa (10411910000050
  3. Fahri Nailur Rohamat (10411910000052)
  4. Shinta Amelia P. (10411910000057)
  5. Nurul Aisha (10411910000062)
  6. Salma Auliarifkie S. (10411910000063)
  7. Erlangga Ardiansyah (10411910000074)
  8. Anggun Vanisha P. K. (1041910000076)
๐Ÿ˜ƒ+

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *