
Pernahkah kamu merasakan perasaan kosong, bosan, kehilangan motivasi, atau mulai beranggapan bahwa hidup tidak lagi menarik untuk dijalani, namun kamu tidak benar-benar mengetahui penyebabnya? Seperti berada di labirin tak berujung yang menyesakkan, juga membingungkan. Menjawab pertanyaan tentang kabar saja rasanya seperti mengikuti ujian lisan yang menyeramkan. Kita tidak tau apa yang sebenarnya terjadi dalam diri ini, atau bagaimana mendeskripsikan dengan tepat perasaan yang sedang berkecamuk. Tidak sedang dalam sebuah masalah namun tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Jika kamu merasakannya, mungkin kamu sedang mengalami languishing.
Istilah Languishing pertama kali diperkenalkan oleh sosiolog bernama Corey Keyes pada tahun 2002. Namun akhir-akhir ini, istilah languishing kembali ramai diperbincangkan khalayak umum, terutama setelah pandemi COVID-19 melanda seluruh penjuru dunia. Gelombang kepanikan pandemi tampaknya memiliki banyak pengaruh yang membuat diri kita tak lagi merasa penuh dalam hidup. Perasaan yang naik turun seperti roller coster menjadi hal yang terus menerus kita temui. Harapan muncul dan menghilang begitu saja. Mempopulerkan kembali istilah languishing ini. Corey Keyes menciptakan istilah languishing sebagai antitesis dari flourishing (berkembang). Tidak seperti gangguan panik atau depresi, languishing adalah serangkaian emosi bukan penyakit mental. Menurut Dr. Leela R. Magavi languishing mencakup perasaan stagnasi, monoton, dan kekosongan.Tanda languishing pada setiap orang dapat berbeda-beda, tetapi umumnya, orang yang mengalami languishing akan merasakan perasaan gelisah, hampa, terjebak, sulit fokus saat mengerjakan pekerjaan sehari-hari, tidak bersemangat menjalani kehidupan, dan kurang motivasi dan minat untuk melakukan hal-hal yang biasanya disukai.
Walaupun languishing bukan merupakan penyakit mental, namun jika terus menerus berlanjut dapat beresiko menjadi gangguan kesehatan mental yang serius. Oleh karena itu, perlu diatasi dengan cara yang tepat. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi languishing.
- Luangkan waktu jika memungkinkan
Jika kamu mulai merasakan perasaan hampa dan tidak bermotivasi, cobalah luangkan waktumu sejenak untuk beristirahat. Memang bisa terasa berlawanan dengan intuisi dan kontraproduktif namun kita bukan robot yang bisa terus menerus beraktivitas tanpa henti, ambillah jeda untuk dirimu sendiri untuk beristirahat dari rutinitas yang monoton.
- Beri dirimu izin untuk merasa senang (enjoy)
Alih-alih berfokus pada apa yang “seharusnya” membuat kamu Bahagia atau bahkan tidak berusaha menemukannya sama sekali, kamu dapat mulai bersandar pada hal-hal yang membuatmu senang. Selama tidak berbahaya akan sangat baik bagi dirimu untuk mulai mengeksplorasinya.
- Ubah suasana atau pemandangan
Berada di alam terbuka dapat mengubah suasana, perubahan pemandangan ini dapat memberikan efek menyegarkan. Hal ini dapat membantu melepaskan endorphin dan meningkatkan mood serta motivasi. Jika memungkinkan buat ruang khusus untuk bekerja yang terpisah dari tempat bersantai.
- Pergi ke professional / menjalani terapi
Jika memungkinkan, terapi dapat menjadi alat yang luar biasa untuk mengatasi perasaan baru dan menakutkan termasuk languishing. Para terapis biasanya akan membantuk untuk mengatasi beberapa beban akut seperti kematian dalam keluarga untuk mengontrol reaksi mental dan emosional.
- Mempelajari keterampilan baru
Mencoba dan mempelajari keterampilan baru juga bisa kamu jadikan cara untuk mengatasi languishing, karena hal tersebut bisa membantumu meningkatkan fokus dan motivasi. Dengan begitu, kamu akan lebih mudah merasakan berbagai emosi yang positif.
- Menjaga komunikasi dengan orang-orang terdekat
Komunikasi dengan keluarga dan sahabat menjadi salah satu hal penting yang dapat membuatmu merasa didukung dan dipedulikan.
Penulis : Yasmin Inayah, 2020
Sumber : Verywellmind.com, Satu Persen, Alodokter.com