
Tahukah kamu bahwa setiap tahunnya sekitar 84% pakaian berakhir di tempat pembuangan sampah? Diperkirakan terdapat 2.625 kilogram pakaian dibuang bahkan dibakar setiap detiknya. Pakaian yang terbuang ini berasal dari pakaian yang tidak terpakai, tidak terjual, dan tidak lolos pengecekan kualitas.
Tren fashion yang bermunculan saat ini, mendorong sifat konsumtif dan membuat orang akan terus berbelanja untuk mengikuti tren fashion tersebut meskipun tidak terlalu membutuhkannya. Hal ini yang mengakibatkan terjadinya penumpukan limbah pakaian. Istilah ini disebut sebagai fast fashion.
Fast fashion adalah istilah yang digunakan oleh industri tekstil yang memiliki berbagai model fashion yang silih berganti dalam waktu yang sangat singkat. Konsep fast fashion berjalan karena memenuhi permintaan pasar dengan memproduksi pakaian dalam jumlah banyak, waktu cepat, dan dengan harga murah. Karena harga murah dan model pakaian yang mengikuti tren, orang pun tidak banyak pertimbangan untuk berhenti menggunakan pakaian lama dan terus menggantinya dengan yang baru sesuai tren.
Dampak dari fast fashion sangat banyak loh! Biasanya industri fast fashion mempekerjakan karyawannya selama 14 jam/hari dengan upah rendah, tidak ada jaminan asuransi jiwa atau jaminan keselamatan kerja, serta harus bekerja dalam kondisi yang berbahaya untuk memproduksi produk fast fashion. Tidak hanya itu, biasanya industri juga menggunakan pewarna tekstil yang murah dan berbahaya, sehingga dapat menyebabkan pencemaran air dan beresiko terhadap kesehatan manusia. Salah satu bahan baku yang dipakai pun adalah poliester, yang berasal dari bahan baku fosil, sehingga saat dicuci akan menimbulkan serat mikro yang meningkatkan jumlah sampah plastik.
Industri fast fashion akan terus berkembang, dampak yang akan ditimbulkan pun juga semakin besar. Maka dari itu, kita harus turut andil dalam mengurangi dampak yang akan ditimbulkan dari fast fashion tersebut. Yuk, mari kita mengurangi pembelian produk fast fashion!
Penulis : Kabira Bennani, 2020