
Apakah sungai di Surabaya kualitasnya menurun? Beberapa sungai di Surabaya mengalami penurunan kualitas air yang signifikan karena limbah domestik, industri, dan pertanian yang tidak terkelola dengan baik. Selain itu bahan kimia berbahaya, zat organik, dan nutrisi berlebih dari limbah tersebut menyebabkan penurunan kualitas air sungai. Hal ini mengancam kehidupan akuatik, kesehatan manusia, serta berdampak negatif pada ekosistem sungai, termasuk pada kehidupan akuatik dan mangrove di sekitarnya.
Menurut Atin (11/06/2023) salah satu masalah yang signifikan mengenai pencemaran sungai ini karena sampah plastik. Sampah plastik yang dibuang sembarangan atau dibuang ke saluran air akhirnya mencapai sungai dan mengganggu aliran air. Sampah plastik ini merusak ekosistem sungai dan berdampak buruk pada kehidupan hewan air dan manusia yang mengandalkan sungai sebagai sumber air.
Azeeva (16/06/2023) sebagai selaku perwakilan ITS Duta Kampus SDGs Indonesia juga turut menyampaikan tanggapannya mengenai pencemaran sungai di Surabaya. “Untuk tanggapanku tentang pencemaran sungai di surabaya sebenernya sangat menyayangkan banget ya. Di deket daerah ITS kan juga ada aliran sungai, yang aku rasain sendiri kalau misal lewat itu kadang kerasa baunya. Pernah di pertengahan tahun 2022 kemarin aliran sungainya banyak busa. Artinya air sungainya sudah tercemar karena kemungkinan dari limbah domestik. Bisa dari aktivitas warga sekitar yang memakai detergen dan sabun cuci yang semakin meningkat, sedangkan sarana pengolahan limbah belum ada. Akibatnya busa jadi terkumpul di rumah pompa dan menutup permukaan sungainya. Sayang banget padahal kita berada di kawasan pendidikan yang harusnya daerah sekitarnya juga harus bersih mengingat sungai merupakan salah satu penampung air yang jadi sumber kehidupan. Sebagai duta kampus aku ingin mengajak sesama mahasiswa semakin melek terhadap isu lingkungan yang ada di sekitar kita dulu dan ikut menjaga bahkan memperbaikinya dengan kebisaan-kebiasaan kecil yang perlu diubah seperti mengurangi penggunaan plastik dan tidak membuang sampah sembarangan.”
Menurut Azeeva (16/06/2023) untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran sungai di Surabaya ini, diperlukan kolaborasi antara warga sekitar dan juga pemerintah daerah yang menaungi. Hal yang paling bisa dilakukan oleh warga dekitar yaitu mengurangi penggunaan detergen berlebih dan tidak langsung dibuang atau dialirkan menuju sungai. Di sisi lain, pemerintah daerah juga harus membuat dan memperbaiki Instalasi pengolahan air limbah, agar air limbah yang dibuang ke sungai benar-benar aman dan tidak merusak ekosistem sungai. Selain itu, sungai harus diberi waktu untuk memulihkan kondisinya sendiri, dengan tidak membuangi air limbah ke sungai selama kurun waktu tertentu. Selain itu, disisi mahasiswa/perusahaan perlunya kajian ulang terkait produk-produk detergen yang lebih ramah lingkungan. Misalnya penggantian STPP untuk builder detergen menjadi Zeolit A yang berasal dari biomass, dan semacamnya.
Azeeva (16/06/2023) menambahkan, “Kalau misal aku liat ada orang sebagai pelaku pencemar sungai, aku ga bakal sungkan untuk menegur dan meminta orang tersebut untuk memungut sampah yg dibuang dan yang ada disekitarnya sambil ikut memungut sampah lainnya. Tentunya dengan pendekatan yang baik dan tutur kata yang sopan. Cara pendekatan dan menegur juga tergantung kepada siapa kita berbicara apakah anak-anak, remaja, orang dewasa atau bahkan yang berumur. Karena menurutku sendiri tidak ada efek jera sebelum pelaku tersebut merasakan akibatnya sendiri dari mencemari sungai. Aku harap semua orang jadi lebih sadar untuk ikut menjaga lingkungan sekitar terutama sungai yang mulai tercemar.”
Harapannya pemerintah dan otoritas terkait di Surabaya harus terus berupaya untuk meningkatkan pengelolaan limbah industri, mengawasi kepatuhan peraturan lingkungan, dan mendorong kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sungai di Surabaya. Melalui upaya kolaboratif antara pemerintah, industri, dan masyarakat, diharapkan kondisi Sungai Kalimas dapat terus membaik dalam jangka panjang.