
Indonesia sebagai negara berkembang tentunya tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang semakin pesat dan berpengaruh dalam segala aspek kehidupan. Perkembangan teknologi membawa dampak yang besar kepada pemerintah dan juga berdampak pada perkembangan masyarakat, perilaku, dan budaya yang ada di Indonesia. Adanya krisis ekonomi dan krisis moral turut menggambarkan kondisi Negara Indoesia saat ini. Tidak hanya itu, peningkatan jumlah penduduk, kesenjangan sosial dan banyaknya pengangguran membuat masyarakat bergairah untuk melakukan tindak kriminal seperti begal, jambret, dan pencurian kendaraan bermotor atau sering disebut curanmor.
Tindak kriminal curanmor marak terjadi di kota-kota besar salah satunya Surabaya. Kota yang dikenal sebagai kota Pahlawan ini merupakan kota terbesar kedua setelah ibu kota. Tak jarang banyak transmigrasi yang mencari pekerjaan di Surabaya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang ada di kampung halaman. Gedung – gedung yang menjulang tinggi dan perkembangan teknologi yang canggih membuat Surabaya dianggap kota yang mempunyai strata sosial menengah keatas sehingga, banyak oknum – oknum yang tertarik melakukan tindak kriminal di kota Surabaya seperti curanmor.
Pendapat dari Bapak Ahmad Nurhuda, salah satu penjaga keamanan di kampus ITS mengatakan bahwa, curanmor sering terjadi pada daerah dengan mobilitas yang tinggi seperti, Surabaya Barat dan sekitarnya. Begitu pula kawasan sekitar kampus, seperti jalan raya ITS, Keputih, dan Sukolilo menjadi sasaran empuk curanmor.
Curanmor terjadi akibat beberapa faktor yaitu kurangnya pendidikan moral, penegakan sumber hukum yang lemah, latar belakang ekonomi, pergaulan, dan lingkungan yang salah, serta kesenjangan sosial yang kental di masyarakat.
“Akan tetapi, kita tidak bisa melihat dari sudut pandang pelakunya saja melainkan dari korban. Biasanya curanmor terjadi akibat kelalaian korban, seperti tidak mencabut kunci sepeda motor, tidak mengunci setang sepeda motor, dan parkir di tempat yang belum terjaga keamanannya sehingga memberi kesempatan pada pelaku melakukan tindak kriminal curanmor” ungkap Bapak Nurhuda, selaku keamanan di Kampus ITS.
Memang benar, diperlukan kesadaran penuh dari masyarakat untuk menjaga sepeda motornya dan tidak teledor seperti yang sudah disebutkan oleh Bapak Ahmad Nurhuda. Juga perlu adanya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat untuk mengantisipasi pelaku curanmor yang tidak bertanggung jawab.
Penulis
Muhammad Benaldo P
Shinta Lela Puspita S.
Gilang Rangga Satria
Nur Shela Evi A.
Mohammad Fakhri A.
Muhammad Eisyen F.A
Mochamad Vikhi Alfandi
Nisrina Amatur Rahmaan
Yenita Febriyanti